write.as

🌼🌼🌼🌼 Tanaya tersentak bangun dengan napas yang memburu serta keringat dingin yang membanjiri tubuhnya. Tanaya melepaskan masker oksigen yang membantunya bernapas dan melihat ke sekeliling nya mendapati dia sekarang sedang merada dirumah sakit. Ketika akan mengangkat tangan kanannya, Tanaya merasakan sesuatu menahan tangannya dan ketika dia menoleh itu adalah Jeffrey yang tertidur menelungkupkan kepalanya sambil mengenggam erat tangan Tanaya. Tanaya sedikit takut ketika melihat wajah Jeffrey karena mengingat mimpinya tadi. Tanaya mengedarkan pandangannya dan melihat ada Abbiyu yang tidur bersandar di dada Barra di sofa. 'Mimpi gue aneh banget' batin Tanaya sambil terus mengingat mimpinya tadi yang walaupun coba dia alihkan tetap saja terbayang di kepalanya. Jeffrey tiba-tiba bergerak bangun, sedikit terkejut ketika melihat Tanaya membuka matanya. "Hey? Udah bangun? Kenapa gak bangunin kakak? Kamu perlu sesuatu hm? Ada yang sakit?" tanya Jeffrey sambil memeriksa Tanaya. Entah kenapa Tanaya ingin menangis saat ini, dia seperti amat sangat merindukan sosok Jeffrey sekarang ini. "Hey? Kenapa Nalesha? Kok nangis ada yang sakit? Mana yang sakit Nalesha?" panik Jeffrey ketika tiba-tiba Tanaya menangis. Tanaya bergerak untuk memeluk Jeffrey dan terus menangis sedih di dekapan Jeffrey. "It's oke Nalesha, anak baik, anak pinter" Jeffrey menenangkan Tanaya sambil mengusap lembut punggung Tanaya yang bergetar karena tangisannya. Abbiyu dan Barra yang mendengar itu pun terbangun dan sedikit bingung ketika melihat Tanaya yang menangis sambil memeluk Jeffrey. Abbiyu dan Barra tetap diam memberikan ruang bagi Jeffrey dan Tanaya untuk tetap berada di suasana mereka sekarang. Tanaya menjauhkan wajahnya dari dada Jeffrey ketika dia sudah mulai tenang dari tangisnya. "Kenapa hm? Udah bisa cerita ke kakak? Atau nanti aja?" tanya Jeffrey lembut sambil mengusap wajah Tanaya yang memerah. "Gak tau hiks tiba-tiba aja sedih padahal gak ada apa-apa" jawab Tanaya dengan suara serak akibat tenggorokan nya yang terbakar akibat racun yang tidak sengaja dia minum kemarin dan akibat dia menangis barusan. Jeffrey membawa dirinya mengecup sayang kening Tanaya membuat Tanaya sedikit merasa nyaman dihatinya. "It's oke Nalesha" Jeffrey terus memberikan usapan sayang pada rambut Tanaya. "Kak aku kenapa ada dirumah sakit?" tanya Tanaya. "Kamu kemarin keracunan Nalesha jadi Ben bawa kamu kesini". "Keracunan?". "Iya kata Ben kamu minum minuman yang dikasih sama seseorang dan ternyata di minuman itu ada racunnya". " Terus aku kenapa? Aku gak papa kan?". "Iya tapi pencernaan kamu rusak karena racun yang di pake itu bersifat membakar gitu jadi untuk sementara waktu kamu gak bisa makan makanan yang bertekstur dulu". Tanaya langsung lesu ketika mendengar penjelasan Jeffrey. "Cupcake juga gak boleh?" "Gak boleh dulu ya Nalesha". "Es krim?". "Gak boleh juga". "Terus aku makan apa dong?". Jeffrey terkekeh gemas ketika mendengar rengekan Tanaya yang disertai mata bulatnya yang berkaca-kaca. "Kata dokter nya selama dua minggu ini kamu cuma boleh makan bubur aja Nalesha". Tanaya mengerang tidak terima ketika mendengar itu. "Lama banget dua minggu" keluh Tanaya. "Kapan aku boleh keluar kak?". "Eh tadi Abbiyu yang tanya sama dokternya, Bbiy kapan Nalesha boleh pulang". "Akhirnya lo liat kita juga, besok udah boleh pulang tapi Tanaya masih harus dalam pengawasan" jawab Abbiyu. "Jeff apa Tana kita bawa kerumah aja dulu supaya kita juga bisa rawat dia" usul Barra. "E- eh jangan kak ngerepotin nanti" tolak Tanaya dengan usulan Barra. "Ngomong apa sih dek, kan kak Biyu udah bilang kalo Tana gak ngerepotin kita sama sekali" kata Abbiyu. "Iya Nalesha ikut kita aja dulu ya, kamu cuma sendirian kan tinggal di toko buku itu" ucap Jeffrey ikut membujuk Tanaya. "Tapi aku beneran gak mau ngerepotin siapapun gak papa kok aku di toko aja aku janji bakal ngikutin semua anjuran dokter" ucap Tanaya meyakinkan. "Kakak mohon biarin kita ngerawat kamu ya Nalesha kamu sama sekali gak ngerepotin kita Nalesha kakak cuma pengen kamu sehat dan ada temennya" bujuk Jeffrey lagi sambil mengenggam tangan Tanaya seolah memohon. Tanaya diam, berpikir sejenak untuk menimang tawaran dari mereka. Tanaya memandang Abbiyu yang sepertinya bersungguh-sungguh untuk memintanya tinggal sementara bersama mereka. "Oke tapi kerjaan aku gimana? Aku kan kerja di toko buku itu". "Nanti biar kakak yang izinin kamu ya lagian kata Ben tadi dia udah hubungin yang punya toko buat ngasih tau kondisi kamu dan dia bilang gak papa kalo kamu mau istirahat dulu" jelas Jeffrey. "Dah sekarang kamu istirahat lagi aja ya besok pagi kamu bakal diperiksa lagi dan sorenya kamu udh boleh pulang". Jeffrey membawa Tanaya untuk kembali merebahkan tubuhnya, lalu membenarkan selimut rumah sakit yang dipakai Tanaya, menepuk lembut kepala Tanaya berusaha membuat Tanaya kembali tertidur. 🌼🌼🌼🌼