write.as

You’re Perfect to Me

Yesung akhirnya keluar setelah mendengar keributan orang tuanya di teras rumah. Seketika keduanya terdiam.

“Ma, Pa, masuk dulu. Nggak enak kalo tetangga denger.”

Leeteuk dan Heechul akhirnya masuk ke dalam kamar mereka, diikuti dengan Yesung. Si kembar yang sedang asyik menikmati susu hangat di meja makan pun berhadapan sebelum turun dari kursi mereka dan berlari ke arah kakaknya.

“Kenapa kak?” “Kenapa kak?”

“Udah kalian abisin susunya sana,” ucap Yesung sebelum ikut masuk ke dalam kamar.

//di kamar//

Leeteuk dan Heechul duduk di sofa yang terpisahkan oleh meja kecil. Sedang Yesung duduk di kasur menghadap mereka.

YS: “Udah. Selesain di sini coba.”

LT: “Ini di comment banyak lho yang mau nampung papa kalo nggak boleh tidur di rumah.”

HC: “Nah ya udah! Nggak bingung kan berarti?!”

LT: “Emang boleh?”

HC: “Oh, silakan!”

Mendengar pertanyaan itu, Heechul berdiri hendak berjalan ke arah lemari. “Mama siapin sekalian ini baju-bajunya.” Namun berhasil ditahan oleh Leeteuk, “eh nggak. Nggak.”

/Wah kaga mempan ini./ Bisik Leeteuk dalam hati.

HC: “Mama udah pernah bilang!”

LT: “Mama nggak bakal ngemis-ngemis demi mempertahankan cowok brengsek. Iya.”

HC: “Tuh tau. Lagian banyak kan yang lebih baik dari mama? Pinter masak, pinter ngurus anak. Nggak kayak mama. Udah nggak bisa masak, nggak pinter ngu-”

Leeteuk berdecak, “ma.”

Yesung beranjak memeluk Heechul, “Beautiful Mama, you’re doing a great job.” Seketika Heechul terisak tangis. Leeteuk hanya terduduk diam menyaksikan keduanya sedang berpelukan.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. ‘bruk’ Hyuk dan Ongek terjatuh tepat di depan pintu. Lalu berdiri sambil meringis ke arah mereka bertiga. Ternyata si kembar sudah sejak tadi menguping dari balik pintu, walaupun sebenarnya mereka tidak paham dengan apa yang dibicarakan. Sialnya, tangan ajaib Ongek tidak sengaja menekan gagang pintu hingga membuat mereka jatuh tersungkur.

“Sini,” Heechul memanggil dua bocah itu. Keduanya berjalan perlahan, takut dimarahi mamanya.

Ternyata, Heechul justru mengecek masing-masing lutut mereka, “sakit nggak?” Keduanya kompak menggeleng.

“Mama kenapa nangis?” tanya Ongek polos. Dengan sigap, Heechul menghapus air matanya. “Nggak.. udah diabisin susunya? Rotinya dimakan nggak?” Bocah-bocah itu menjawab dengan anggukan.

DH: “Mama, Ongek ngantuk.”

EH: “Aku juga, hoam

HC: “Ya udah yuk, mandi dulu terus tidur siang.”

Heechul berdiri menggiring anak kembarnya. Sebelum pergi, ia menengok ke arah Leeteuk yang sedari tadi masih terdiam memperhatikan mereka. “Makan Pa, ada roti tadi mama beli.”

Kemudian mereka sibuk masing-masing. Heechul mengurus si kembar hingga ikut tertidur di kamar Ongek. Sedangkan di ruang TV, Leeteuk mengobrol dengan Yesung sembari menemaninya mengerjakan tugas sekolah.

Malamnya mereka beraktivitas seperti biasa. Namun hingga saat ini Leeteuk dan Heechul masih belum berbicara satu sama lain.

Setelah makan malam, Leeteuk langsung menuju ruang kerjanya. Kegiatan yang biasa ia lakukan di Minggu malam untuk menyiapkan pekerjaannya di hari Senin besok.

Sekitar pukul 11 malam, Leeteuk keluar dari ruang kerjanya. Rumah sudah sepi. Anak-anak sudah tidur. Ia pun berjalan menuju kamar melewati ruang makan. Di atas meja makan, ada secangkir teh herbal hangat dan sebuah kertas kecil bertuliskan:

Minum ini dulu sebelum tidur. Mama tidur duluan.

Seketika sebuah senyuman melengkung dari bibir Leeteuk setelah membacanya.

Selesai minum teh dan menyuci cangkir, Leeteuk masuk ke dalam kamar. Heechul sudah terbaring memunggungi pintu. Sepertinya sudah tidur.

Leeteuk pun berbaring di sampingnya sejenak sebelum akhirnya bergerak mendekat dan memeluk Heechul dari belakang. “Maafin papa ya..”

Sebenarnya Heechul belum tertidur. Tetapi ia memilih pura-pura tertidur saja. Leeteuk juga mengetahui akan hal itu, makanya ia terus melanjutkan ucapannya.

“Cewek itu pengasuhnya Kyu. Dia diminta ikut sama orang tuanya Kyu buat jagain…”

“… Samaan baju juga nggak sengaja kok ma. Papa kan baru ketemu itu, gimana janjiannya coba? Iya tapi papa tetep salah, harusnya nggak usah sampe kayak gitu ya…”

“…Mama jangan nyalahin diri sendiri lagi ya.. Apalagi soal ngurus rumah dan keluarga. Buat papa nggak ada masalah. Lagian di awal kita udah sepakat kan sama pembagiannya…”

“…Makasih ya, udah jadi mama yang hebat buat anak-anak...”

Tangis Heechul pecah, ia sudah tidak bisa lagi menahannya, “t-tapi mama juga salah. Mama suka genit sama cowok-cowok buat mancing papa. Makanya papa juga kayak gitu kan?” Heechul membalik tubuhnya menghadap Leeteuk.

Tangan Leeteuk bergerak merapikan rambut Heechul yang berantakan, “tuh kan nyalahin diri sendiri lagi. Nggak ma.. Papa beneran salah kali ini. Mama kayak gitu di depan kamera, sedangkan papa di belakang kamera. Wajar kalo mama marah. Maaf ya…”

Heechul hanya mengangguk. Lalu masuk ke dalam pelukan Leeteuk.

“Mungkin di mata orang lain kamu ga sempurna, tapi buat aku udah sempurna kok,” ucap Leeteuk sambil membelai rambut Heechul.