About her birthday

“Kalau begitu bagaimana kalau sekarang kau menyanyikannya?”

Pemuda dengan kedua manik amethyst tersebut mundur selangkah, kemudian sedikit membungkuk dan mengulurkan tangannya, “Sebagai lagu pengiring dansa kita. Apakah nona mau melakukannya?”

Vil Schoenheit (Twisted Wondeland) x Hoshizora Yuuki (OC based on Yuu [Player] )

3.1k words

👑🌻

───────────

“Selamat pagi Ace! Sedang mengerjakan tugas?”

Yang dipanggil hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon, hal tersebut tentu saja membuat Yuuki merasa bingung mengingat Ace yang biasanya akan segera memberinya jawaban, seperti “Pagi! Benar sekali, bantu aku ya Yuu? Tugas ini sangat merepotkan” atau semacamnya.

“Apa mau kubantu?” Tanya Yuuki seraya duduk di samping sang pemuda seperti biasanya.

“Tidak, daripada itu bisakah kau diam, Yuu? Aku sedang berkonsentrasi”

“Ah, baiklah...”

Melihat Grim membuka mulutnya membuat sang gadis segera membekapnya seketika, “Sudahlah Grim. Lihatlah! Kapan lagi kita bisa melihat Ace berkonsentrasi saat mengerjakan tugas seperti itu?”

“Yuu! Pas sekali, bisa bantu aku?”

Merasa dipanggil, Yuuki segera menengok ke arah pemuda yang bersurai senada dengannya tersebut, “Hm? Bantu apa?”

“Sebenarnya aku dimintai tolong membawakan ini ke ruang perpustakaan. Tapi aku juga harus menyelesaikan beberapa nomor tugasku, jadi bisa bantu aku membawakan beberapa buku ini?”

Sang gadis mengangguk pelan sebelum menurunkan Grim dari gendongannya, “Tentu!” Ucapnya seraya menerima beberapa buku tersebut

“Terima kasih banyak! Kau benar-benar membantuku Yuu!”

“Tidak masalah, lagipula masih ada sepuluh menit lebih sebelum bel masuk berbunyi. Ayo, Grim!”

Suara langkah mengisi lorong yang masih terlihat ramai. “Hei bawahanku! Seharusnya kau menolak saja. Bukankah kau juga kurang tidur semalam?”

“Tidak apa-apa, lagipula justru aku harus banyak menggerakkan badanku agar terasa lebih segar”

“Huh... baiklah kalau kau memang baik-baik saja”

.

“Hoo? Yuu dan Grim rupanya! Selamat pagi!”

Merasa dipanggil dengan suara yang familiar membuat sang gadis refleks menghentikan langkahnya, “Kalim dan Jamil-san! Selamat pagi!”

Senyum secerah matahari pagi merekah di wajah Kalim, “Omong-omong kudengar hari ini hari- MMPHH??!!”

“Ya, cukup sampai disitu Kalim. Bukankah sudah kubilang semalam untuk jangan mengatakan hal itu?”

Tangan Jamil yang sebelumnya refleks menutup mulut Kalim terlepas perlahan, “Maafkan aku Jamil, kau memang seorang penyelamat di segala situasi!”

“Haah... hampir saja”

Yuuki hanya tertawa kecil melihat kedua kakak kelas di hadapannya, “Memangnya ada apa? Apa itu sesuatu yang tidak boleh aku atau Grim dengar?”

“Lebih tepatnya belum, nantikan ya Yuu! Aku juga sudah mempersiapkan banyak hal! Grim juga! Kalian pasti akan menyukainya!”

“Hooo?! Apakah itu tuna can?! Kalau iya aku akan menantikannya”

“Aku juga akan menantikannya”

“Bagus! Ini pasti akan menjadi hari yang menyenangkan!”

Bel tanda masuk terdengar, “Kalau begitu, sampai bertemu lagi, Yuu-san dan Grim”

“Sampai nanti Yuu!”

Sang gadis melambaikan tangannya kepada kedua kakak kelas asal asrama Scarabia tersebut seraya kembali melangkahkan kakinya menuju kelas.

“Ini perasaanku saja kalau hari ini akan ada banyak hal yang terjadi?”

“Entahlah Grim... aku hanya berharap hari ini akan menjadi hari yang damai tanpa ada masalah atau semacamnya”

👑

“Yuu-san!”

Langkah sang gadis terhenti begitu mendengar seseorang memanggil namanya. Senyum tipis mengembang saat melihat seorang kakak kelas menghampirinya.

“Azul-san? Ada apa?”

“Sebenarnya hari ini Mostro Lounge kekurangan orang, jadi bisakah Yuu-san mengganti shift Yuu-san dengan hari ini? Tentu saja, itu artinya nanti Yuu-san bisa mendapat libur satu hari”

“Eh? Hm...”

Sang gadis tampak berpikir sejenak, “Bukankah katamu hari ini kau mau beristirahat? Tolak saja, lagipula aku ingin cepat-cepat makan tuna can” Ucap Grim saat sang gadis tidak kunjung menjawab

“Aku akan menerimanya”

“FUNYA?!”

Senyum puas muncul di wajah sang kakak kelas, “Bagus! Kalau begitu bisakah Yuu-san ikut bersamaku? Sebentar lagi Mostro Lounge akan buka”

Yuuki pun kembali melangkah mengikuti Azul. “Terkadang aku tidak mengerti jalan pikiranmu, bawahanku”

Sang gadis tertawa kecil, “Aku hanya baru mengingat, Riddle-san mengundang kita ke Unbirthday Party minggu depan. Apa kau ingat? Hari itu aku ada shift. Jadi pas sekali bukan? Aku bisa bekerja hari ini, dan meminta libur hari itu”

“Haah... baiklah, tapi ingat! Jangan lupa untuk membelikanku tuna can yang mahal setelah ini!”

“Baiklah-baiklah, apapun untuk kucingku yang imut ini~”

“AKU BUKAN KUCING”

“Hari ini selain Yuu-san hanya ada Ruggie-san dan Jade serta Floyd. Apa Yuu-san tidak masalah?”

Sang gadis mengangguk pelan, “Tentu, kurasa itu sudah cukup kalau Mostro tidak terlalu ramai”

“Soal itu... sebenarnya mungkin hari ini akan sedikit ramai daripada biasanya, sebab hari ini akan ada menu cake dengan rasa baru”

“Tidak apa-apa, aku akan berusaha sebaik mungkin nanti! Lagipula nanti Grim bisa ikut membantu mencuci piring di dapur. Benar 'kan Grim?”

“FUNYA?! APA-APAAN ITU?!”

“Tidak apa 'kan? Lagipula biasanya kau hanya bersantai saja sambil menunggu shift ku selesai. Ah! Bagaimana kalau aku membelikanmu tuna can mahal selama 3 hari?”

“Uh... belikan aku selama satu minggu!”

“Baiklah~ Jadi begitu Azul-san, Grim akan ikut membantu di bagian dapur”

Senyum mengembang di wajah sang ketua asrama Octavinelle tersebut, “Seperti biasanya, Yuu-san memang selalu dapat diandalkan. Haah... aku hanya berharap Floyd sedang tidak dalam mood yang buruk hari ini”

“Soal itu aku mendoakan hal yang sama”

“Kita sampai Yuu-san”

Pintu terbuka, dan terlihat Ruggie yang tengah menata meja, “Selamat datang Azul-san. Hoo? Ada Yuu-san juga rupanya”

“Selamat sore Ruggie-san!”

“Sore Yuu-san, kalau begitu mari kita mulai shift hari ini. Waktunya bekerja! Shishishishi”

.

“Yuu-san! Bisa tolong bawa ini ke meja lima?”

“Permisi! Aku ingin memesan!”

“Apa makananku belum selesai dibuat?”

Helaan nafas sang gadis terdengar begitu akhirnya memiliki kesempatan untuk duduk di ruang staff.

“Ngomong-ngomong, Ruggie-san! Sepertinya barusan Ruggie-san tidak banyak membantu”

Yang dipanggil terdiam seketika, kemudian memasang raut wajah sedih, “Maafkan aku Yuu-san, sebenarnya kemarin Leona-san menyuruhku melakukan banyak hal. Jadi hari ini badanku terasa cukup sakit”

“Ucapan bohong seperti itu tidak ampuh padaku loh, Ruggie-san. Haah... tapi pada dasarnya Ruggie-san juga tidak akan berbohong seperti itu kalau bukan karena ada sesuatu. Kuharap Ruggie-san tidak akan menjawab 'Sedang malas saja' atau semacamnya”

Pintu terbuka, terlihat Azul yang memasuki ruangan, “Yuu-san, bisa tolong bantu lagi? Waktu istirahat Yuu-san sudah selesai”

“Ah, baiklah!” Sang gadis segera berdiri memudian merapihkan pakaiannya

“Ruggie-san! Di shift selanjutnya Ruggie-san harus bekerja lebih banyak agar aku bisa sedikit bersantai ya!” Ucapnya sebelum meninggalkan ruangan.

Tawa kecil Azul terdengar mengisi ruang Staff yang kini hanya diisi oleh dirinya dan Ruggie tersebut, “Bukankah Ruggie-san kejam sekali? Membiarkannya bekerja keras seperti itu di hari ulang tahunnya seperti ini”

“Huh?! Kalau seperti itu bukankah Azul-san lebih kejam karna telah merencanakan semua ini?”

“Cara Ruggie-san mengatakannya kejam sekali, padahal aku hanya ingin ikut memeriahkan ulang tahun Yuu-san saja. Yang sebenarnya berniat melakukan ini semua adalah para murid kelas satu yang berteman dengan Yuu-san”

“Soal itu aku sudah mendengarnya dari Epel. Lucu sekali bukan? Melihat murid dari berbagai asrama akur seperti ini hanya untuk merayakan ulang tahun seorang murid kelas satu yang bahkan bukan murid asli sekolah ini. Yah, selama bisa makan gratis tentu aku mau-mau saja melakukannya”

“Kalau membahas Yuu-san sepertinya mungkin saja dia bisa membuat semua ini terjadi. Lagipula memang terlihat sekali kalau ia sebenarnya bukan murid sekolah ini. Ya ampun, bagaimana bisa dengan mudahnya dia dimintai tolong melakukan banyak hal tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Kepercayaannya kepada kita terlalu besar, bagaimana kalau sampai ada yang memanfaatkannya?”

Sang murid asrama Savanaclaw tersebut tertawa kecil, “Shishishi, seperti kau misalnya?”

“Kejam sekali Ruggie-san, aku tidak memiliki niat seperti itu”

“Karena kau menyukainya?”

“Aku tidak akan menjawab yang itu”

Tawa Ruggie terdengar mengisi ruangan, “Maaf-maaf Azul-san, aku tidak bisa menahan tawaku”

Helaan nafas Azul terdengar, “Sudahlah, sebaiknya Ruggie-san keluar. Hari ini aku mentolerir nya karena Yuu-san membiarkannya. Tapi lain kali aku tidak akan membiarkan karyawanku bermalas-malasan seperti ini”

“Baik baik, baiklah mari kembali bekerja”

🌻

“Koebi-chan~!”

Senyum tipis mengembang di wajah gadis yang telah berdiri di depan ruang cermin, “Floyd? Ada apa? Sampai-sampai menghampiriku sejauh ini”

“Koebi-chan biar kuantar!”

“Eh? Ah, aku tidak apa-apa kok, tidak perlu sampai repot-repot mengantarku”

“Tapi aku ingin mengantar Koebi-chan, ayo!”

Pundak yang didorong secara perlahan membuat Yuuki tidak dapat memprotes ucapan pemuda di belakangnya.

“Ngomong-ngomong tumben sekali sampai mengantarku seperti ini, seperti moodmu sedang bagus sekali ya?”

Yang ditanya mengangguk antusias, “Benar sekali! Setelah ini Koebi-chan juga pasti akan merasa senang!”

“Benarkah? Hm... setelah pulang aku akan memberi Grim tuna can mahal yang telah kusimpan, kemudian beristirahat. Jadi kurasa tidak sepenuhnya salah sih”

Wajah Grim terlihat antusias seketika, “KAU MEMILIKINYA?!”

Sang gadis mengangguk pelan, “Aku membelinya kemarin, sudah kubilang 'kan kalau hari ini aku akan memberikannya padamu? Besok akan kubeli lagi untuk stok satu minggu kedepan”

“Bawahanku, kau memang yang terbaik!”

“Heee, Koebi-chan baik sekali~ Aku juga mau sesuatu~

“Hm... Ah! Sebenarnya minggu depan aku akan pergi ke unbirthday party di Heartslabyul, disana aku pasti akan membawa kue. Apa Floyd mau kubuatkan kue juga?”

“Boleh~ Kue buatan Koebi-chan sangat enak. Tapi khusus hari ini, Koebi-chan akan memakan kue yang lebih enak”

“Eh?”

Tanpa sadar ketiganya telah sampai di depan pintu asrama Ramshackle. Floyd maju selangkah, kemudian mengulurkan tangannya kepada Yuuki, “Koebi-chan, coba buka pintunya” Ucapnya yang membuat kata bingung tercetak jelas di wajah Yuuki dan Grim.

Sang gadis membuka pintu asrama nya perlahan. Aneh, rasanya ia tidak pernah lupa untuk mengunci pintu asramanya sebelum pergi ke luar.

Pintu terbuka, dan yang detik berikutnya Yuuki lihat adalah ruang tamu asramanya yang telah di dekor sedemikian rupa, semua murid yang dekat dengannya berkumpul, dan meja yang telah berisi banyak makanan.

“SELAMAT ULANG TAHUN YUU!”

”... eh?”

“Hoo? Sepertinya kami tiba tepat waktu”

Sang gadis menengok ke belakang, “Ah! Azul-san, Ruggie-san dan Jade-san! Jadi kalian sejak awal sudah merencanakan hal ini ya?! Sampai ke Ruggie-san yang hari ini sengaja malas bekerja?!”

“Shishishishi, maafkan aku Yuu-san. Tapi menyenangkan sekali mengerjai Yuu-san seperti ini”

“Yuu! Ayo kemari!”

Kedua pundaknya yang didorong perlahan oleh kedua sahabatnya, membuat Yuuki kini berdiri di tengah tengah.

“Yuu-san! Ayo ganti baju dulu!” Ucap Epel seraya memberikan Yuuki sebuah seragam yang biasa dipakai murid NRC saat berulang tahun.

“Ah... aku...”

“Sudah, tidak perlu merasa ragu. Ayo cepat pergi ke kamarmu dan ganti bajumu”

Senyum cerah mengembang di wajahnya, “Baiklah! Tunggu sebentar!” Ucapnya sebelum segera melangkah ke kamarnya.

.

”... bagaimana?”

“Cocok sekali, Yuu!” Ucap Kalim terlihat antusias yang ikut dibalas anggukan beberapa murid lainnya

“Baiklah, kalau begitu selanjutnya tiup lilin?”

“Tunggu sebentar!”

Ucapan Vil seketika membuat kegiatan yang lainnya terhenti. Pemuda tersebut dengan cekatan merapihkan rambut dan pakaian Yuuki yang sebelumnya terlihat sedikit berantakan.

“Kau ini, seharusnya lebih memperhatikan diri sendiri setidaknya di hari ulang tahunmu seperti ini”

Senyum cerah kembali mengembang di wajah manisnya, “Hehe, maafkan aku Vil-senpai. Tadi aku terlalu terburu-buru”

Melihat senyum cerah seperti itu sang pemuda hanya bisa mengalihkan pandangannya, kemudian menepuk pelan surai sewarna langit malam milik sang gadis, “Kali ini kumaafkan. Lain kali pastikan dirimu sudah rapih sebelum menemui orang lain”

“Siap, Yang Mulia Ratu!”

“Ekhem... jadi kapan kita akan memulai acara tiup lilinnya?”

“Ah... maafkan aku” Ucap sang gadis kemudian segera pergi ke depan cake yang telah diberi lilin di atasnya

“Buat harapan terlebih dahulu!” Ucap Ace tedengar antusias

Sang gadis menutup matanya sejenak, kemudian meniup perlahan lilin hingga padam.

“Selamat ulang tahun, Yuu!”

“Apa Yuu-san senang?” Tanya Epel yang berdiri di samping sang gadis

“Tentu saja! Ayo kita makan makanannya!”

.

Senyun cerah tidak henti-hentinya mengembang di wajah sang gadis.

“Kuenya buatan Trey-senpai, dan makanannya dibawakan oleh Jamil-senpai. Lalu ucapanku tadi pagi juga bagian dari rencana ini” Jelas Ace

“Benar Yuu, maaf menyuruhmu melakukan banyak hal hari ini” Tambah Deuce kemudian

“Tidak apa-apa. Aku senang sekali, jujur saja aku tidak menyangka kalau kalian akan membuat kejutan seperti ini”

“Aku bahkan tidak tau kalau bawahanku berulang tahun hari ini” Ucap Grim dengan mulu penuh makanan

Yuuki memasang cengiran, “Itu karena aku juga tidak mengingatnya. Kalau tidak ada acara seperti ini mungkin aku baru akan ingat 2 atau 3 hari lagi”

Ace menyentil pelan kening sang gadis, “Kau ini, yah tapi aku sudah menduganya sih. Untung saja ide ini terlintas di kepalaku”

“Ooh? Jadi kau yang berencana mengisengiku dengan menyuruhku melakukan banyak hal hari ini ya, Ace?”

“T-tidak! Itu ide Deucel!”

“Hah?! Bukankah itu ide Epel?!”

“E-eh?? Tapi katanya Ortho-kun ide ini yang pasti berhasil!”

“Dasar kalian para manusia, saling menuduh satu sama lain”

“Sebek, kau mau lepas tangan?”

Sang gadis tertawa kecil melihatnya. Sungguh, walau awalnya terasa sangat berat, tapi kini ia benar-benar merasa bersyukur dapat masuk ke dunia ini dan bertemu dengan para murid di hadapannya yang telah ia anggap sebagai sahabat tersebut.

“Ngomong-ngomong bagaimana dengan kue dan dessert lainnya, Yuu? Aku meminta Trey juga membuatkan dessert lain selain kue karena kau menyukai makanan manis 'kan?”

“Riddle-san! Tentu saja aku menyukainya! Benarkah? Terima kasih banyak! Sisanya akan aku simpan di lemari pendingin. Ah, ngomong-ngomong aku akan datang ke Unbirthday Party minggu depan”

Senyuman merekah di wajah sang ketua asrama Heartslabyul, “Kalau begitu bagus. Aku akan menantikan Unbirthday Party selanjutnya”

“Yuu-chan! Ayo kita foto dulu! Satu... dua...”

Kamera handphone yang diangkat tinggi membuat semua yang berada di sekitar Yuuki refleks tersenyum. Sebuah foto berhasil diambil, membuat Cater tersenyum puas.

“Bagus! Ayo kita post, #happykantokuseiday #supriseparty #kantokuseihappyday. Nah! Selesai~”

Dada sang gadis berdebar kencang. Kapan terakhir kali ia merayakan ulang tahun seperti ini? Lima tahun lalu? Entahlah, tapi yang pasti, ia hanya akan merayakan ulang tahunnya dengan ibu dan adiknya, beserta cake yang dibuatnya. Rasanya baru pertama kali ulang tahunnya dirayakan orang sebanyak ini. Kedua manik sewarna langit malam miliknya melihat ke arah Vil, dan memberinya kode untuk mendekat.

Tangan yang digenggam lembut, membuat wajah sang gadis memerah tipis seketika.

“Ayo ikut aku sebentar”

.

Keduanya sampai di belakang asrama Ramshackle. Sang pemuda pun duduk di bangku panjang yang terlihat terdapat beberapa alat pemulas wajah di atasnya. “Sini” ucapnya seraya menepuk pelan bagian bangku yang masih kosong.

Dengan cepat, kedua tangan sang pemuda merias wajah sang gadis. Sang gadis menahan nafasnya, terlalu merasa gugup. Rasanya ini pertama kalinya Vil mendadaninya- ditambah lagi dengan jarak sedekat ini, membuat jantung sang gadis terasa bisa melompat seketika.

Tawa kecil terdengar, membuat Yuuki refleks membuka kedua maniknya. “Fufu, lucu sekali. Aku hanya mendandanimu saja, jadi kenapa kau segugup itu?”

Wajah sang gadis terlihat semakin memerah mengingat telah diberi pemulas walaupun tipis. Kedua manik sewarna langit malamnya dialihkan ke rerumputan, “Tentu saja... itu karena Vil-senpai yang mendandaniku...”

Senyum mengembang di wajah sang pemua yang kemudian terlihat berdiri tersebut, “Kemari” Ucapnya seraya mengulurkan tangannya.

Yuuki menerima uluran tangan tersebut, kemudian ikut berdiri dan sedikit berjalan mengikuti langkah sang kakak kelas.

Mantra diucapkan, dan yang detik berikutnya sang gadis sadari adalah pakaiannya telah berubah menjadi gaun berwarna putih yang dilengkapi dengan pita dan renda.

“H-HEBAT! Ini cantik sekali! Apa barusan itu sihir?”

Vil mengangguk pelan, “Tapi ini hanya ilusi sementara. Untuk pakaian yang sebenarnya ada di dalam. Nanti aku akan memberikannya padamu”

“Benarkah! Terima kasih banyak!”

“Kau menyukainya?”

“Tentu saja! Aku sangat menyukainya! Ah, rasanya aku mengingat sebuah lagu yang sangat pas dengan situasi saat ini”

“Lagu dari duniamu?”

Yuuki mengangguk pelan, “Rasanya aku pernah menyanyikannya di depan senpai”

“Kalau begitu bagaimana kalau sekarang kau menyanyikannya?”

Pemuda dengan kedua manik amethyst tersebut mundur selangkah, kemudian sedikit membungkuk dan mengulurkan tangannya, “Sebagai lagu pengiring dansa kita. Apakah nona mau melakukannya?”

Uluran tangan diterima, sang gadis pun ikut sedikit membungkukkan badannya, “Tentu saja, Yang Mulia Ratu”

Dare mo inaku natta Futari dake no machi ni Kikaijikake no tokei ga Yoru no otozure shiraseru

There’s nobody left In this town of only two of us A mechanical clock Notifies the arrival of night

Yuuyami ga sora o Wain iro ni somete Funare na futari o Butai e to izanau

The twilight tints the sky With the color of wine And entices the inexperienced us To the stage

Yuuki baru pertama kali mempelajari dansa saat ia memasuki dunia ini. Vil mengajarinya di Ballroom Pomefiore. Langkah sang gadis tentu saja terlihat masih sangat amatir dibanding dirinya. Meskipun begitu, senyum tidak kunjung menghilang dari wajah Yuuki. Terlihat jelas bagaimana gadis tersebut sangat mencintai bernyanyi dan menari.

Chasse 'n' Whisk 'n' Natural-Turn Anata ni mahou o ageru Throwaway and Oversway Sono namae wa Honey Mead Mitsugetsu Un Deux Trois Tagai no yubi o karamete Singin' swingin' sweetest song Futari no yume o kanaderu

Chasse 'n' Whisk 'n' Natural turn I shall show you magic Throwaway and Oversway The name of it is Honey mead Honeymoon Un Deux Trois We entwine our fingers Singin' Swingin' Sweetest Song And play the dreams of each other

Vil selalu menyukainya. Bagaimana senyum merekah setiap sang gadis melakukan hal yang disukainya. Seperti saat ini misalnya. Sang gadis tampak menikmati bagaimana badannya bergerak serta lantunan nadanya terdengar di heningnya malam.

Chasse 'n' Whisk 'n' Natural-Turn Anata ni mahou o kakeru Throwaway and Oversway Miwaku no mitsu honey mead Mitsugetsu Un Deux Trois Sono kuchibiru o kasanete Singin' swingin' sweetest song Futari no ai o kanaderu

Chasse 'n' Whisk 'n' Natural turn I’ll cast a spell upon you Throwaway and Oversway The honey of enchantment Honey mead Honeymoon Un Deux Trois I place my lips on yours Singin' Swingin' Sweetest Song And play the love of two of us

“Sepertinya sampai disini saja” Ucap sang gadis disertai cengiran lebar khasnya.

Namun tautan tangan yang tidak kunjung dilepas, dan posisi yang masih terasa seperti berpelukan membuat wajah sang gadis kembali memerah seketika, “Uh... Vil-senpai?”

“Iya?”

“Dansanya sudah selesai...”

Tawa kecil kembali terdengar, yang justru membuat dada sang gadis semakin berdebar.

“Rasanya aku juga teringat sesuatu”

“Eh? Lagu juga?”

“Tidak, hari itu di Ramshackle. Aku mengepang rambutmu”

Sang gadis terdiam seketika. Sial, ia tahu kemana arah pembicaraan ini.

“Uh... iya... lalu?”

“Saat itu kau mengatakan kalau bukan berarti kau tidak akan melakukannya 'kan?”

”... iya”

Tangan diletakkan pada dagu sang gadis, “Tidakkah kau berpikir ini waktu yang tepat untuk melakukannya?”

Wajah manis yang terlihat memerah, dan bunyi degupan yang bahkan sampai terdengar olehnya. Sungguh, ia benar-benar merasa gemas dengan gadis di hadapannya.

Namun detik berikutnya yang ia rasakan adalah sang gadis yang mengecup pelan bibirnya. Hanya sekilas, namun cukup untuk membuat pikirannya terasa kosong seketika. Dapat ia rasakan wajahnya memanas, serta degupan jantungnya mulai tidak teratur.

Barusan ia hanya berniat menggoda sang gadis sedikit, Vil tidak menyangka kalau Yuuki benar-benar akan menciumnya walau hanya sekilas seperti tadi.

“Fufu, ternyata wajah Vil-senpai yang memerah padam seperti ini manis sekali ya~”

Sang pemuda perlahan memalingkan wajahnya, “Kau ini... apa karena sudah berulang tahun jadi kau merasa lebih dewasa? Selama masih lebih muda dariku berarti kau masih kecil”

“Kenapa? Bukankah tadi senpai yang mengatakan kalau ini waktu yang pas?”

Helaan nafas sang ketua asrama Pomefiore tersebut terdengar. Kedua tangannya kembali memeluk pelan sang gadis.

“Pada akhirnya memang benar bukan? Ngomong-ngomong biar kucapkan sekali lagi. Selamat ulang tahun, Yuuki”

👑🌻

“Ngomong-ngomong senpai, ada yang ingin sedikit kukoreksi”

“Hm?”

”... sebenarnya aku seumuran dengan senpai. Di dunia asliku aku adalah murid tahun terakhir sekolah menengah atas”

”... hah?”