write.as

Pilu Yang Semakin Membiru

Setelah melakukan kemoterapi pertama, Meghantara mendapat pesan dari dokter Spesialis nya, Dokter Jon, Bahwa hasil dari darahnya baru saja keluar dan mewajibkan Tara datang dan melihat hasilnya. Seperti kemo pertama, ia datang bersama Sahabatnya, Matahari.

“Tar, kayaknya ini ruangan dokter Jon deh” Hari menunjuk kepada sign nama di salah satu pintu rumah sakit itu.

Knock knock “Permisi, bisnis cupang...” Hari membuka pintu dengan kalimat konyolnya

“Eh nak Tara, Nak Hari. Duduk duduk.” Ucap dokter Jon yang sedang mengecheck beberapa kertas ditangannya. Matahari dan Tara duduk di kursi tepat berseberangan dengan dokter Jon.

“Jadi gimana dok?” Tanya Tara dengan raut muka khawatir

“Iya nak Tara. Kemarin saya hanya bilang kamu terkena Kanker Darah Stadium 2 ya. Setelah hasilnya keluar, Kanker kamu termasuk di Kategori Leukimia Stadium 2.” Dokter Jon memandangi Tara sambil memberikan beberapa hasil lab nya.

“Lalu dok? Teman saya selanjutnya harus gimana?” Tanya hari

“Seperti yang kalian tau mungkin, Pada stadium ke 2 ini, Tara mungkin tidak merasakan sakit yang terlalu signifikan. Bahkan ia terlihat baik baik saja kan. Sel sel kanker memang berkembang, dan bisa saja naik ke level 3. Tetapi penyebaran nya belum ke seluruh area tubuhnya. Badannya bisa sesekali mengigil. Tetapi saat badan Tara mengigil, sebenarnya darah kamu sedang dirusak sama si kanker ini.” Jelas Dr. Jon kepada kedua pemuda ini

“Ehm iya saya tau dok. Untuk bertahan hidup, berapa lama? Jujur saja dok. Saya hanya butuh kepastian.” Tanya Tara yang terdapati sudah berkaca kaca pada kedua bola mata cokelatnya

“Saya sudah jelaskan, kondisi nya berbeda beda. Tergantung kesehatan kamu, mental kamu, serta pola hidup. Kebanyakan kasus bisa bertahan sampai 5 tahun. Bisa lebih atau bisa kurang” Jawab dokter Jon menyakinkan Tara bahwa pemuda ini bisa sembuh

Jawaban dari dokter Jon membuat Tara sontak menundukkan kepalanya. Sedangkan Hari yang duduk disamping Tara tidak tau harus berbuat apa kali ini.

Tara tidak tau sehancur apa dunianya saat ini. Ia harus berjuang hanya ditemani Hari. Sedangkan orang orang terdekat lainnya, ia sendiri pun masih belum mempunyai nyali untuk memberitahu kan nya.

“Nak Tara, kemoterapi tetap harus kamu jalani guna menghambat penyebaran. Dan apa keluarga kamu sudah diberi tahu seperti yang saya chat kemarin?”

“B-belum dok. Mungkin secepatnya.”

“Mental kamu harus dijaga Tara. Lebih baik kamu jujur kepada orang terdekat kamu agar mental kamu stabil”

Tara mengangguk sambil mengelap air matanya yang baru saja turun diruangan dokter Jon.

“Saya mengerti keadaan kamu. Tapi percaya Tara. Takdir tuhan tidak ada yang tau. Kamu harus percaya kepada Tuhan. Karena semua kendali ada padanya.”

Tara hanya ingin kebahagiaan di dunia ini. Mungkin menurutnya, dimasa kecil, ia hanya mempunyai trauma yang buruk, dan ia sangat ingin menghapus trauma tersebut di saat saat dewasa seperti ini. Mungkin di semesta ini, dirinya memang tidak ditakdirkan untuk memiliki kebahagiaan yang utuh.

“Sudah jam 1 siang, sudah waktunya kamu Kemo kedua. Lebih cepat lebih baik kita cegah, ayo nak Tara, saya antarkan”

Dokter Jon berdiri diikuti oleh Tara dan Hari yang masih merenungkan tentang cara semesta bertindak kepada Tara. Tidak adil, memang. Tetapi, benar seperti kata dokter Jon. Kendali penuh ada pada Tuhan.


Proses kemo ke 2 dimulai. Sama seperti Kemo pertama Tara, ia sudah menyiapkan hati dan pikirannya saat kemo.

“Everything is gonna be fine Tar.” Ucap Tara dengan nada kecil

Seketika, tangan Hari memegang tangan Tara yang sedang dipasangkan beberapa kabel dari alat kemo tersebut.

“Tar, gue disini.” Hari memandang Tara dengan penuh keyakinan bahwa Hari siap menemani Tara dengan keadaan apapun. Cukup lama Hari memandangi Tara sampai akhirnya

BUGH

“ANJIR KOK GUE DI GEPLAK!? APA SALAH AING!?”

“Bener bener ye tangan lu masih kuat aja geplak gue. Lebih sakit daripada geplak an Bu Rita ke gue karena maling Ayam di dapur dia waktu itu.”

“Eh Lo serius gamau nonton film ini? Kalau mau deketan. Kita watching watching together...”

“Ehm engga, Lo aja. Gue mau main hp sambil denger musik aja.” jawab Tara yang sedang membuka galeri foto di hp nya sambil mendengarkan lagu dari Rex Orange County.

Ia sedang melihat kilas balik Minggu kemarin, dimana semua orang kesayangannya berkumpul. Ada Genk Kesatria Malamnya dan perempuan yang membuat Tara jatuh hati karena tingkah lakunya. Mereka lah sumber penyemangat Tara saat ini.

Untuk kemo ke 2 ini, dia sudah dipastikan makan karena ia tidak ingin hal serupa terjadi kembali. Jadi ia hanya melihat Hari yang asik memakan nasi uduk dengan telor balado diatasnya sambil menonton film Horror Thailand.

Hari sempat meringis beberapa kali. Katanya ia kasian dengan pemeran utama wanita nya yang mati tertabrak tuk tuk (kendaraan khas Thailand). Tara mengelus pundak Hari yang baru saja. Tawa Tara pecah selanjutnya, bersamaan dengan banyak lelucon yang Hari ciptakan agar Tara tidak merasa terbebani dengan penyakit ini.

Hari cukup bahagia, setidaknya teman-nya ini masih mau bertahan untuk hidup, walau sejujurnya untuk bernafas saja, Tara pasti enggan.