write.as

Tidak Hari Ini

Hari ini adalah hari ketiga Tiara melakukan Ujian Nasional. Dan hari ini juga waktunya Daren yang menjemput Gadis kesayangan Tara ini. Sebelum menjemput Tiara, Daren mampir kerumah sakit untuk melihat perkembangan Tara. Di luar ruangan ICU, Sudah ada Revin dan Hari yang berjaga jaga apabila ada perkembangan dari sahabatnya itu.

“Guys, gimana? Ada perkembangan kan?” Daren bertanya langsung

“Gaada, masih sama.” Revin merasa bersalah karena tidak bisa memberikan kabar baik untuk Daren.

“Sabar Ren, semua berproses. Kasian Tara kalau dipaksa terus.” Hari merangkul Daren

“Sampe kapan gue disuruh sabar!?” Daren terlihat menahan kemarahannya.

“Ren udah dong. Lo dari kemaren marah marah terus. Kalau kaya gitu terus, kita juga yang capek.” Revin memegangi pundak Daren dan menyuruhnya untuk duduk agar sedikit tenang.

“Lo jemput Tiara gih, udah jadwal Lo kan? Kasian bocahnya kalau masih kepikiran pas UN.” Ujar Hari

“Ehmm... Iya, gue jemput dia. Kabarin gue kalau ada apa apa ya?”

“Iya siap donatur ku.” Ujar Hari

Daren pergi meninggalkan kedua temannya tersebut. Tak lama, mamah Tara keluar dari ruangan ICU dan menghampiri Hari dan Revin. Matanya masih sendu, mata yang tidak bisa berbohong kalau wanita tua ini masih merasakan kesedihan yang mendalam. Namun lagi lagi, sama seperti anaknya, Tara, ia berusaha tersenyum ramah.

“Daren mana? Dia ga kesini para bujangnya Tara?” Sapa Mamah Tara kepada Hari dan Revin

“Dia jemput Tiara Tan. Biar Tiara ga kepikiran terus. Udah dibagi tugas kok setiap harinya. Mantul.” Hari memberikan jempol sebagai tanda dia bangga berhasil membagi tugas untuk kedua sahabatnya.

“Walah, pantes.”

“Tan, ada perkembangan ga?” Ujar Revin yang memberanikan diri menanyakan hal itu. Mamah Tara hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban tidak.

“Kalian ada yang mau masuk ga? Sayang bentar lagi jam besuk nya abis. Tara mungkin kangen sama suara sahabatnya tuh. Kali aja setelah kalian masuk, ada perkembangan kan?” Tawar mamah Tara

“Hari aja Tan, mau ngobrol sama Tara katanya. Dia mau ngeluarin jurus bahasa cupang biar Tara bangun.” Revin mendorong Hari menuju pintu masuk ruangan Tersebut.