MAHAMERU (2)

“Tadi siapa yang mulai duluan?” tanya Pak Danis yang merupakan salah satu guru BK kepada Meru dan Joshua.

“Saya pak, saya yang mulai duluan,” jawab Meru sembari menatap wajah tegas milik pria berusia setengah abad itu.

“Kenapa bisa terjadi hal seperti ini lagi? Bisa di jelaskan,”

“Tidak, intinya saya dan Joshua memiliki masalah pribadi, saya tadi pas lihat dia ke kantin langsung kesulut emosi,”

“Saya minta tolong untuk menjelaskan masalah kalian berdua disini,” ucap Pak Danis dengan nada tegas sembari melirik dua siswa yang tengah duduk berhadapan dengannya.

“Tidak bisa pak, ini merupakan masalah pribadi, bapak tidak ada hak untuk menyuruh saya menceritakan masalah pribadi saya,”

Whoops! Pak Danis hampir lupa, Meru bisa dibilang bukan siswa biasa pada umumnya. Keluarganya hampir memiliki seluruh power yang tidak semua siswa dapatkan. Bisa hilang pekerjaannya jika ia terus mencerca anak sulung dari keluarga Mahameru.

“Baik, saya harap tidak akan terjadi hal seperti ini lagi, tentu saja kalian tetap mendapatkan hukuman, nanti akan saya chat secara pribadi melalui whatsapp, untuk menjelaskan hukuman yang akan kalian lakukan,

Jangan mengeluh nantinya jika hukumannya agak berat,” jawab Pak Danis kepada dua siswa di depannya.

“Yasudah, boleh keluar,” lanjut pria tersebut.

Sudah, gampang dan cepat. Meru tersenyum tipis lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan BK dan menuju ke UKS untuk mencari P3K. Tapi ada yang masih mengganjal pikirannya, soal Raka yang merupakan cinta pertamanya.