write.as

Kediaman Bae. "Pah, Mah, aku mau nikah." Tuan Bae menatap anak tertuanya dengan heran. Sementara itu, nyonya Bae berhenti menyuapi anak bungsunya. "Irene, cucu eyang yang paling cantik, mau apa tadi?" Eyang Bae pun angkat bicara. "Mau nikah, Eyang," jawab Irene dengan mantap. Tuan dan Nyonya Bae pun saling bertatap-tatapan. "Mau nikah sama siapa?" Eyang Bae mengerutkan keningnya. "Wendy." "Wendy siapa, nak?" Tanya nyonya Bae. Irene berpikir sejenak sebelum mengedikkan bahunya. "Ga tau, Mah. Nanti aku cari tahu lagi," jawab Irene, "Tapi aku mau nikah sama dia." "Irene. Kamu dijodohin sama anak teman papah aja nolak. Kok sekarang mau nikah?" Protes Tuan Bae. "Ya abis, aku ga suka sama Suho. Kalau Wendy, aku cinta." "Cinta? Memang dia pacar kamu? Sudah berapa lama kalian pacaran?" "Belum pacaran, Pah. Aku baru ketemu dia umm ... 6 jam yang lalu." "Hah?!" Jantung Tuan Bae serasa mau copot. "Mah, anak kamu. Coba dibimbing," bisik Tuan Bae ke istrinya. "Irene sayang. Memangnya Wendy mau nikah sama kamu?" Sembari mengibaskan rambut panjangnya, Irene dengan percaya diri berkata, "Mau lah! Apa kurangnya aku?" "Kurang tinggi, kak," jawab Karina yang langsung meringkuk diam saat melihat kakaknya mendengus kesal. Meskipun Karina lebih muda, tapi tingginya sudah melebihi sang kakak. "Tidak boleh!" ucap Eyang Bae sambil menggebrak meja. "Loh? Kenapa?? Aku kan mau ngasi cicit ke Eyang!" "Kamu masih terlalu muda!" "Setahun lagi aku lulus, Eyang!" Protes Irene, "Cita-cita aku kan nikah muda!" "Pokoknya, tidak boleh!" Irene pun cemberut. "Mamah boleh nikah muda, kok aku dilarang sih??" "Eyang harus lihat seperti apa calon kamu. Bibit, bebet, bobotnya. Jangan sampai kamu salah pilih," ucap Eyang Bae dengan tegas. "Nah, kalau sama Suho, boleh kan Eyang?" Tanya Tuan Bae. "Aku ngga mau! Kalau papah terus maksa aku, aku minggat aja!" Seru Irene sembari berdiri dari kursi dengan nada mengancam. "Udah Pah. Jangan dipaksa," pinta nyonya Bae, khawatir jika putrinya nekat. "Irene, kamu bawa dulu Wendy ketemu eyang dan papah. Kalau dia anak yang baik, terserah kamu mau nikah kapan," ucap nyonya Bae yang langsung diprotes oleh Tuan dan Eyang Bae. "Makasi mamah!" Irene tersenyum puas sebelum beranjak ke kamarnya. ... ... "Kalian berdua mau Irene minggat? Lagi pula, belum tentu mereka berjodoh! Ini pasti cuma cinta monyet," ujar Nyonya Bae. "Hmm iya juga." Tuan Bae akhirnya mengangguk setuju. Di sisi lain, Eyang Bae menoleh ke Karina. "Kalau Karina cita-citanya apa, sayang?" Karina tersenyum lebar memamerkan giginya yang putih dan rapi, "Nikah muda!" "Tidak boleh!!" ***