write.as

Lo Harus Sembuh

Sudah seminggu lebih Tara dirawat dan belum banyak perkembangan. Namun, ia sudah bisa berkomunikasi dengan nafas yang tersengal. Disampingnya saat ini sudah ada Peri Cantik yang menunggu Peterpannya terbangun. Tiara mengusap pelan rambut milik Tara, perempuan itu tidak berhenti tersenyum. Tara membuka matanya dan tersenyum pelan saat melihat perempuan kesayangannya kini berada disini bersamanya. “Ga kebalik nih yang ngusapin rambutnya?” Ucap Tara dengan intonasi suara yang masih terdengar lemas. Tiaea yang mendengar suara pelan milik Tara, sontak memandangi netra Tara “Eh, kebangun ya kak? Maaf maaf." Tara tersenyum, ia lalu berusaha mengusap pelan rambut cokelat milik Tiara. “Gue telat ya bangunnya? UN Lo udah selesai kan?” Tanya Tara. “Apaansih telat telat. Lo bangun aja gue udah seneng. Lagian ada sahabat sahabaf Lo kok yang bantuin gue. Ternyata emang beneran pinter ya mereka.” ujar Tiara Tara hanya terkekeh. “Kak, Lo tau gak, gue tuh tiap malem selalu berdoa semoga Lo tuh bangun, dan akhirnya sekarang lo bangun” “Gue takut banget, takut kalau ternyata gue gak bakal bisa ngobrol sama lo lagi, gue takut lo pergi ke Neverland sendiri kak Tara...” ucap Tiara. Lagi-lagi Tara mengusap pelan rambut Tiara dan tersenyum. "Belum waktunya peri. Maaf ya?" “Maaf kenapa kak?" Tara tersenyum “Maaf karena di hari bahagia gue, malah jadi hari tersedih Lo. Kata mamah Lo jagain gue 24/7 disini. Gue bener bener udah ngerepotin semua orang ya?” “Gaada yang Lo repotin kak. Kita semua disini buat Lo dan kesembuhan lo. Jadi Lo harus sembuh ya!!?” Tiara memegang erat Tangan Tara. Tara mengangguk “iya, gue bakalan sembuh Peri Cantik, makasih banyak ya." "Oh iya, Prom Night kapan?" "Ehmm lusa kak. Tapi kayaknya gue gamau ikut. Gue mau disini aja sama Lo." "Loh kenapa gitu? Ga sayang sama dress yang dibuat khusus untuk peri cantik ke Prom? Apalagi kan di Prom nanti ada perwakilan universitas yang bakal Dateng." Ujar Tara "Yang gue sayang itu Lo. Bukan dress gue. Yailah itu mah cuma nilai UN doang. Nanti juga Rebecca ngasih tau ke gue berapa nilai gue." "Tapi, nanti itu perwakilan universitas pasti nyari murid yang berprestasi. Gue yakin Lo berprestasi. Makanya gue mau Lo Dateng dan ga nyia nyiain kesempatan itu." Tara masih saja berkeras kepala. Bukan karena nilai UN, tetapi karena salah satu keinginan Tiara memang pergi ke Prom Night. "Udah sttttt. Makan dulu ya abis ini kak, gausah mikirin Prom prom an." Tiara membuka plastik yang berisikan bubur polos.