write.as

Tangerang Selatan, 21 Juni 2021

Welcome to the last day of us, you said. Aku tidak tahu harus punya perasaan seperti apa. Rasa sakit itu masih ada, aku juga masih belum mengerti bagaimana cara menghadapi semuanya. Aku tidak berharap banyak, cuma ingin hari ini berjalan lancar, baik kamu dengan urusanmu atau aku dengan urusanku. Tidak siap, tidak ada yang siap, dan tidak akan ada yang siap. Hanya bisa berusaha. Aku masih di sini dengan sakit yang sama dan ketidakrelaan yang sama. Tak lupa, aku juga punya doa yang sama besarnya untuk kamu, agar selalu sehat dan bahagia. Jangan berfokus membahagiakan orang lain, bahagiakan dirimu sendiri dan tuntaskan mimpi-mimpimu. Lakukan hal baik bagi orang lain. Ulurkan tanganmu seperti yang kamu lakukan padaku. Ke depannya, aku tak akan enggan untuk kamu curahkan cerita-cerita seperti sebelumnya, aku akan mengusahakan apapun yang bisa kulakukan. Semoga hidupmu dipenuhi hal baik, seperti yang kamu doakan untukku. Dua tahun ini—tidak—bahkan tahun-tahun sebelumnya, jauh ke belakang—lebih dari berarti untuk mengenal kamu. Jangan pernah ragu akan nilai diri kamu. Kamu berharga dan kamu dicintai. Dunia tidak akan sama tanpa kehadiran kamu. Percaya diri. You are one of a kind. Aku tak tahu harus bilang apa lagi, tapi aku jujur dengan semua perkataanku. Aku cinta kamu, Jati Pandu Bangsa.

I’m more than in love with you.