write.as

If This Ain’t Love Part 1 — How It All Started 8th Naration thejoohyuncom

“Kamu setuju sama usul blind date-nya Taeyeon?” Joohyun memandang Seungwan dengan wajah kesalnya. Di sisi lain, Seungwan hanya menatap Joohyun dengan tatapan bingung.

Wajah Seungwan yang nampak lugu sambil memegang segelas bubble tea sejujurnya sangat menggemaskan. Jika ia sedang tidak kesal saat ini mungkin saja sudah dicubitnya gemas pipi wanita yang ada di hadapaannya itu.

“Blind date apaan?”

“Blind date sama Jennie.”

“Hah?” Melihat Seungwan yang menjadi semakin bingung membuat Joohyun kebingungan sendiri.

“Itu Taeyeon bilang katanya dia udah contact kamu dan kamu setuju buat jalan sama Jennie besok.”

“Hari ini aku belom sama sekali chat-an sama Kak Taeyeon kok! Dibohongin kali kamu.”

Joohyun yang masih tidak percaya hanya memandangi Seungwan, masih dengan tatapan kesalnya. “Taeyeon yang bohong atau kamu yang bohong??”

“Aku gak bohong, Joohyun. Nih kamu check sendiri deh hp aku kalo gak percaya.” Seungwan mengambil ponselnya dan menyerahkan benda itu kepada Joohyun.

Joohyun menggigit bibir bawahnya. Ia kemudian menggelengkan kepalanya pelan, menolak untuk mengambil ponsel Seungwan. Ia pun merasa bersalah sekarang. “Sorry, kirain aku Taeyeon beneran.”

Seungwan sendiri hanya tersenyum. Tangannya bergerak untuk mengacak pelan rambut Joohyun. “Kamu tau sendiri Kak Taeyeon tuh provokatif. Mau aja dikerjain sama dia…”

“Ya abis dia sama Jennie kayak serius banget.”

“Itu kan biar kamu kepancing aja, Hyun.”

Joohyun memanyunkan bibirnya. Dalam hati, ia bersumpah akan membalas perbuatan jahil teman-temannya itu.

Ia menjadi sangat larut dalam pikirannya, sampai-sampai tak menyadari Seungwan yang saat ini mengarahkan ponsel dan memotretnya.

“Ih Seungwan apaansih!! Hapus gak!” Joohyun melayangkan protesnya setelah ia menyadari apa yang dilakukan Seungwan. Ia berusaha untuk mengambil ponsel milik Seungwan namun terus gagal.

Sang pemilik ponsel pun hanya menatapnya dengan pandangan jahil, “makanya jangan suka bengong~”

Joohyun kemudian memutar matanya dan Seungwan yang melihatnya pun hanya bisa tertawa. “Nanti pulang aku jemput, gimana?” Tanya Seungwan yang berusaha untuk membujuk Joohyun agar tidak terus merajuk.

Mendengar pertanyaan Seungwan membuat Joohyun melihat ke arah jam dinding. “Kamu sibuk banget gak? Kalo enggak, mending lanjut kerja di sini aja biar kita bisa pulang bareng. Kalo kamu balik ke kantor lagi, bakal makan waktu banget loh. Kamu juga pasti nanti gak punya banyak waktu buat ngelanjutin kerjaan kalo balik ke kantor, jadinya buru-buru.”

“Hm, iya juga sih… Yaudah deh aku kabarin orang kantor dulu, sama sekalian ambil laptopku di mobil. Sebentar ya…” Seungwan mencubit pipi Joohyun pelan sebelum bangkit dan berjalan keluar ruangan, diikuti oleh mata Joohyun yang memandang sosoknya dengan senyuman lebar.