write.as

Kembali nya Para Kesatria

Genk Kesatria Malam baru saja sampai di Rumah Sakit. Mereka benar benar membawa banyak sekali buah-buah an untuk Tara .

“Har, awas jatoh! Mata Lo jelalatan Bae.” Revin menepuk pundak Hari dengan kencang

Hari memang sedang memandangi Nurse yang berjaga saat itu. “Duh Lo ngerusak moment aja anjay.”

Di ruangan tempat Tara beristirahat saat ini, sudah ada Tiara yang baru saja selesai membantu Tara memakan bubur buatan mamahnya. Mereka yang melihat pemandangan kedua insan itu, langsung dirusak dengan guyonan dari mulut Hari.

“Punten, mohon maaf sebelumnya mengganggu, tapi waktu anda sudah habis nona kecil. Gantian sama yang udah tua. Mau ngobrol juga. Hush hush.” Hari memegang pundak Tiara dan menyuruh nya berdiri agar bergantian jaga dengan mereka.

“Ih lepas!! Ka Tara liat tuh! Gue dipegang pegang!” Tiara berusaha melepas tangan kurus Hari

“Dih? Pede Lo? Gue pegang cuma pundak ye. Tar, cewek Lo emang lebay banget. Ewh.”

“Udah udah, Ra, gantian ya? Jangan berantem.” Tara tersenyum tipis

“Iya, gue juga tau kak. Emang ribet nih tua tua keladi. Gue diluar ya kak, mau ke taman aja. MAKAN CAKE!” Tiara meninggalkan ruangan dengan muka yang meledek kepada Hari.

“Iya, hati hati ya Peri.”

“Eh...” Panggil Tara kepada teman temannya. Mereka yang tadinya fokus dengan Tiara langsung mendekati ranjang yang Tara.

“Tar, kenapa kenapa? Mau muntah? Emang nih bocah ngasih bubur basi kayaknya. Har, ambilin minum gece!!” Revin menyuruh Hari mengambil air mineral

“Bukan bukan, gausah lebay ya.” Sela Tara segera.

Mereka tersenyum dan tanpa sadar mendengar suara Tara yang mereka rindukan. Suara yang sempat hilang selama sebulan lebih.

“Gimana kuliah Lo pada? Wisuda gih, jangan buang buang waktu” Tara tiba tiba melepas kalimat yang mengundang tanda tanya kepada teman temannya.

“Ternyata ada yang lebih frik daripada Hari. Sumpah, mending Lo istirahat deh Tar.” Daren nampak tidak suka dengan pertanyaan Tara

“Akhirnya punya temen ke frik kan...” Ujar Hari

“Bukan frik, tapi Lo ga sayang kuliah Lo pada? Waktu Lo kebuang cuma buat jagain gue. Dan emang udah waktunya Lo semua lulus kan?”

“Ga deh, gue mau lulus bareng sama Lo. Enak aja kita kita lulus tapi Lo masih sakit begini. Gue gamau ya wakilin.” Celetuk Revin

“Gue udah ketinggalan jauh. Lo juga Vin, Har, ngerantau jauh jauh tapi ga lulus lulus. Ga sayang perjuangan Lo selama ini?” Ucap Tara terdengar lirih

“Ya gue mau wisuda, tapi Lo liat keadaan gue. Rambut mulai botak, badan kurus perlahan. Otak gue kayaknya udah gamuat buat diisi sama kuliah.” Tara memegang badannya sendiri

Melihat Tara yang sedang memegangi badan serta rambutnya yang mulai menghilang, ketiga nya memeluk Tara saat itu juga. Mereka tidak ingin ada tangisan lagi. Kesembuhan Tara adalah hal yang utama saat ini walaupun akan mengorbankan waktu kuliah mereka.

“Tar, sehat sehat ya.” Ujar Hari

“Gue gamau kehilangan Lo Tar. Kita gamau.” Revin dan Daren sangat memeluk erat Tara. Pelukan kehangatan yang diberikan kepada Tara ini, membuat netranya mengeluarkan air mata. Ia merasa bersyukur mempunyai sahabat yang mengorbankan waktu demi dirinya.