LABYRINTH

Hati Jeha di pagi yang cerah ini dibuat tidak nyaman, ia deg-degan karena JUNI. Band yang memang ia idam-idam kan sedari dulu, nanti akan menyanyi di depan kedua matanya untuk pertama kali di dalam hidup Jeha.

Di tengah kerumunan anak kecil, Jeha mati-matian untuk mengontrol perasaan mellow miliknya, Bahkan sesekali ia lampiaskan perasaan miliknya dengan mencubit pipi gemas salah satu adik panti di sebelahnya.

Acara pun mulai di buka, dimulai dari sambutan Mas Adit dan beberapa panitia yang bertugas. Dilanjut dengan beberapa games yang mengundang gelak tawa seisi auditorium, membuat Jeha lupa akan kecemasannya dalam waktu sementara.

Lalu tiba saat yang paling dinanti, sambutan dari pembawa acara untuk JUNI membuat seluruh tubuh Jeha membeku. Satu persatu personil band tersebut naik keatas panggung, namun tentu saja. Matanya tidak lepas dari Jojo, vokalis yang memang ia idolakan sedari dulu.

Hatinya serasa melayang begitu ia melihat Jojo dengan balutan kaus oblong warna putih, dengan celana jeans yang melekat di tubuhnya. Tapi tetap saja, menjaga image nomor satu.

Disaat JUNI bawakan lagu pertama mereka, Jeha dengan senang hati ikut menyanyi bersama anak-anak. Tak di sangkanya, hampir seisi auditorium menyanyi bersama.

JUNI tetap bernyanyi hingga lagu ke 7, tak sengaja netra Jeha bertemu dengan milik Jojo. Keduanya bertatapan cukup lama dengan Jojo sembari menyanyi. Jeha malu di tatapnya, dengan cepat Si Manis segera menundukkan kepalanya. Jojo sunggingkan senyumnya, Si Tampan juga tersipu malu.

Baru kali ini ia bertemu dengan penggemar yang… dirasanya berbeda dari yang lain. Aneh.

Pertunjukan pun berakhir, di tutup dengan acara foto bersama. Jeha sibuk mengatur para bocil yang susah di atur, setelah mendapatkan best view matanya menelisik, dari barisan pertama hingga ke tiga, namun dilihat tidak ada tempat tersisa untuknya.

“Sini, di samping gue aja!”

Suaranya terdengar familiar di telinga Jeha, dan ya.. Jojo menunjuk tempat di sampingnya yang terlihat muat untuk tubuh seukuran Jeha. Sekali lagi, Jeha harus mati-matian menahan euforia yang meledak di dadanya.

Bunyi ‘Ckrek!’ kamera terdengar beberapa kali, dengan begitu posisi pun di bubarkan. Tampaknya personil dari JUNI memilih untuk memanfaatkan waktu mereka dengan bermain dengan adik-adik panti.

Saat akan kembali menuju bawah panggung, terdengar sautan dari arah belakang,

“Eh, bentar!” Jeha balikkan badannya, ia dapati Jojo tengah berjalan ke arahnya. “Nama lo siapa?”

Jeha membatu untuk beberapa detik.

“Halo?” Jojo lambaikan tangannya di depan wajah manis Jeha.

“E-Eh! Iya halo, gue.. Josephine. Kenapa?”

Jojo menyeringai tipis, ia ulurkan tangannya.

“Jonathan, nice to meet you” Jeha menatap tangan yang ulurkan padanya, berpikir ‘ini mimpi ga sih gue?’

Namun, segera ia balas salaman itu dengan awkward. “Okay.. Jo,”

Jojo naikkan satu alisnya, lalu tertawa kecil. Hendak ia mengucapkan sepatah kata, namun Mas Adit memanggil Jeha untuk mengurus konsumsi yang telah tiba.

“S-Sebentar ya, lagi dibutuhin hehe,” ucap si Manis lalu pergi menuju sumber suara yang memanggilnya.

Well, interesting.

Jojo sadar, penggemarnya ini berbeda dengan yang lain. Ada sesuatu dari diri Si Manis yang… membuatnya berbeda.