write.as

Anything for mama

Taehyung tampak gelisah, soalnya dia harus minta izin pada mama Jeon, suaminya memang mengizinkan tapi dia juga harus punya izin dari mama mertua nya

Kakinya susah dilangkahkan, Taehyung bingung dan mendadak kaku, dia takut tidak dapat izin

Jika kalian bertanya mengapa mama Jeon masih tinggal serumah dengan anaknya yang sudah menikah? jawabannya adalah restu,

Mama Jeon memang belum merestui hubungan mereka berdua, dan mama Jeon membuat aturan jika beliau sudah merestui hubungan yang dijalin anaknya dengan Taehyung, beliau akan pindah dari rumah ini

Entah tradisi atau apa, Taehyung hanya mengikuti, toh, dia menjadi istri Jeongguk saja sudah senang kok

“M-ma?”

Tidak ada sahutan, masih membaca majalah keluaran terbaru, Taehyung menghela nafas

“Ma, adek minta izin keluar ya? sama temen adek, tadi udah minta izin kok sama mas”

Sekitar hitungan ke lima, mama Jeon memutar kepalanya mengarah Taehyung, beliau menatap datar kearah menantunya

Ah, menantu?

Sepertinya, bukan.

“Kenapa minta izin sama saya?”

“A-ah itu, adek-“

“Pergi aja! memangnya siapa yang larang kamu, huh? mau kamu pergi sebentar, lama, sampai gak datang kesini lagi juga saya biarin, saya gak butuh kamu disini, anak miskin”

Taehyung terkejut, tapi sudah terlampau biasa, dirinya sudah terlalu kebal dengan hinaan mama Jeon, begitu juga beliau adalah mama mertuanya, mamah dari suami tercintanya

“K-kalo gitu, adek pergi, adek bakal pulang sebelum makan malam, adek janji”

“Saya ga peduli mau kamu pulang sebelum makan malam atau gak, gausah pulang sekalian juga saya senang”

Taehyung tersenyum tipis, mungkin mood mama Jeon sedang tidak bagus jadi sedikit sensi

“Adek pamit ya, ma. As-“

“Eh, sebentar!”

Mama jeon berdiri, beliau tampak berpikir lalu tersenyum lembut pada Taehyung. Ah, dia paham-

ini bukan hal baik

“Kamu udah minta izin kan sama anak saya?”

“U-udah, ma”

“Berarti anak saya kirim uang ke rekening kamu?”

“M-“

“Sini handphone kamu”

Taehyung berkedip dan menatap bingung, mama Jeon berdecak, memutar bola matanya

“Kamu tuli? Siniin handphone kamu!”

Taehyung menyerahkan handphone nya pada mama Jeon, wanita paruh baya yang sudah berkepala tiga itu mengotak-atik handphone nya

“Nih”

Taehyung mengambil handphone nya barusan, meneliti apa ada yang salah dengan handphone nya sampai mama Jeon meminjam handphone nya?

“Anak saya ngasih kamu sepuluh juta, dan saya tau, kamu pasti gak mau kan uang sebanyak itu, ah, bukan gak mau tapi gak pantas, jadi, karena saya baik sama kamu-“

Mama Jeon kembali duduk dan meraih majalah yang barusan dia baca, menyesap teh hangat beliau sebelum kembali bicara

“-saya ambil semua uangnya dan sisain seratus ribu buat kamu”

Taehyung membelalak, badannya kaku dan dirinya sedikit tak percaya, uang 10 juta yang dikirim Jeongguk diambil mama Jeon dan dirinya hanya disisakan 100 ribu?

Ah, Taehyung ayolah sadar, kamu hanya benalu di hubungan mama dan anak ini

Taehyung paham, setelah dirinya menikahi Jeongguk, semua uang hasil kerja keras Jeongguk diberikan padanya dan sisanya pada mamanya, mungkin mama Jeon kesal dengan itu

“Cukup kan? Lagian, kamu gak pantas megang uang sepuluh juta, buat apa? perawatan? sadar, kamu terlalu kampungan, atau....belanja? belanja pakaian? Haha, pakaian kota mana cocok sama kamu, jadi jangan mimpi”

“Oh ya, seratus ribu itu mungkin cuman cukup buat makan, kamu keluar cuman buat makan sama temen kamu kan? ga belanja kan? ah, kalo dia belanja pun kamu gak akan bisa beli, mana ada baju seharga seratus ribu”

Taehyung menunduk, matanya panas dan berair, tidak, dia harus kuat, demi Jeongguk dia harus kuat

“Yaudah sana, kamu halangin saya, saya muak liat muka kamu”

Taehyung membungkuk lalu berjalan keluar, air matanya menetes dan buru-buru dia hapus, Jimin sudah menunggu ternyata

Berat memang, tapi ini adalah pilihannya. Mama Jeon tidak menyukainya tidak apa, yang penting, Taehyung memiliki Jeongguk di keluarga ini, hanya Jeongguk sumber bahagianya

Dan dia akan bertahan demi suaminya, yah, untuk kali ini biarkan dia seperti ini