write.as

06 – Affection

They don't know about the things we do They don't know about the “I love yous” – One Direction – They Don't Know About Us

mingyu is a man of affection, sepertinya orang-orang terdekat di sekelilingnya akan selalu setuju dengan pernyataan ini. he's like a giant puppy with overflowing love to everyone around him. bagi mingyu, mengekpresikan afeksinya baik lewat kata-kata maupun perbuatan bukanlah hal yang sulit, apalagi bagi seseorang spesial di hatinya. berkata “aku sayang kamu” bagi mingyu semudah bernapas, memeluk erat kesayangannya sebagai bukti konkret pun bagaikan refleks semata.

maka ketika dia, wonwoo, dia yang paling berharga dalam pandangan mingyu memiliki kesulitan dalam mengartikulasikan afeksinya, muncul pertanyaan dari mereka yang selama ini berada di sekitar mereka berdua. apakah bagi mingyu memberikan afeksi terasa seperti percakapan satu arah? apakah bagi wonwoo, yang walaupun sebenarnya interiornya tidak sedingin apa yang dikesankan eksteriornya, sesulit itu untuk membagi afeksi?

mingyu would like beg to differ. kalau harus menjelaskan bagaimana wonwoo membagi afeksi, rasanya satu hari berbicara nonstop pun tidak akan cukup waktunya. wonwoo, dengan bahasanya sendiri, dengan caranya sendiri, dan dengan inisiatifnya sendiri, tidak pernah gagal membuat mingyu mendengar “aku sayang kamu” dari segala perlakuannya.

harus darimana mingyu memulai? soal mereka berkendara? ah, iya, itu. mereka berdua memang sama-sama bisa mengendarai mobil. menyetir mobil dari dan ke kantor bukan masalah besar, apalagi mereka berbagi tempat kerja yang sama. berganti giliran untuk dibalik kemudi sudah menjadi hal wajar. namun, walaupun mereka kerja di kantor yang sama, divisi pekerjaan yang berbeda membuat dinamika waktu kerja mereka juga berbeda. dibandingkan divisi wonwoo yang cenderung rata beban tugasnya sepanjang tahun, divisi mingyu memiliki peak season di saat-saat tertentu. dan kalau sudah begitu, terkadang mingyu merasa bersalah harus membuat wonwoo menghabiskan waktu lebih lama di kantor hanya untuk menunggunya selesai bekerja. ditambah lagi, karena mingyu sudah terlalu lelah, wonwoo pasti akan mengorbankan diri untuk duduk di balik kemudi semalam apapun itu.

what should we call it if it isn't love?

“gyu” malam itu, wonwoo memecah keheningan dalam mobil ketika mereka baru saja meninggalkan parkiran kantor mereka. jam di dashboard mobil menunjukkan pukul sembilan dua puluh malam.

“hm?” mingyu menyahut dari posisinya di samping wonwoo. lelah? tentu. namun sebisa mungkin ia menahan kantuknya untuk tidak tertidur.

“tidur aja, nanti aku bangunin kalau udah sampai.”

“serius?”

“iya, muka kamu capek banget itu.” mingyu akhirnya hanya mengangguk sebelum akhirnya memejamkan mata dan akhirnya terlelap.

ketika mingyu akhirnya membuka matanya lagi, mobil sudah dalam keadaan diam dengan mesin yang masih menyala. deru mesin dan sejuknya pendingin udara masih bisa mingyu rasakan dan ketika ia menoleh, wonwoo masih terduduk dengan ponsel di tangannya. ia melihat sekitar dan menyadari kalau mereka sudah berada di garasi rumah mereka.

“won? kok ngga bangunin aku?” tanya minggyu sambil melepaskan sabuk pengaman.

“ngga tega bangunin kamu, nyenyak banget tidurnya.” jelas wonwoo singkat sambil mengambil tasnya dari jok belakang.

“udah lama kita sampai?”

“ngga terlalu... ngga sampai lima belas menit rasanya.” wonwoo mematikan mesin mobilnya lalu bersiap turun. “yuk turun, biar kamu bisa lanjut tidur di kasur.” tatapan mingyu menangkap kalau tas kerjanya pun sudah berada dalam genggaman wonwoo.

ah, kalau lain kali ada yang bilang wonwoo ngga sayang sama mingyu, tolong sampaikan pesan mingyu untuk mereka: jangan sok tahu.

a/n hi, i know it's long overdue so i am sorry. rest assured i'm still going to post 17 short stories like this no matter how long it takes. things haven't been pretty for me so yeah haha ANYWAY sorry for the ramble! for another stories please do check https://bit.ly/for-wonu