write.as

If This Ain’t Love Part 1 — How It All Started 11th Naration thejoohyuncom

Keesokkan pagi, Joohyun terbangun dari tidurnya karena rasa sakit kepala yang dirasakannya. Dengan susah payah Joohyun bergerak bangun untuk duduk dan berusaha untuk mengambil segelas air yang terletak di meja samping tempat tidurnya, lengkap dengan sebuah obat yang ia tahu sengaja ditempatkan oleh orang rumahnya. Selesai meminum obat, Joohyun meletakkan kembali gelas yang sudah kosong itu dan sedikit meregangkan badannya.

Seketika, Joohyun kembali mengingat apa yang terjadi semalam dan hal-hal apa saja yang ia ucapkan. Wajahnya pun memerah saat ia teringat bagaimana ia meminta Seungwan untuk menikahinya.

“Stupid Joohyun!!” Ucapnya dalam hati.

Joohyun kemudian menengok ke sekelilingnya dan akhirnya menyadari sesosok lain yang ada di dalam kamarnya itu. Di atas sofa, bisa dilihatnya Seungwan yang tertidur pulas. Joohyun kemudian bangkit dan berjalan menuju sofa tersebut. Ia berjongkok untuk bisa memperhatikan wajah Seungwan dengan jelas. Sebuah senyuman pun terukir di wajahnya saat melihat Seungwan yang tampak begitu damai.

Setelah beberapa detik, Seungwan akhirnya membuka mata, membuat Joohyun terkaget dan melompat menjauh hingga terjatuh. Melihat hal itu, Seungwan tertawa pelan dan bangkit untuk membantu Joohyun yang saat ini tengah mengerucutkan bibirnya.

Gemas dengan tingkah Joohyun membuat Seungwan mencubit pelan pipi wanita itu. “Kamu tuh pagi-pagi kok lucu banget sihhh~”

“Ihh, apansih Seungwan!” Joohyun berusaha untuk melepaskan tangan Seungwan dari wajahnya, membuat Seungwan akhirnya berhenti.

“Iya, sorry ya…”

Seungwan pun membantu Joohyun untuk kembali ke tempat tidurnya dan akhirnya mereka berdua berbaring bersama. Joohyun mengambil tangan Seungwan dan bermain dengan jari jemari lentik milik Seungwan.

“Semalem papa yang bawa aku masuk ke kamar atau kamu?” Tanyanya pada Seungwan, masih sambil memainkan jari tangan Seungwan.

Mendengar pertanyaan Joohyun membuat Seungwan tersenyum bangga, “aku dong. Aku gendong kamu dari parkiran mobil sampe kamar!”

“Serius?”

“Iya! Masa kamu gak percaya? Parah banget sih…”

Joohyun mengangkat kedua bahunya, “ya kan siapa tau bukan kamu… Terus kamu ngobrol dong sama mama papa?”

Seungwan menganggukkan kepalanya, “iya, mereka akhirnya tau tentang kita. Gak apa-apa kan, sayang?”

“Ya, gak apa-apa. Cepat atau lambat orang tua kita pasti bakal tau atau minimal ya curiga dikit. Semalem kamu ngomong banyak sama mama papa?”

“Enggak juga sih. Aku cuma minta maaf aja soalnya udah bawa pulang kamu dengan keadaan yang mabuk berat. Tapi untungnya mereka ngerti kalo anaknya memang bandel banget!” Seungwan mencubit hidung Joohyun, membuat Joohyun kembali mengerucutkan bibirnya.

“Nyebelin…”

“Loh aku ngomong bener kok!”

Tok tok tok

“Kak Joohyun, Kak Seungwan, udah bangun belum?” Terdengar suara teriakan Yeri dari balik pintu kamarnya, membuat Joohyun menghela nafas sebal karena ia merasa pagi harinya dan Seungwan terganggu.

“Iya udah, kenapa Yerm?”

“Disuruh mama papa turun, kak! Sarapan dulu!”

“Iya, ntar gue sama Seungwan ke bawah!”

***

Seungwan dan Joohyun menyapa Kyesang, Jihye dan juga Yeri yang sudah terduduk manis di meja makan. Keduanya duduk bersebelahan tepat di sebelah kiri Kyesang dengan Jihye dan Yeri yang berada di seberang mereka.

Mereka kemudian menyantap makan pagi sambil saling bercengkrama ringan. Sesekali Kyesang, Jihye dan Yeri juga menggoda Joohyun mengenai kondisinya semalam, membuat Joohyun mengerut dan mengerucutkan bibirnya. Seungwan sendiri hanya tertawa melihat reaksi Joohyun.

Joohyun yang menyadari Seungwan menertawakannya kemudian menatap Seungwan, “kok kamu malah ikutan ngetawain aku sih??”

“Lah, emangnya Kak Seungwan gak boleh ketawa? Kan gak ada larangannya,” jawab Yeri sambil memasang wajah jahilnya. Joohyun dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah adiknya itu dengan sinis.

“Kan gue ngomongnya sama Seungwan, kok lo ikutan sih?”

Yeri mengangkat bahunya, “ya kan gue cuma ngebelain Kak Seungwan. Kasian dong masa Kak Seungwan udah capek-capek gendong lo semalem eh malah digalakkin sama lo.”

Joohyun baru saja ingin membalas ucapan Yeri saat ia merasakan sebuah tangan yang diletakkan tepat di salah satu pahanya. Ia menengok ke arah Seungwan hanya untuk melihat perempuan itu menggelengkan kepalanya, membuat Joohyun menghentikan niatnya.

Yeri sendiri hanya menyeringai, “aduh Kak Seungwan sama Kak Joohyun sweet banget sih, yuk nikahin aja besok!”

Baik Joohyun dan Seungwan sama-sama terlihat malu setelah mendengar ledekan dari Yeri. Semburat merah terlihat jelas di kedua pipi Joohyun dan Seungwan, membuat Yeri menjadi semakin bersemangat untuk menggoda keduanya. Namun, ide jahil Yeri harus berakhir ketika sang ibu menghentikannya untuk menggoda Joohyun dan Seungwan. Dengan berat hati Yeri pun mengikuti perintah Jihye.

Kyesang yang melihat Yeri hanya menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil, anak bungsunya itu memang sangat jahil, entah darimana ia mewarisi sifat nakalnya itu. Sang kepala keluarga kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah Joohyun dan Seungwan. “Joohyun, Seungwan, hari ini kalian ada acara?”

“Aku gak ada, pa.” Jawab Joohyun. Seungwan pun menjawab dengan jawaban yang sama.

“Hm, kalau gitu kalian jalan saja nanti. Ke mall atau kemana gitu, refreshing sedikit, papa tau kalau seminggu belakangan ini kalian sangat sibuk.”

Ide dari Kyesang pun menarik perhatian Joohyun. Ia kemudian menganggukkan kepalanya dengan bersemangat.

“Yuk, Wan?”