write.as

Malam Ratusan Purnama

Suasana SMA Nirvana malam ini sangat berbeda. Dekorasi nya sangat lah cantik ber tema kan “Malam Ratusan Purnama”. Terlihat teman teman Tiara datang berpasang pasangan, sedangkan dia hanya seorang diri. Daren menunggunya di parkiran sekolah.

Gadis itu datang dengan Dress Green Emerald layaknya Tinkerbell yang kehilangan arah. Dia tidak siap untuk malam ini. Namun, sahabatnya Rebecca juga datang dan ia juga tidak berpasangan.

Rebecca yang melihat Tiara di lorong menuju Aula, sontak kaget. “Loh kok Lo Dateng!!??”

“Dipaksa.” Ujar Tiara

“Dih, ada ada aja. Nah, mumpung Lo Dateng, kita harus jadi couple of the year ya bestie. HIDUP JOMBLO TILL DIE!” Rebecca mengepalkan tangannya dan mengudarakan genggaman semangat itu.

“Ehm, ga deh. Lo aja aja yang jomblo. Till die pula. Gue masih ada Ka Tara.”

Tak lama kemudian, terlihat sosok Reno yang memakai setelan Hitam dengan earphone panitia di telinga kirinya. Reno memandangi Tiara sebelum dirinya masuk ke Venue.

“Reno, ayo masuk, acaranya udah mau mulai.” Ujar salah satu anggota OSIS

“Eh iya iya.”

“Apaan deh, Reno ngeliatin Lo sampe kaya gitu. Emang dasar cowok. Pasti dia nyesel tuh, Ra.” Rebecca menyenggol bahu Tiara

“Yuk masuk, katanya udh mau mulai acaranya. Gasabar dansa dibawah lantunan suara Afgan.” Tiara memegang tangan Rebecca dan menarik nya untuk masuk ke aula.

Acara Prom Night baru saja dimulai. Sambutan demi sambutan dilayangkan oleh guru, kepala sekolah, serta perwakilan universitas. Setelahnya, acara selanjutnya acara utama, yaitu siswa siswi berdansa dengan pasangan mereka masing masing. Suasana Aula semakin riuh, dikarenakan mereka akan berdansa dibawah lantunan bintang tamu secara live, Afgan.

Penampulan live music memang selalu dapat memanjakan telinga. Namun, diantara puluhan siswa siswi yang datang, ada satu insan yang memilih untuk menikmati lagu dari kejauhan.

Tiara hanya memandangi teman temannya yang asik mengikuti alunan lagu Afgan. Terlebih lagi, semua lagu Afgan adalah kesukaannya. Ini membuat dirinya teringat ketika acara Class Meeting tahun lalu, dimana dirinya dan Tara bersama di satu tempat menonton Afgan.

“Haha, ternyata bener ya kata Mba Tarot waktu itu. Pasti akan ada yang mengorbankan sesuatu demi terjalannya sebuah keinginan. Tadinya ga percaya tapi ya udah kejadian...” Ujar Tiara

Lagu demi lagu dinyanyikan Afgan, sehingga netra Tiara tidak sadar bahwa Reno berjalan ke arahnya.

“Boleh duduk?” Tanya Reno

“Gue tau apa yang terjadi, Ra.”

Kalimat itu membuat Tiara mengalihkan wajahnya ke arah Reno.

“Ini malam terakhir kita disini. Gue cuma mau minta maaf atas kelakuan brengsek gue waktu itu. Udah hampir setahun Lo gamau ngomong sama gue. Gue mau malam ini semua itu selesai. Maaf ya Ra?” Reno memegang tangan Tiara dan sontak membuat Tiara melepas nya cepat cepat

“Tenang aja Reno. Gue udah maafin Lo dari lama. Gue minta maaf juga. Ga seharusnya gue ngejar ngejar orang yang masih terjebak dengan masa lalunya. Bodoh sih, tapi ya namanya cinta. Waktu itu ya.” Jawab Tiara

“Syukur deh kalau Lo mau maafin gue. Daripada Lo duduk diem disini, sayang tuh dress cantik Lo gadipake dansa. Mau dansa bareng gue?” Reno berdiri dan mengulurkan tangan nya kepada Tiara

Benar apa kata Reno. Ini adalah malam terakhir yang seharusnya menjadi memori indah dalam hari hari terakhir di SMA Nirvana. Ditambah lagi, lagu kesukannya akan dinyanyikan. Ku dengannya kau dengan dia. Tiara meraih tangan Reno dan mengarah ke tengah lantai dansa.

Tiara mulai memegang bahu Reno dan Reno memegang pinggang gadis itu. Tiara hanya membayangkan sosok Tara di depannya. Bukan Reno. Lebih tepatnya Reno hanya pelampiasan Tiara karena sosok kekasihnya tidak bisa hadir.

Mengapa Tuhan pertemukan~

Mata gadis itu masih memejam rapat rapat, membiarkan beberapa detik berlalu hingga menjadi satu menit lamanya. Hingga akhirnya sebuah kecupan ringan pada kening kecilnya mulai terasa. Tiara membiarkan seluruh pipinya dibasahi olah cairan bening yang sedari tadi tertahan. Hingga akhirnya suara lelaki dihadapannya mengucap satu kalimat.

“Are u ok, Peri Cantik?”

Perlahan Tiara membuka matanya dan mengarah keatas. Iya, Meghantara Prakasa berdiri tepat dihadapannya dengan bantuan Oxygen di hidungnya.

“Ka!!!” Tiara memeluk Tara dengan erat. Sosok yang ia bayangkan malam ini datang. Kecupan tadi berasal dari lelaki yang ia harapkan.