Mendacious : Kalian Berantem?

“Kamu jadinya cuma beli mie rebus?” tanya Abian ketika Felix kembali dari deretan kedai di kantin sekolah.

Yang ditanya tersenyum kecil sambil memperlihatkan dua butir telur rebus yang juga ia beli di kedai mie.

“Sama telur rebus,” katanya, ia meletakan satu telur di sebelah mangkuk bakso milik Abian. “Satunya buat Kak Abin.”

Abian mengambil telur itu dan mengupasnya. Ia lalu memisahkan putih telur dan kuning telur miliknya, setelahnya ia menaruh putih telur miliknya di mangkuk mie milik Felix, dan mengambil kuning telur milik Felix.

Felix memperhatikan semuanya dalam diam, “Thank you.”

Yang lebih tua terkekeh, “Makan yang banyak!”

Keduanya langsung kembali fokus pada makanan masing-masing. Mata Felix mengedar ke sekitar mencri sosok dua manusia yang biasanya mengganggu mereka, “Kak Iga sama Kak Yoffie mana?”

Abian mengernyit, “Iga ke ruang club, Yoffie ngikut katanya engga mau ganggu.”

“Dih, ganggu apaan, padahal seru kan makan rame-rame.”

Abian terkekeh. Ia melanjutkan makannya. Sementara Felix kembali mengedarkan pandangannya hingga matanya menemukan Jinendra yang berjalan dengan kepala celingukan mencari bangku kosong.

“Ji! Sini!” Felix memanggilnya sambil melambaikan tangan.

Abian menoleh ke arah Jinendra, ia yakin kalau laki-laki itu melihat ke arah Felix, tetapi bukan seperti biasanya Jinendra malah acuh dan melenggang keluar dari kantin.

Sejurus kemudian ia melirik pacarnya dan menemukan laki-laki itu tersenyum kecut sembari melanjutkan makanannya.

“Kalian berantem?” tanya Abian, memang bukan urusannya hanya saja agak aneh melihat si kembar ini tidak akur, apalagi jika Jinendra yang menghindari Felix.

Yang ditanya menggedikan bahu, “Engga tahu, dia tiba-tiba marah.”

“Tiba-tiba?”

Felix mengangguk.

“Jadi kamu kemarin maksa nginep di apart Eric karena berantem sama Jiji?”

Felix mengangguk lagi. “Abis engga enak kan kalau serumah diem-dieman. Terus bete juga kemarin dia bentak aku.”

“Udah tanya kenapa? Kamu buat salah?”

Kali ini Felix menggeleng, “Aku engga salah apa-apa deh.”

“Mau kubantu tanyain engga?”

“Engga usah, nanti aku sendiri yang tanya.”

Abian menganggukan kepala, ia mengelus surai Felix sebelum akhirnya kembali sibuk dengan makanannya.