I'm The One

in the middle of too many moments and connections. we were lost, you and i.

“Kak Hoooo! Aku bawa ikan bakar, loh!”

Di tengah hiruk pikuk suasana istirahat sekolah, Keonhee, siswa kelas sebelas. Dengan mantap melangkahkan kakinya masuk menuju kelas dua belas dengan kotak bekal berwarna kuning di tangannya, lengkap beserta dua lembar tisu.

Seoho yang sedang membereskan buku mendongak. Matanya menekuk ramah saat menemukan Keonhee sedang berlari kecil ke arahnya.

“Waaah makasih banyak Hee makanannya! Aku nggak dibawain makanan sih. Dikasih uang jajan doang sama mama. Mau ke kantin, tapi males banget. Uangnya juga mending buat beli pulsa, lagian kan kantin juga rame. Terus nan-”

Mulut Seoho terpaksa Keonhee tutup. Seoho tidak akan selesai bicara kalau tidak dicegah. “Sssstt- udah. Kakak bawa uang, kan? Sini aku beliin air mineral,”

Seoho merogoh saku celananya, “Iya bawa. Eh tapi Hee, aku bawa air minum!” Seoho membongkar isi tas nya. Menunjukkan botol minum kebanggaannya yang akan dibuka, kalau kondisi sudah tidak memungkinkan untuk pergi ke kantin.

“Yes! Sekarang, ayo makan,”

Keonhee dan Seoho, belum lama ini jadi teman baik karena sama-sama lebih suka makan di kelas dan kurang suka jajan ke kantin.

Alasan Seoho gak mau ke kantin : 1. Malas 2. Uangnya sayang, mending beli pulsa 3. Ramai

Tapi beda dengan alasan gak ke kantinnya Keonhee : 1. Mau ketemu Seoho 2. Mau liat Seoho seneng karena ada yang nemenin makan siangnya 3. Seoho dulu, Seoho lagi, Seoho terus

Keonhee dan Seoho juga, suka dibilang sahabat sangat dekat sama teman-temannya. Karena jadi sahabat makan di kelas, mereka kemana-mana jadi bareng terus sih.

Keonhee rela main ke kelas dua belas yang hawanya menakutkan, demi makan bareng Seoho. Kadang juga, Seoho suka nitip susu kotak atau jus ke teman sekelas Keonhee karena malu buat ngasih langsung. Terus ditempelin sticky note, 'semangat!'

Rasanya kayak punya pacar, ya. Tapi kalau dengan status teman saja mereka bisa deket banget, buat apa dijadiin pacar? Keonhee juga sadar, Seoho cuma menganggapnya sebagai sahabat. Kasihan, perasaannya bertepuk sebelah tangan.

Tapi jangan bilang ke Seoho ya, ini rahasia Keonhee!

Derap langkah seseorang terdengar hendak memasuki kelas Seoho. Mengetahui siapa yang datang, Seoho cepat-cepat mengambil tisu lalu mengelap mulutnya yang berantakan sehabis makan.

Keonhee hanya terkekeh melihat tingkahnya. Di mata Keonhee Seoho selalu sangat menggemaskan, sungguh.

Tapi fakta bahwa Seoho selalu ingin tampil sempurna di depan orang yang baru memasuki kelas ini membuat perasaan Keonhee agak terluka.

Juga alasan lain Keonhee belum mau memacari Seoho, tidak lain tidak bukan adalah karena Keonhee tahu kalau Seoho sukanya sama Youngjo.

“Udah bersih,” Ujar Keonhee berbisik.

Seoho tersenyum kecil, kemudian mengacungkan jempolnya.

Youngjo masuk untuk mengambil uangnya di dalam tas Geonhak yang kemarin berhutang padanya. Youngjo sedikit mencuri pandang pada Keonhee yang sedang memperhatikan Seoho sambil makan, sedangkan Seoho memperhatikan Youngjo sendiri.

Youngjo jadi tertawa, semua orang juga tau kalo Keonhee si anggota humas OSIS ini suka sama Seoho.

Youngjo menghampiri Keonhee, menepuk pundaknya. “Sabar aja. Semangat, ya!”

Keonhee senyum balik, “Makasih sob, semangat juga!”

Seoho termenung, lalu memajukan bibirnya karena kesal. “Kenapa gak aku aja yang dapet semangat,”

“Kamu kelihatan semangat terus, sih. Tapi jangan sedih Kak! Aku selalu ada buat kakak. Orang satu-satunya, yang bakal selalu ngasih semangat buat kakak,”

Kan, Keonhee sudah berusaha, kan? Teman-temannya saja tahu kalau Keonhee menyukai Seoho. Masa Seoho tak kunjung menyadarinya?

“Hee! Apa sih,”

Keonhee kembali dibuat terkekeh. “Bener kan? Aku selalu disini! Keonhee buat kak Seoho, kak Seoho buat Keonhee! Haha,”

Keonhee pikir, kata-katanya tadi bakal kedengeran jayus. Karena nyatanya, setiap hari Keonhee bilang gitu buat Seoho. Biasanya Seoho bakal mengalihkan pembicaraan. Tapi tebak kali ini Seoho jawab apa?

Sambil ngangguk-ngangguk lucu, dia jawab. “Iya, iya. makasih banyak buat selalu ada untuk aku, Hee.”

“Oh tentu, sama-sama,”

Seoho lanjut bicara, setelah selesai dengan makanan di mulutnya. “Rasanya nyaman, waktu ada seseorang yang kamu tahu, bakal selalu ada buat kamu. Kayak punya pacar, gak sih? Yah, meski kamu bukan pacarku.”

“Seru kali ya kalau kamu jadi pacarku?”

Wajah Keonhee untuk pertama kalinya, memerah menanggapi balasan Seoho. Keonhee tahu, Seoho pasti cuma asal berceletuk. Ah masa bodoh, Keonhee jadi terlampau senang sekarang.

“Oke sekarang kita pacaran, kak!”

Keonhee tiba-tiba menggenggam kedua tangan Seoho yang sama-sama masih kotor habis makan ikan bakar, sembari menatap mata Seoho antusias. Pipi Seoho yang menggembung karena sedang mengunyah makanan jadi ikut memerah. Ah, kenapa ya?

“Hee? Tiba-tiba???” Tanya Seoho keheranan setelah buru-buru menelan makanan di mulutnya.

Keonhee mengangguk riang. “Iya kak! Kan Keonhee satu-satunya buat kak Seoho,” Ucap Keonhee menunjuk Seoho,

“Kak Seoho satu-satunya buat Keonhee,” Lalu nunjuk dirinya sendiri sambil ketawa-ketawa renyah.

Seoho lepas tangan Keonhee. Reflek, Seoho menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya yang masih kotor. Malu, ish.

now stick to my side, why are you still confused?

“Kak Ho! Aku diterima gak nih,” Tanya Keonhee, lanjut makan.

Seoho memukul perlahan kepala Keonhee. Yang dipukul hanya mengaduh pelan sembari terus mengusap kepalanya.

“Udah jelas diterima!”

“HAH??”

“Hush, berisik.

“Ya, maaf.”

Suasana hening sejenak. Seoho menaikkan kedua kakinya keatas kursi, lalu memeluknya erat.

“Aku yang maaf, Hee.”

Mendengar perubahan nada pada bicaranya Seoho, Keonhee yang sedang makan mendongak dengan tatapan heran. “Eh?”

“Padahal kamu selalu ngomong begitu sejak pertama kali kita jadi suka makan bareng. Harusnya aku tahu kamu suka sama aku. Kamu apa gak kesel nungguin aku lama banget gak kunjung peka begini?” Seoho mengelap air matanya yang tiba-tiba mengalir, menggunakan satu lagi tisu Keonhee yang tersisa.

“Nggak, tuh.” Balas Keonhee yang sedang mengunyah.

“Juga, maafin aku yang kadang ngehindar dari kamu. Rasanya aneh tiap deketin kamu. Kayak pengen terjun dari rooftop gitu, aneh banget kan?”

Keonhee tersenyum jail, “Berarti kakak suka sama aku kan dari dulu?”

“Ah, siapa bilang. Bikin pengen bunuh diri mah iya,”

“Jangan ngelak, sayang.”

Hah

Sebentar. Apa tadi kata Keonhee?

Sayang?

17 tahun Seoho hidup, Seoho tak pernah mengetahui kalau satu 'Sayang' bisa membuat hatinya porak poranda.

Keonhee melambaikan tangannya di depan wajah Seoho, “Kak Ho jangan bengoooongg,”

“Apa sih Hee? udah ah makan,” Ucap Seoho mengalihkan, setelah menggelengkan kepalanya gemas.

Suasana tim makan siang di kelas kali ini jadi sangat berbunga-bunga. Makan siang ditutup dengan Keonhee yang memberi flying kiss untuk Seoho, membuat otak Seoho lagi-lagi tidak bisa berfungsi dengan baik.

“Jumpa lagi,” Ucap Keonhee, sebelum berlari menuju kelasnya.

Seoho masih melamun, sampai akhirnya temannya yang baru saja kembali dari kantin menepuk bahu Seoho. “Ada kemajuan, nih?”

“Eh, apa sih.”

“Tiba-tiba dikecup dia,”

Seoho menggelengkan kepalanya. “Hanya flying kiss, bodoh. Hari ini orang-orang gak jelas semua ah, males. Keonhee, Geonhak, Young-”

Geonhak menutup mulut Seoho, “Ssstt, udah. Pokoknya minta pj, pulsa cukup 50.000 ya Ho,”

“Seoho?”

Tidak mendapat respons, Geonhak melihat Seoho kembali melamun. Ternyata penyebabnya adalah seorang pemuda yang diketahui baru saja resmi menjadi pacar Seoho, sedang tersenyum manis sembari melambaikan tangan kepadanya sebelum memasuki kelas.

Geonhak hanya memutar bola matanya malas. “Cih, aku dicuekkin.”

Bukan Seoho mau mengabaikan, tapi senyum manis Keonhee yang sedang melambaikan tangannya riang terlalu indah untuk dilewatkan.

Masa bodoh dengan rasanya pada Youngjo, ia telah menemukan orang yang tepat sekarang.

Selamanya, saru-satunya di hati Seoho.