write.as

🌼🌼🌼🌼 Tanaya menghembuskan napasnya untuk menenangkan dirinya, Abbiyu baru saja mengirim pesan bahwa dia dan Barra sudah dalam perjalanan untuk menjemputnya. Jari-jari tangannya berubah menjadi sedingin es karena dirinya sangat gugup bercampur takut untuk kembali kerumah Jeffery. "It's oke Tana kak Jeff udah gak marah jadi dia gak akan hukum lo lagi kayak kemarin" ucap Tanaya kepada dirinya sendiri. Untungnya luka di bibir dan lehernya sudah sembuh hanya tinggal di dada dan bahu nya saja dan dia tidak khawatir karena itu tertutup baju yang dia pakai. Tin.... Suara klakson mengagetkan Tanaya dan ketika dia mendongak ada Abbiyu disana yang melambaikan tangan kepadanya sementara Barra hanya diam dibalik kemudi. Tanaya mengambil tasnya lalu berjalan mendekat ke mobil, membuka pintu dibelakang Abbiyu lalu masuk kesana. "Kamu pucet banget dek, kamu sakit?" tanya Abbiyu sambil menoleh kebelakang kearah Tanaya. "Oh? Eng-enggak kak mungkin efek karena beberapa hari kemarin gak keluar rumah kali". Disepanjang perjalanan Abbiyu bisa merasakan kegelisahan Tanaya yang hanya duduk diam dengan pandangan mata gelisah, Abbiyu merasa sesuatu pasti telah terjadi melihat bagaimana ekspresi Tanaya yang terlihat panik dan juga cemas. "Dek? Gimana kamu sama Jeffery?" pertanyaan dari Abbiyu membuat Tanaya gelagapan, apanya yang gimana?. "Hah? Gimana kak? Ya baik-baik aja kok" jawab Tanaya dengan gugup. "Kata Jeff kalian sempet ribut karna Jeff cemburu sama kamu? Kenapa? Ada orang lain yang deketin kamu?". Pertanyaan Abbiyu membuat Tanaya memutar ingatan tentang malam itu dan kembali membuat tubuh Tanaya gemetar ketakutan. Abbiyu total memutar tubuhnya ketika melihat Tanaya yang tampak ketakutan dan cemas itu. "Hey Tana? Dek? Kamu kenapa?". Tanya Abbiyu ikut panik. "Hiks gak mau inget ini hiks gak mau" Tanaya menutup wajahnya dengan tangannya dan menangis. "Barr stop dulu Barr!" Barra yang mendengar perintah Abbiyu pun mengnepikan kendaraan, Abbiyu pindah kebelakang dan duduk disamping Tanaya. "Tana kenapa dek? Apa yang salah? Inget apa kamu inget apa dek?" Abbiyu bergerak untuk memeluk Tanaya tapi Tanaya mendorongnya menjauh. Tanaya takut Jeffery bisa melihat nya dan kembali marah padanya, Tanaya terus menolak pelukan dari Abbiyu dan berusaha menjauhkan tubuh Abbiyu darinya. "Hiks mau pulang hiks mau tidur kak ayo pulang hiks" Abbiyu pun tidak ada pilihan lain selain menurut dia pun memberi isyarat kepada Barra untuk melanjutkan perjalanan mereka. Sesampainya di rumah Jeffery, Tanaya langsung berlari menuju kamar yang di tempatinya, sedikit bergetar ketika dia melewati kamar milik Jeffery yang berada di sebelah kamarnya. Tanaya mengubur dirinya kedalam selimut membisikkan kata "it's oke" kepada dirinya sendiri. Ting.... Tanaya meraih ponselnya dan melihat pesan dari Jeffery yang mengatakan dia akan segera pulang, dan Tanaya berlari keluar kamar dengan panik. Tanaya mengetuk pintu kamar Abbiyu dengan ribut yang langsung di bukakan oleh pemiliknya yang terkejut dengan apa yang dia lakukan. "Dek? Kamu kenapa?" tanya Abbiyu dengan panik. "Ka- kak Biyu aku hiks aku mau tidur sama kakak boleh ya hiks ya kak? Ak- aku takut kak hiks" Abbiyu langsung membawa Tanaya untuk masuk dan Tanaya langsung menuju kasur Abbiyu dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. "Dek kamu ini kenapa? Apa yang terjadi sih?" Abbiyu berucap pelan sambil memandangi tubuh Tanaya yang tenggelam di balik selimut. Setelah beberapa saat, Tanaya akhirnya tertidur dan Abbiyu pun membuka selimut yang menutupi wajah Tanaya agar dia bisa bernapas dengan leluasa. Abbiyu tiba-tiba teringat bahwa Tanaya pernah bertanya tentang kemampuannya yang bisa menghapus ingatan seseorang, kenapa Tanaya bertanya tentang itu? Apa yang sebenarnya ada di ingatan Tanaya? Kenapa dia bertingkah seperti orang ketakutan tadi. "Dek gak papa kan kalo kakak liat ingatan kamu? Kakak pengen tau apa yang terjadi sama kamu sampe kamu kayak gini" ucap Abbiyu pada Tanaya yang tertidur lelap. Abbiyu meletakkan ujung jarinya pada dahi Tanaya, mencoba mencari kenangan macam apa yang membuat Tanaya ketakutan. Tampaknya Abbiyu tidak perlu melihat jauh karena saat ini Tanaya memimpikan kenangan tersebut. Abbiyu menarik tangannya, menutup mulut nya yang hampir saja memuntahkan isi perutnya, Abbiyu memasang ekspresi ngeri di wajahnya atas apa yang baru saja dia lihat. "Idiot brengsek!" maki Abbiyu pada Jeffery, lalu menyambar ponselnya menanyakan keberadaan Jeffery. Abbiyu menyeringai ketika Jeffery mengatakan bahwa dia hampir sampai di rumah, Abbiyu meletakkan ponselnya lalu mengusap pelan kedua mata Tanaya, membuatnya jatuh terlelap dan tidak akan terganggu akan apapun yang akan terjadi nanti. 🌼🌼🌼🌼