JOHIB

Pagi itu Ibra terlihat bangun lebih awal dari biasanya, tentu saja karena hari ini ia akan bertemu dengan Jemme.

Jika di deskripsikan, Ibra kini tengah mengenakan kaus polo berwarna putih dengan bawahan celana pendek hitam. Sekarang ia tengah berkaca di depan cermin sembari memberi beberapa semprotan parfum pada baju yang sedang ia kenakan ini.

Tak lama dari itu, Ibra memutuskan untuk turun menuju lantai bawah guna meminta izin pada Johan. Ya.. walaupun beberapa hari yang lalu ia sudah membicarakannya tapi apa salahnya meminta izin untuk yang kedua kalianya, yakan?

Saat Ibra ingin mencari Johan, tiba-tiba dari arah dapur keluarlah Johan, lelaki jangkung tersebut tengah berjalan menuju ruang tamu dengan keadaan shirtless dan hanya memakai celana pendek diatas lutut.

Pipi Ibra bersemu merah melihat perut atletis milik Johan yang terbentuk dengan sempurna. Pikirannya mungkin sudah kemana-mana! Namun dengan cepat ia hapus semua pikiran mesum tersebut dan langsung menghampiri sang dominan.

“Johan! Lo kalau di rumah jangan shirtless an doang dong. Ini rumah bukan pantai!” tegur Ibra dengan wajah yang sengaja ia buat agar tampak seperti marah.

“Ya biarin? Kita sama sama cowo elah. Lagian badan gue juga bagus, ga kaya lo.”

Sontak Ibra di buat naik pitam oleh perkataan Johan.

“BACOT! Jangan bikin gue marah deh, gue ntar mau ke Jakarta Aquarium bareng Jemme.” ucap si kecil dengan nada kesal.

“Jemme yang jemput?” tanya si dominan sembari mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu lalu menatap Ibra yang kini jauh lebih tinggi dari dirinya.

“Iya Jemme yang jemput, tapi ntar jemputnya di cafe nya Jemme.”

“Mau nongkrong dulu ceritanya?” ucap Johan sembari menyandarkan kepalanya pada senderan sofa.

“Iya, pokonya ntar jemput dah pas gue udah call lo. Dah ya, gue mau ke atas dulu.”

“Oke, btw pake celana panjang aja. Jangan celana kaya gitu.” teriak Johan pada si kecil, sedikit hatinya agak tak rela melihat Ibra dengan tenangnya memakai celana pendek diatas lutut, agak ngeri pikirnya.