@0X1LOVEKAI

lampu

#LAMPU MERAH DAN ES KRIM

Rencana Yeonjun dan Beomgyu untuk berkeliling mencari street food gagal total dan disinilah mereka, di dalam mobil dan tidak tahu arah akan pergi kemana setelah ini. Yeonjun melirik ke arah Beomgyu yang baru saja menghabiskan sebungkus popcorn karamel, wajahnya masih saja terlihat cemberut, bahkan bibirnya jika Yeonjun bisa hitung kira-kira sekarang sudah maju lima senti.

“Itu bibir kamu cemberut gitu bentar lagi jatoh Gyu.”

“Kesel tau gak sih, kenapa hujan mesti turun, pokoknya mulai hari ini aku benci hujan.” ucap Beomgyu dengan kesal. Yeonjun yang melihat itu hanya bisa tertawa karena bagi Yeonjun, Beomgyu sekarang malah terlihat lucu.

“Yaudah sekarang mau apa?” Tanya Yeonjun.

Mcflurry yang oreo sama mau kentang goreng.” Jawab Beomgyu.

“Itu aja? makanan beratnya gak mau pesen?”

“Nggak, mau makan ramen aja atau nggak nanti kamu masakin.” Yeonjun memang bisa memasak, walau masakannya yang bisa ia masak tidaklah jauh dari ramen instan atau masakan rumahan sederhana.

“Berarti abis ini mau ke apart aku aja? tapi nanti kalo aku masak jangan nyesel loh terus bilang masakan aku gak enak.” Yeonjun mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan karena Beomgyu itu sulit ditebak.

“Iya, bawel.”

*** Hujan masih turun dengan deras membuat udara di sekitar terasa dingin menusuk ke tulang, suara rintik hujan menghantam kaca bersahutan dengan suara wiper menemani perjalanan mereka, tak lupa juga iringan lagu dari playlist yang Beomgyu buat khusus untuk didengarkan ketika mereka berdua pergi bersama.

Yeonjun melirik ke sebelahnya, Beomgyu kini sedang menikmati kentang goreng dan juga es krim yang tadi mereka pesan. Beomgyu memakan es krim yang tadi ia pesan sedikit-sedikit, ya itu memang kebiasaan Beomgyu ketika makan, tetapi Yeonjun tetap saja tidak bisa berhenti gemas ketika melihat kekasihnya tersebut.

“Aku mau kentang dong,”

“Aaaaaa. Mana nih udah mangap aku dari tadi.” Ucap Yeonjun ketika kentang yang tadi ia minta tak kunjung datang.

“Sabar sebentar ini kentangnya ke ketimbun burger kamu di bawah.” Omel Beomgyu kepada Yeonjun.

Saat sedang mengambil kentang, tiba-tiba saja muncul ide jahil di kepala Beomgyu, dan tentu saja itu membuat Beomgyu tersenyum jahil. Beomgyu lantas mengambil ice cream yang ada di tangan dan melumuri dua jarinya dengan es krim tersebut, sedangkan Yeonjun yang masih setia membuka mulut pun tanpa sadar merasakan sensasi basah di pipinya, Yeonjun yang masih fokus menyetir pun sedikit terkejut, tetapi suara tawa Beomgyu setelahnya membuat Yeonjun ikut tersenyum.

“Usil banget sih kamu.” Beomgyu yang mendengar ucapan Yeonjun tersebut lantas mengulang aksinya tadi hingga kini pipi, mulut, hingga sebelah mata Yeonjun penuh dengan es krim. Tidak mau kalah dengan Beomgyu, Yeonjun pun ikut mengikuti aksi sang kekasih, walaupun aksi Yeonjun tidak sebrutal Beomgyu karena keadaan Yeonjun yang sedang menyetir.

Suasana di dalam mobil kini penuh dengan tawa dan teriakan Beomgyu. Setelah selesai dengan aksinya kini giliran Beomgyu mengajukan protesnya kepada Yeonjun.

“Tanggung jawab, ini muka aku kenapa jadi penuh es krim.” Protes Beomgyu, Yeonjun hanya menghela nafas setelahnya. Bukankah dia yang seharusnya mengajukan protes?

Beruntunglah karena sekarang Yeonjun berada di tengah-tengah lampu merah yang lampu indikatornya menunjukkan angka 209, ya memang terbilang cukup lama untuk lampu merah karena memang jalanan ini biasanya dihindari karena lampu merah yang cukup memakan waktu.

“Yaudah sini mana tisu basahnya, jangan malah makan es krim aku dong.” Omel Yeonjun ketika melihat Beomgyu yang sekarang diam-diam memakan es krim miliknya. Beomgyu yang terpergok hanya balas tersenyum, lengkap dengan sendok es krim yang masih ada di mulutnya.

Beomgyu yang masih asik memakan es krim milik Yeonjun tersebut langsung memberikan bungkus tisu basah yang sudah dibuka sembari memajukan wajahnya ke arah Yeonjun. Yeonjun langsung mengambil tisu basah tersebut dan langsung mengelap wajah Beomgyu dengan brutal. Balas dendam, pikir Yeonjun. Tindakan Yeonjun lalu dibalas dengan teriakan serta pukulan pelan dari Beomgyu.

“AH YANG BENER DONG! INI TUH MUKA BUKAN MEJA MAKAN! NANTI KALO MUKA AKU JADI RATA GIMANA?” Omelan Beomgyu hanya dibalas tawa oleh Yeonjun.

“Gantian dong nih muka aku juga belepotan gini.” Kini giliran Yeonjun yang menyuruh Beomgyu untuk membersihkan mukanya.

“Yaudah sini, merem!” perintah Beomgyu dan Yeonjun hanya menurut saja.

Hening

Suara hujan serta musik dari playlist mereka kini mendominasi. Yeonjun masih setia menutup matanya sampai ketika tangan dingin Beomgyu menyentuh leher Yeonjun, dirinya masih setia menutup mata karena tidak ada jaminan jika ketika dirinya membuka mata Beomgyu tidak akan memukulnya.

Kisses on the foreheads of the lovers Wrapped in your arms You've been hiding them in Hollowed out pianos left in the dark

Alunan lagu mengiringi sensasi dingin yang Yeonjun rasakan menyapu kelopak mata dan pipinya, wangi lembut dari tisu basah pun menusuk indra penciuman nya, membuat Yeonjun merasa nyaman, ditambah lantunan lagu dan suara hujan membuat Yeonjun nyaman.

Kini dapat Yeonjun rasakan jika kini Beomgyu sudah selesai membersihkan sebagian wajahnya. Suara berisik dari plastik menandakan Beomgyu sekarang sedang membuang tisu yang tadi ia pakai untuk digantikan dengan tisu basah yang baru. Yeonjun masih di posisinya memejamkan mata, menunggu Beomgyu menyelesaikan tugasnya untuk membersihkan wajahnya.

Yeonjun mengerutkan dahinya heran ketika bukan sensasi dingin dan harum wangi lembut dari tisu basah yang ia rasakan menyentuh pipinya, tetapi malah sensasi hangat dan basah menyentuh permukaan pipinya, ditambah lagi harum wangi vanilla yang kini Yeonjun bisa rasakan. Sensasi hangat dan basah itu terus terasa menyapu pipi hingga kini tepat terasa menyentuh permukaan bibirnya. Yeonjun langsung membuka matanya dan mendapati Beomgyu yang sedang menjilat bibirnya.

Sempat terpaku sejenak, Yeonjun kini mencerna apa yang terjadi di hadapannya sekarang. Tersadar dari keterkejutannya, tanpa banyak menunggu, Yeonjun langsung membuka mulutnya dan membalas ciuman Beomgyu dengan lumatan pada bibir Beomgyu, membawa lidahnya masuk ke dalam mulut Beomgyu dan menyesap rasa manis dari es krim yang masih bisa dengan jelas Yeonjun rasakan.

Got the music in you baby, tell me why You've been locked in there forever And they just can't say goodbye Your lips, my lips, apocalypse Your lips, my lips, apocalypse

Lantunan dari lagu yang terputar menemani kegiatan mereka sekarang. Suasana sekitar yang tadinya terasa dingin kini mulai terasa hangat dan panas. Beomgyu yang mengetahui Yeonjun mendominasi ciuman pun tak mau kalah, kini dirinya menarik rambut Yeonjun dan membawa bibirnya untuk melumat bibir kekasihnya, membawa lidahnya masuk dan mengabsen gigi Yeonjun. Lidah mereka saling bertemu, deru nafas keduanya pun saling beradu.

Puas dengan ciuman panas kini Beomgyu menarik kembali kepala Yeonjun untuk melepaskan ciuman keduanya, Beomgyu lalu mulai mengecup sembari sesekali menjilat ujung bibir Yeonjun hingga ke leher Yeonjun dan meninggalkan bekas merah di sana, sedangkan Yeonjun membawa tangan masuk ke dalam baju Beomgyu dan mengelus punggung kekasihnya tersebut, tak lupa juga kini bibirnya juga ikut menjamah leher mulus Beomgyu.

”Mmmh” satu desahan lolos dari mulut Beomgyu ketika Yeonjun menjilat area atas leher Beomgyu.

Tak ingin berlama-lama dengan posisi seperti ini, Yeonjun kini kembali menarik Beomgyu ke dalam ciumannya, mencium kembali bibir atas dan bawah Beomgyu secara bergantian. Yeonjun sedikit menggoda Beomgyu dengan menggigit bibir Beomgyu di sela-sela ciumannya sehingga Yeonjun dapat mendengar lenguhan Beomgyu di sela-sela ciuman mereka. Tangan Yeonjun pun tak tinggal diam, kini Yeonjun tidak mengelus punggung Beomgyu, melainkan mengelus dada Beomgyu.

TIN! TIN!

Suara klakson terdengar dan membuat keduanya tersadar dan langsung kembali ke posisi semula. Rasa canggung kini Beomgyu rasakan, berbeda dengan Yeonjun yang malah tersenyum dan kembali fokus menyetir. Beomgyu kini menatap ke arah jendela sembari membenahi rambutnya yang sedikit berantakan. bibirnya agak sedikit terasa kebas dan juga bengkak akibat dari perbuatan Yeonjun.

“Yah padahal lagi enak tadi.” Ucap Yeonjun sembari tersenyum menggoda Beomgyu yang sekarang pipinya memerah akibat ucapan Yeonjun.

“Tapi seru juga ya, ciuman di bawah lampu merah, rasanya kaya ikut kejuaraan ciuman, soalnya berpacu sama waktu.” Mendengar ucapan Yeonjun, Beomgyu langsung melotot dan memukul pundak Yeonjun, sedangkan Yeonjun hanya balas tertawa karena lucu melihat kekasihnya memerah karena malu.

***

Suara hujan sudah tidak terdengar karena mereka sekarang sudah berada di basement apartemen Yeonjun. Sekarang hanya terdengar suara dari mobil yang masih menyala dan juga lantunan musik dari dari playlist yang masih terus berputar.

It's dark outside I'm feeling right with you, oh, you Don't turn off the lights Can we try something new, oh, new? You see this side of me

“Nggh”

Ah! selain suara dari mobil dan lantunan musik yang terdengar, jangan lupakan suara desahan keduanya yang sekarang tengah asik bercumbu di dalam mobil. Beomgyu kini sudah berada di pangkuan Yeonjun, setir mobil yang sedari mengenai punggungnya tidak menjadi penghalang Beomgyu untuk mencumbu sang kekasih. Jangan tanya bagaimana keduanya kini berakhir bercumbu di dalam mobil tepat di basement, salahkan Beomgyu yang menggoda Yeonjun dengan es krim yang lagi-lagi Beomgyu manfaatkan sebaik mungkin.

“Jun,”

“Hmm?” Jawab Yeonjun di sela-sela ciumannya.

“Can I get another ice cream?” Mendengar kata-kata Beomgyu, Yeonjun mengerutkan alisnya bingung. Yeonjun menatap Beomgyu mencari jawaban atas pertanyaan Beomgyu, namu yang Yeonjun dapati adalah wajah Beomgyu yang tersenyum dan tepat berada di atasnya dengan penampilan yang lumayan berantakan.

Tanpa aba-aba, Beomgyu mendekatkan wajahnya ke telinga Yeonjun dan…

DUK!

Kursi yang diduduki Yeonjun tiba-tiba saja sudah dalam posisi terlentang dan juga Beomgyu langsung mendorong kursi yang mereka duduki agar lebih mundur. Posisi Beomgyu sekarang sungguh terlihat sangat menantang, dengan tangan kiri Beomgyu tepat berada di dada kanan Yeonjun dan posisi Beomgyu yang tegak membuat Yoenjun dapat melihat tulang selangka hingga leher Beomgyu yang sudah dipenuhi hasil karyanya.

”Can I? This one.” Tangan kanan Beomgyu tiba-tiba saja meraba dari paha hingga ke selangkangan Yeonjun, menarik turun zipper celana yang Yeonjun kenakan lalu setelahnya membebaskan kejantanan Yeonjun yang masih belum tegang sepenuhnya. Tangan lentik Beomgyu mengelus halus Yeonjun di bawah sana dan membuat Yeonjun menggeram akibat perbuatan Beomgyu.

Kejadian di mana Beomgyu menarik dasinya yang kemudian ia gunakan untuk mengikat tangan Yeonjun terjadi begitu singkat, sampai tanpa sadar kini kedua tangan Yeonjun sudah terikat, tepat di belakang sandaran kepala dan membuat Yeonjun sulit untuk bergerak.

“It will be fun if you can’t move. The only thing that can move is my mouth.”

Beomgyu kini membawa tubuhnya untuk duduk berlutut di bawah, membawa wajahnya menatap kejantanan Yeonjun yang kini sudah total tegak, mengelus dengan lembut dan menjilatnya dari bawah hingga ke atas, membuat Yeonjun kini mendesah akibat ulah Beomgyu.

“Jun.” Ucap Beomgyu.

“Nggh?” Yeonjun mencoba menjawab Beomgyu di tengah-tengah kegiatan Beomgyu yang menyiksa dirinya karena Beomgyu terlihat sengaja menggoda Yeonjun dengan melancarkan aksinya dengan lambat.

“You know, it's gonna be my birthday within a month. Can I get something from you?”

”Something like….”

“Like-nghh what?” Balas Yeonjun dengan susah payah karena kini Beomgyu mengelus dan memainkan jari-jarinya di atas ujung kepala kejantanan Yeonjun.

“Piercing,” Mendengar jawaban Beomgyu, Yeonjun kembali dibuat bingung. “I think it will be more interesting if you have a piercing on here.” ucap Beomgyu sembari matanya menunjuk ke arah kejantanan Yeonjun.

“Nghh-okay” Mendengar itu, Beomgyu kini mengelus kejantanan Yeonjun dan kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya, mengulum dengan lembut, membawa lidahnya bermain disana, merasakan panas dan juga hangat dari kejantanan Yeonjun.

Berbeda dengan Beomgyu, kini Yeonjun hanya bisa mendesah karena Yeonjun berani bersumpah jika tidak ada yang bisa membuatnya menggeram nikmat seperti ini, ternyata mulut pedas Beomgyu tidak hanya bisa membuat panas telinga saja.

Yeonjun bersusah payah melepas ikatan dasi yang Beomgyu ikat di pergelangan tangan nya, tapi percuma karena Beomgyu mengikatnya dengan sangat kuat, membuat pergelangan tangan Yeonjun memerah. Yeonjun sangat ingin menjambak rambut Beomgyu dan menenggelamkan mulut sang kekasih agar bisa mengulum kejantanannya lebih dalam lagi.

“Mmmhh” Suara desahan Beomgyu ketika merasakan jika kejantanan Yeonjun mulai terasa lebih keras dan juga membesar, Beomgyu tau Yeonjun akan segera sampai, maka dari itu tanpa izin, Beomgyu memasukan dua jarinya kedalam lubang Yeonjun.

“NGHHH” Desahan Yeonjun semakin terdengar akibat tindakan Beomgyu yang menekan prostat dan memijatnya, memberikan rangsangan lebih dan sekarang total membuat Yeonjun menggila. Jangan kira hanya Beomgyu saja yang bisa bermain di bawah sana, nyatanya memang titik rangsangan pada pria bukan hanya ada pada kejantanan nya tetapi juga ada pada prostat.

“AHHH!” Yeonjun menjemput putihnya tak lama dari pijatan jari Beomgyu yang semakin intens di bawah sana, Yeonjun memuntahkan semuanya di dalam mulut Beomgyu. Ketika selesai Beomgyu tersenyum puas sembari mengusap mulutnya dan kembali naik ke pangkuan Yeonjun.

“Manis, I like it.” Beomgyu tidak bohong ketika mengatakanhal tersebut, karena nyatanya Yeonjun memang terasa manis karena dirinya menjaga pola makan dan menghindari rokok demi Beomgyu.

Kini ikatan dasi yang terikat di pergelangan tangan Yeonjun kini sudah terbuka, membuat Yeonjun kembali duduk dan langsung menarik Beomgyu ke dalam ciumannya, manis, benar kata Beomgyu. Tangan Yeonjun kini melucuti kemeja putih yang Beomgyu kenakan dan membawa tanganya memilin puting Beomgyu.

“Nggghh, Jun.” Beomgyu mendesah gelisah ketika ciuman Yeonjun kini berpindah mengulum puting kanannya, sedangkan tangan Yeonjun kini sibuk melucuti celana Beomgyu dan kini hanya tersisa kemeja Beomgyu yang kancingnya sudah terbuka semua. Beomgyu Kembali mendesah ketika Yeonjun menyentuhnya di bawah sana, mengocok kejantanan Beomgyu dengan tempo yang cepat.

“Junnhhh.” Beomgyu semakin mendesah nikmat hingga tanpa sadar Beomgyu membusungkan dadanya, menuntut Yeonjun untuk mengulum lebih putingnya, Yeonjun pun dengan senang hati mengulum kedua puting tersebut bergantian sembari sesekali menggigit dan meninggalkan tanda kemerahan di sana.

Cairan pre-cum Beomgyu sudah banyak membashi tangan Yeonjun sedari tadi, membuat gerakan di bawah sana semakin cepat karena licin dari cairan pre-cum milik Beomgyu. Beomgyu merasakan jika dirinya juga akan sampai sebentar lagi.

Yeonjun bisa melihat bagaimana mulut Beomgyu terbuka dengan lelehan air liur seolah mengais nikmat dari kegiatan yang mereka lakukan, Yeonjun juga dapat melihat bagaimana Beomgyu yang mendongak ke atas dengan mata yang menyisakan bagian putih saja lalu disusul dengan cairan Beomgyu yang mengenai perut serta dada Yeonjun. Setelah itu Beomgyu ambruk di pelukan Yeonjun dengan nafas yang terengah.

Beomgyu dengan nafas yang terengah dipelukan Yeonjun kini mencoba bangkit dan mendorong Yeonjun untuk terlentang di kursi depan, tangan kanannya memegang kejantanan Yeonjun Lalu dengan gerakan yang cepat memasukannya tepat keholenya.

“AKH!” Beomgyu mengaduh ketika rasa perih terasa akibat dirinya yang memasukan kejantanan Yeonjun tanpa penetrasi sebelumnya. Berbeda dengan Yeonjun yang malah menggeram nikmat karena kejantanannya yang kini terasa seperti dijepit. Beomgyu kini mencoba untuk menggerakan pinggulnya naik turun, mencoba menyesuaikan holenya dengan milik Yeonjun yang bisa terbilang cukup besar itu.

Dengan kemeja putih berantakan, lengkap dengan hiasan merah dari pipi yang merona hingga ke dada yang dipenuhi hickey membuat Beomgyu terlihat sangat sexy, sayang pemandangan ini tidak bisa terlihat dengan jelas karena lampu mobil yang mamang remang-remang dan juga mobil yang ukuranya tidak cukup luas.

Yeonjun bangkit, membuat posisinya berhadapan dengan Beomgyu, dengan penyatuan mereka yang masih menyatu di bawah sana, Yeonjun membalik posisinya, membuat posisi Beomgyu membelakangi dirinya, Yeonjun lalu menarik leher dagu Beomgyu dan membawanya ke dalam ciuman sembari pinggulnya terus bergerak menusuk di bawah sana.

“Sekarang giliran aku.” Yeonjun dengan semangat menaikan temponya, bunyi desahan dan tamparan kulit terdengar nyaring dari dalam mobil.

“Pelan-ngghh pelan Jun.” Ucap Beomgyu terbata-bata

“Tapi kamu suka kan?” Bisik Yeonjun di telinga Beomgyu. Beomgyu yang ditanya hanya mampu membalas ucapan Yeonjun dengan desahan.

“Do you like it, Gyu?” Tanya Yeonjun lagi, tapi kali ini Yeonjun sengaja memelankan gerakannya dan tentu saja itu membuat Beomgyu frustasi.

“Suka-akh!” Beomgyu merasakan prostatnya ditekan secara-tiba ketika Yeonjun menghentakan kejantanannya dengan keras.

“Your dick, I like it. Just fuck me harder Jun!”

Dan setelah itu Yeonjun kembali menghentakan kejantanannya hingga Beomgyu membusungkan dadanya dan mencapai putihnya, begitu pula dengan Yeonjun yang menggeram karena kejantanannya diremas oleh lubang Beomgyu di bawah sana sehingga Yeonjun menyusul Beomgyu menjemput putihnya setelahnya. Yeonjun ambruk di atas Beomgyu dan setelahnya Yeonjun mencium pelipis Beomgyu sembari memeluknya dari belakang.

“Choi Beomgyu, will you marry me?”

-FIN-