Red String.


Itu adalah awal musim dingin.

Di menit-menit terakhir keputus-asaan seorang Mark, ia melihat gumpalan asap di tangan kirinya semakin menebal. Untaian benang merah di jari kelingkingnya memanjang mengikuti satu arah.

Mark diserang panik mendadak. Detak jantungnya berdetak cepat, seolah akan meledak saat itu juga. Dan ketika dia merasa benang merahnya tertarik, mau tidak mau, Mark mengangkat kepalanya.

Seorang pemuda berdiri diam tidak jauh darinya. Mata bertemu Mata. Di dalam situasi ini, Mark mengagumi mata indah dari sosok tersebut. Kemudian ia melirik pergelangan tangan kiri pemuda itu. Gumpalan asap putih juga ada di sana.

Dan benang merah merekaㅡmenyatu.

Tatapan itu serta merta menyihir Mark. Seakan-akan siap mengambil alih seluruh dunianya. Mark merasa tercekik oleh atmosfer yang sungguh meresahkan hati. Rasanya juga sesak sekali.

Dia adalah Lee Haechan. Pemuda manis yang beberapa hari terakhir sering ia perhatikan sebab eksistensinya yang selalu ada di sekitar Mark.

Dia adalah Lee Haechan, belahan jiwa Mark.