write.as

Tangerang Selatan, 20 Juni 2020

Lagi-lagi, lagi, dan lagi. Menangis seperti tak ada hentinya. Kontrol emosi hanya terbatas di ujung lidah saja. Mana kuat aku melihat kamu menangis begitu pedihnya karena aku, Sayang? Tak akan pernah tega. Aku jauh lebih pengecut dari kelihatannya. Aku merasakan sakit yang sama, tak tahu harus bagaimana. Sampai sekarang aku tak paham, aku merasa hubungan ini baik adanya tapi kenapa kembali lagi ujungnya harus begini? Rasanya ingin aku buang semua dan pergi saja bersama kamu ke suatu tempat, tapi aku tak mau hancurkan hidup kamu. Aku tak tahu harus bilang apa lagi ke kamu, semuanya terlalu sakit untuk ditahan dalam dada, tapi aku juga tak tahu bagaimana cara mencurahkannya, yang aku ingin cuma kamu. Aku sayang sekali sama kamu, izinkan aku mencintaimu dengan caraku. Terus menerus, dengan berbagai bentuk. Hal-hal baik yang pernah kita bangun dan perjuangkan bersama tidak akan pernah hilang dari benakku. Pelan-pelan, kita akan menemukan jawabannya nanti, bahkan jika jawabannya ‘tidak’, aku akan tetap bahagia bisa mengalami ini semua dengan kamu. Terus lakukan yang terbaik ya, kamu pria baik. Aku selalu terpikir, kalau berteman nanti, seperti apa pola hidup kamu? Aku tak mau kamu tidak teratur. Aku mau kamu sesehat dan sesegar mungkin, tolong jaga diri ya? Jangan sungkan untuk tanya aku bagaimana cara membersihkan sesuatu atau masak sesuatu. Pelajari cara melakukan basic life skills dan jadikan kebiasaan, ya? Kamu pasti bisa, aku bangga sekali sama kamu. Seperti di SD dulu, ketika aku iri sekali melihat kamu yang pintar, menyenangkan, dan banyak teman. Berkebalikan dengan aku. Jangan pernah sekalipun pandang diri kamu rendah, oke? Abaikan cacian, cari kesembuhan. Yang bisa merawat dan mencari kebahagiaanmu, ya hanya kamu sendiri.

‘Cause tonight, we’ll be fine.