write.as

Reno Dan 10 Harinya

Tiara sampai di kafe yang sudah diberitahu oleh Reno untuk ia datangi.

“Hai,” sapa Tiara cangung sambil duduk di kursi kosong depan Reno.

“Naik apa tadi, Ra?”

“Aku naik ojol Reno,” jawab Tiara singkat, ia sedikit mengurangi kalimat dimulutnya karena perasaan di hatinya yang tidak tau apa itu. Apa ini perasaan dimana perempuan akan ditembak oleh seseorang yang ia sukai sedari dulu.

Untungnya, pelayan menghampiri mereka yang hampir lima menit saling berdiam diri, karena mereka tidak tahu harus memulai dari mana.

“Saya pesan Caramel Machiato, Mba,” pesan Reno. Lalu, tanpa melihat buku menu lagi, sebelum Nadhira sempat memesan, Reno menambahkan pesanannya

“Satu lagi Milkshake Vanilla, ya, Mba.” Reno mengalihkan tatapannya kepada Tiara yang terlihat cukup kaget. Itu adalah minuman pertama kali ketika mereka bertemu, walaupun bukan itu yang Reno pesan dan yang mengantarkannya sosok Meghantara Prakasa alias Ka Tara.

“Mau sekalian Kentang goreng Ra? Tiara mengangguk kepada Reno. Ia ingin sekali bertanya maksud Reno mengajak ia ketempat ini. Apa yang diucapkan sahabatnya Rebecca itu betul? Kalau Reno akan menyatakan perasaanya kepada Tiara?

“Reno, ada apa nih tumben ngajak jalannya Hari senin? Reno ga capek abis tanding bola basket tadi?” Tanya Tiara menatap mata Reno

“Iya, malam minggu kemarin kan lo ada acara, jadi kita gantinya hari ini aja. Perihal capek, udah biasa gue Ra.”

“Tumben gapakai make up Ra? Kan tau mau jalan?”

“Eh iya Reno, ga sempat tadi. Mau coba juga gapakai make up kalau jalan sama kamu. Gpp kan?”

“Ehmm its fine.”

“Ra”

“Iya Reno?”

“Udah berapa lama kita jalan kaya gini?”

“Sekitar 10 harian Reno. Tapi kalau aku kan udah ngejar kamu dari awal masuk hihi”

“Oh 10 hari ya.”

“Iya, kenapa emang nya Reno?”

“Ini hari terakhir ya lo ngejar gue.” Jawab reno dengan tatapan serius kali ini. Hati Tiara semakin tidak karuan. Reno baru saja menyuruh nya berhenti mengejar dirinya. Yang dikatakan Rebecca betul, Reno Akan menyatakan perasaannya malam ini.

“Karena gue gasuka sama lo Ra.”

Tiara mencoba mengerti kalimat yang baru saja diucapkan oleh Reno dengan senyuman di wajahnya.

“Gue gasuka sama lo bukan karena lo ga cantik. Tapi gue belum siap karena gue masih stuck di masa lalu gue. Yaitu sama Rebecca. Sahabat lo sendiri.”

“Selama 10 hari ini, gue hanya menghargai perjuangan lo yang udah dimulai sejak hari pertama di sekolah. Bukan berarti gue suka sama lo Ra. Jadi gue pengen mengakhiri semua ini sama lo.”

Senyuman tiara hilang. Mata gadis ini mulai berkaca kaca dan Tetesan air matanya baru saja tumpah ke meja putih di cafe ini.

“Kenapa Reno? Kenapa ga dari awal kamu ngajak aku keluar dan ngomongin hal ini?”

“Karena gue gamau ngerusak senyum lo Ra.”

“Tapi kamu baru aja ngerusak nya Reno.”

“Dan kamu bilang mengakhiri? Kita mulai aja belum. Oh kamu dan saya. Bukan kita.”

“Aku kira kemarin kamu mencintaiku Reno.”

Belum sempat Reno merespons Tiara, pelayan datang membawakan pesanan mereka. Keduanya tanpa disadari menahan nafas.

“Lo sendiri kemarin kemana? Pergi kan sama Tara?” Tanya Reno yang sudah mengetahui sosok Tara di hidup Tiara. Ia diberitahu oleh Rebecca ketika Tiara menghilang kemarin. Tiara masih dengan keadaan menunduk dalam-dalam, tidak berani membalas tatapan Reno.

“Pantes dia ngasih milkshake vanilla ya Ra. Itu minuman favorite lo sama dia kan? Dia pacar lo kan? Barista di Cafe Neo 112?” Tiara tanpa sadar berdiri dan mengambil tas kecil miliknya diatas meja.

“Aku tau maksud kamu nyuruh aku make up setiap ketemu. Itu kebiasaan Rebecca kan? Tapi aku bukan dia Reno. Aku ya aku. Aku yang sederhana. Kalau kamu cuma nyari sosok Rebecca di aku, aku gabisa. Lebih baik aku pergi walau aku yang terluka disini. Dan satu lagi, Iya, Ka Tara pacar aku.”

Tiara pergi meninggalkan Reno dimeja cafe itu. Ia pergi dengan isak tangis yang menemaninya menyusuri jalan yang ia sendiri tidak tahu ini dimana. Malam ini adalah akhir dari kisah yang Tiara kira akan terus bertahan dengan kebahagiaan disekelilingnya. Dan omongannya tentang Tara, mungkin betul. Tara lah yang selama ini pantas untuknya. Semua ini tentang Tiara yang baru saja sadar untuk menjadikan sosok Tara sebagai yang pertama di hidupnya.