write.as

Perpustakaan, beberapa hari sebelumnya. Seungwan menghela napas panjang sebelum merapikan laptopnya. Hari ini dia berencana menghabiskan waktu di perpustakaan. Beberapa hari ini dia kesulitan fokus untuk belajar, selain karena memikirkan hubungannya dengan joohyun, dia juga belum terbiasa dengan suasana kosan Dahyun. Dia yakin akan bertemu joohyun di perpustakaan, karena pacarnya juga cukup sering belajar di perpustakaan, bahkan mereka sering belajar bersama. 'Ah, kalau ketemu pura-pura ga lihat deh,' batin Wan. Sejujurnya dia belum siap untuk bertemu joohyun saat ini, selain itu dia juga harus fokus belajar. Sesampainya di perpustakaan, Seungwan langsung duduk di sebuah meja kosong, di dekat rak buku koleksi sastra. Empat puluh menit berlalu sejak dia mulai belajar dan beberapa kali pikirannya melayang ke Joohyun. 'Aku terlalu keras ya?' 'Ah ngga lah, dia yang mulai duluan.' Berkali-kali Seungwan mengalami konflik batin, sampai dia merasa ada cahaya flash mengenai matanya. Dia mengernyitkan keningnya sebelum memiringkan kepalanya ke arah rak yang berada tidak jauh di depannya. Sekelebat rambut hitam, lurus, shiny seperti iklan shampoo terlihat olehnya di sela-sela rak buku tersebut. 'Joohyun?' batin Wan. Pacarnya yang pendek (sama seperti dia) terlihat berjinjit di sela-sela rak, berusaha untuk mengambil fotonya diam-diam. Sialnya, dia lupa untuk mematikan flash kamera ponselnya. 'Ngapain sih? batin Wan, sebelum menundukkan kepalanya. Senyum kecil terukir di bibirnya tapi dia buru-buru menetralkan ekspresi wajahnya. Sejujurnya, dia sudah tidak marah lagi kepada joohyun, bahkan dia sudah memaafkannya. Tapi, dia merasa harus memikirkan tentang hubungan mereka kedepannya dengan serius. Dia tidak mau kalau mereka harus bertengkar lagi karena masalah yang sama. Ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam hubungan mereka. Tapi, dia merasa buntu dan bingung. Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk menjauh dan memutus komunikasi di antara mereka untuk sementara waktu. Selain itu, dia ingin joohyun merenung dan refleksi diri seperti yang dia ungkapkan sebelumnya. Seungwan mengangkat kepalanya sekali lagi dan melihat Joohyun berjalan keluar dari perpustakaan dengan terburu-buru. 'Semoga hasil fotonya cantik, sudah susah payah nih posenya,' batin Wan sebelum kembali tenggelam dalam bukunya. Tidak sampai 5 menit, ia merasa seseorang sedang memandanginya, sehingga dia mengangkat kepalanya sekali lagi dan sedikit terkejut melihat Jennie berdiri di hadapannya dengan tatapan ragu-ragu. 'Sejak kapan dia berdiri disini?' batinnya. "Ya, Jen? Kenapa??" "Wan ... umm, ini tisunya!" Pekik jennie, sembari menaruh sekantung tisu di atas meja dan kemudian, berlari menuju pintu. 'Hah?' Wan menatap tisu dihadapannya, dia merasa heran, kenapa jennie memberinya tisu basah? ***