write.as

Taman Belakang FIB 13.45 WIB. Joohyun duduk di salah satu bangku kayu yang ada di taman. Sedari tadi, dia tidak berhenti memainkan tali tasnya. Sesekali pandangannya diedarkan ke seluruh penjuru taman, berusaha mencari sosok yang dikenalnya. 'Aku kecepetan deh' batin joohyun sambil menghela nafasnya. Beberapa mahasiswa yang melewati taman itu mengenali dia dan bertanya-tanya sedang apa miss kampus di FIB? Sampai akhirnya mereka sadar bahwa kekasihnya adalah mahasiswa FIB. Melihat hubungan Joohyun dan Seungwan, yang sering disebut sebagai couple goals, tebersit rasa iri di hati mereka. 'Aku kapan ya?' batin mereka. "Kak Hyun??" Minjeong yang kebetulan lewat, memanggil dan segera menghampirinya, "Kakak ngapain di sini? Nunggu kak wan? Udah baikan ya??" Joohyun menggelengkan kepalanya, "Mmm, belum sih. Wan bilang ada yang mau diomongin." Wajah minjeong berubah menjadi khawatir. 'Mau ngomongin apa nih? Kok serius banget keliatannya,' batinnya lagi. "Mau aku temenin sampai ka wan datang? Tadi aku liat dia lagi ngobrol di lorong gedung." "Ngobrol sama siapa?" 'Waduh,' Minjeong keceplosan. "Aku ngga kenal sih hehe," seben!rnya dia tahu, tapi dia memilih pura-pura bego demi menghindari masalah. "Cewek apa cowok?" 'Waduhhhhh,' minjeong mulai panik. "Du ... dua cewek sih." "Oh ... cewek," ucap Joohyun sembari mengangguk, tenggelam dalam pikirannya. "Sepertinya mahasiswi yang ikut tutoring, kak. Mungkin konsultasi dengan kak Wan," jelas minjeong berusaha meringankan suasana. Joohyun mengangguk pelan. "Menurut kamu, aku terlalu cemburuan ga sih?" "Lumayan, eh tapi aku juga gitu kok. Aku suka jealous kalau Karina deket-deket sama yang lain! Rasanya pengen kujambak saja mereka yang berani lirik-lirik cewek aku." 'Kayanya salah deh nanya ke Minjeong,' batin joohyun. "Tapi kalau ngobrol, ga masalah kan?" "Ga masalah sih tapi aku tetap jealous, gimana kalau dari ngobrol terus orang itu jadi demen?? Aku nhga terima!" 'Beneran salah deh ngomong ma dia,' keluhnya. "Jangan terlalu jealous, nanti kalian bertengkar seperti aku dan wan," saran Joohyun dengan agak sedih. "Umm ... iya sih," jawab Minjeong sambil menggaruk-garuk kepalanya, "Tapi tenang Kak, seantero kampus juga tahu kok kalo Kak Wan dan Kakak pacaran. Harusnya mereka langsung mundur sih ya, kecuali si mantan itu, bebal banget." Ucap minjeong dengan sedikit kesal. "Aku yang salah sih karena kemakan omongan dia." "Buat aku, itu salah dia!" dengus Minjeong yang disambut dengan gelengan kepala oleh Joohyun. Beberapa saat kemudian, mereka melihat Wan dari kejauhan. Minjeong hendak melambaikan tangannya dan memanggil seniornya itu, namun membatalkan niatnya karena tiba-tiba seorang mahasiswi menarik lengan baju wan. Dari kejauhan, mereka bisa melihat kalau mahasiswi itu sedang mengungkapkan perasaannya sambil menyerahkan setangkai bunga. 'Oh My God!' Minjeong melirik Joohyun, calon dokter itu terlihat syok tapi berusaha untuk tetap tenang di kursinya. Mereka melihat Wan menolak bunga tersebut dan menggelengkan kepalanya. Namun, mahasiswi itu tampaknya masih bersikeras agar Wan menerima bunga pemberiannya. Wan lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling taman, seperti sedang mencari seseorang, hingga akhirnya dia menemukan sosok Joohyun yang sedang menataonya. Dia segera menunjuk ke arah Joohyun berkali-kali, seolah-olah berkata 'aku sudah punya pacar.' Mahasiswi tersebut akhirnya menoleh ke arah yang ditunjuk Wan dan matanya melebar, sebelum akhirnya meminta maaf dan pergi meninggalkan Wan. "Woohoo, Kak wan keren!" Seru minjeong sambil mengangkat tangannya ke atas. Di sisi lain, joohyun tidak dapat menyembunyikan perasaannya, dia melihat Seungwan dengan tegas menolak mahasiswi itu. Pipinya memerah karena dia merasa terharu sekaligus malu. Dia merasa sangat malu karena dia telah mencurigai Wan selingkuh dengan Sana, padahal pacarnya itu sangat setia padanya. 'Memang ini semua salahku, aku yang terlalu berpikiran negatif dan tidak bisa percaya pada Wan, padahal dia selalu setia,' pikir Joohyun dengan murung, 'Aku sendiri yang merusak hubunganku, bukan Sana.' ** "Kak Wan!" Minjeong segera berdiri dan mengangkat kedua tangannya. Wan dengan bingung mengangkat tangannya juga. "High-five!!!" Seru minjeong sebelum mengambil tasnya, "Aku tadi kebetulan lewat terus aku lihat Kak Hyun duduk sendirian, jadi kutemani ngobrol sampai kakak datang." Seungwan melirik joohyun yang dengan cepat menurunkan pandangannya dari Wan. Sebenarnya sejak tadi gadis itu menatap Wan tanpa berkedip, seolah berusaha meyakinkan diri bahwa dia sedang tidak bermimpi, pacarnya itu memang sedang berdiri di hadapannya. "Makasi ya Minjeong," ucap wan sambil tersenyum. Joohyun yang diam-diam melirik Wan lagi, menghela nafas dan membatin pelan, 'Aku kangen sama senyum kamu, Wan. Kangen banget.' "No problem, Kak!" Minjeong menepuk dadanya dengan bangga, "Kalau begitu, aku balik duluan ya Kak!" "Bye Kak Wan, bye Kak Hyun!" Seru Minjeong, yang kemudian dengan cepat berbalik dan pergi sebelum keduanya bisa membalas. Minjeong setengah berlali dan kemudian berbelok, namun ia dengan cepat sembunyi di balik tembok, sembari mengintip dari kejauhan. 'Just in case, mereka saling jambak. Aku pantau dulu,' sambil berpikir demikian dia mengeluarkan ponselnya. [ Attention!!... ] ketiknya dengan cepat. ***