write.as

Tante Bada ** Setelah memarkir mobilnya di garasi kos, Wan segera menggandeng tangan Joohyun dan mengajaknya masuk ke dalam. "Seungwan!" seru Tante Bada yang langsung bangkit dari sofa dan memeluk Wan. "Ya ampun, tambah cakep aja nih anaknya Eugene." Tante Bada mencubit pipinya dengan gemas. "Dulu kamu kemana-mana suka minta digendong sama tante, eh sekarang udah mau tunangan aja!" "Hehe iya tante," ucap Wan sambil memegang pipinya yang sedikit memerah, "Tante, kenalin ini pacar aku, Joo-" "Joohyun!" pekik tante Bada yang tanpa ba-bi-bu langsung memeluk Joohyun dengan erat, "Tante tiap hari dengerin mami kamu cerita tentang calon mantunya! Akhirnya bisa ketemu langsung!" "Ha.. halo, Tante Bada," sapa Joohyun yang masih berada dalam dekapannya. Wan menepuk pelan lengan tantenya, "Tante, Joohyunnya sesak napas." "Oops! Maaf-maaf, tante terlalu excited!" ujar Tante Bada sembari melepaskan pelukannya, kemudian pipi Joohyun pun menjadi sasaran empuknya, "Astaga! Cantik banget... mau ya jadi model butik tante sekali-sekali!" "Mhhmn... i-iya." Joohyun mengangguk dengan harapan Tante Bada akan melepaskan pipinya. "Tante, ini kenapa ada banyak koper? Terus mereka temen tante?" tanya Wan sembari menatap 2 orang lain yang sedang duduk manis di sofa. "Loh Eugene belum bilang ke kamu??" tanya Tante Bada dengan heran, "Dasar nini-nini, pasti deh lupa." Tante Bada segera meminta Joohyun dan Wan duduk di sofa. "Jadi gini, untuk tunangan nanti, mami kamu kan maunya kalian pakai gaun dari butik tante, tapi karena kalian ga mungkin ke jakarta, ya sudah tante saja yang datang ke sini sekaligus jalan-jalan. Oh ya, mereka berdua asisten tante, Tuti dan Fruti." "Hah??" Seungwan dan Joohyun sontak kaget. "Aduh Tante, kok repot-repot sih," ucap Wan, "Kita bisa kirimin ukuran kita kok, ga perlu ke sini." "Santai saja, Wan." Tante Bada melambaikan tangannya. "Kebetulan Tante sekalian sourcing batik," ujarnya, "Tuti, Fruti, bongkar kopernya ya. Kita sulap ruangan ini jadi dressing room." Kedua asisten Tante Bada dengan sigap membongkar semua isi koper, disaksikan oleh Yoona dan Minjeong yang baru saja kembali dari dapur sambil membawa semangkuk mi di tangan mereka. "Waduh Ka Wan, borong baju ya?" Mata Tante Bada berbinar saat menatap Minjeong, "Wahhh, ini siapa?? Kok gemes!" Pipi Minjeong juga tidak luput dari serangan Tante Bada. Di sisi lain, Wan tampak mengeluarkan ponselnya. Dia baru saja menerima WA dari maminya yang mengabarkan bahwa Tante Bada akan tinggal di Yogya selama seminggu untuk mengurus gaunnya, gaun Joohyun, dan sekaligus gaun untuk semua anak-anak kosan yang akan ikut ke Bandung. "Ka Wan! Aku ke atas dulu ya!" Minjeong dengan cepat melarikan diri, dia sedikit takut dengan Tante Bada. "Loh, Minjeong, tung... gu." Sayangnya, Minjeong sudah berlari secepat kilat ke lantai atas. "Ok sudah siap! Ayo, Joohyun, pilih... kamu suka gaun yang mana? Warna apa?? Kalau tidak ada yang cocok nanti tante gambarkan desain gaun sesuai keinginan kamu," ucap Tante Bada dengan penuh semangat. "O-oh, tidak usah, Tante. Aku pilih dari yang ada saja," balas Joohyun dengan sedikit tidak enak hati. Dia melangkah ke display gaun di depannya, memilih dengan hati-hati. "Gaun ini pasti mahal. Aku pilih yang kelihatan biasa saja," batin Joohyun. "Yang ini, Tante," ucap Joohyun sambil menunjuk gaun berwarna silver yang dihiasi payet-payet cantik. "Nice choice!" puji Tante Bada sambil mengacungkan kedua jempolnya, "Fruti, coba dibantu ambil gaunnya." "Siap, Madam." Tante Bada tersenyum, "Body kamu bagus. Pasti cantik kalau kamu yang pakai." "Uhm, kalau boleh tahu berapa harga gaunnya, Tante?" tanya Joohyun ragu-ragu. "Yang silver itu murah kok, cuma 15 juta." "Li-lima belas juta?!!" Joohyun hampir pingsan di tempat andai Seungwan tidak memegang lengannya. "Tante, mami ada bilang kan kalau aku maunya yang simple dan harganya standar saja?" Tante Bada tertawa, "Kamu ya Wan, dari dulu tidak berubah. Terlalu humble. Tidak usah dipikirkan harganya, buat kamu, Joohyun dan semua anak-anak kos gratis pokoknya. Ini hadiah dari tante." Yoona yang berdiri di pojokan terbelalak, sendok pun terjatuh dari tangannya, "G-gratis?" "Iya, ayo, Yoona juga pilih gaunnya." Tante Bada melambaikan tangannya, memanggil Yoona yang kini berdiri mematung di pojokan. "Tuti, kamu bantu Yoona memilih gaun ya. Badannya tinggi, kamu pilih yang sesuai." "Baik, Madam." "Tante," panggil Wan pelan, "Kita batasi saja ya budgetnya maksimal 5 juta per orang. Aku tidak enak sama Tante, kami semua total bersembilan. Terlalu mahal nanti." "Nonsense!" Ucap Tante Bada sambil menggelengkan kepalanya. "Kamu sudah tante anggap anak sendiri. Pilih yang kamu mau, teman-teman kosan kamu juga bebas memilih." "Tapi, Tante-" "Eits, jangan banyak tapi-tapi. Tante laporin mama kamu nih," ancam Tante Bada sambil mengeluarkan ponselnya, siap mengadu pada mami Eugene. "Okay Tante, okay." Seungwan menyerah dan mengangkat tangannya. Berurusan dengan maminya hanya akan menemui jalan buntu. "Terima kasih banyak ya, Tante," ucap Wan tulus, yang diikuti oleh anggukan kepala dari Joohyun. Dia masih shock dengan harga gaun yang ada di tangannya. Lima belas juta untuk sebuah gaun? Itu sama dengan biaya praktikum dia selama 1 semester! "Sama-sama sayang!" Tante Bada mencubit pipi Wan lagi. Sedari kecil, Seungwan memang favorit Tante Bada, dia anak yang sopan dan tidak banyak tingkah. "Joohyun, kamu juga bebas pilih ya. Tante rekomen yang warna putih. Coba Fruti, ambil yang di pojok, urutan 3, 5 dan 7 dari kiri." Fruti dengan sigap mengambil 3 buah gaun berwarna putih. Gaun yang simpel dan anggun. "Nanti ukurannya akan tante sesuaikan dengan ukuran badan kamu. Sekarang dicoba ya," jelas Tante Bada, "Fruti, bantu Joohyun fitting." Joohyun dan Fruti pun berjalanan ke ruang TV yang di sulap menjadi kamar ganti sementara. "Wan, kamu juga, pilih ya... " Pintu ruang tamu tiba-tiba dibuka dari luar. Karina yang baru sampai di kosan, terlihat bingung dengan keadaan ruang tamu yang penuh dengan gaun-gaun cantik. "Err... Ka Wan, ini ap-" Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, tante Bada sudah menjerit dengan kagum. "Astaga! Kosan ini isinya bidadari semua ya? Kok cantik-cantik?!" Tidak perlu ditanya lagi. Pipi Karina juga tidak lepas dari serbuan tangan Tante Bada 😓 ***