Because just by seeing his smile, she will fallen even deeper

♠️ “Heh? Yuu?! Wajahmu merah sekali! Sepertinya kau demam”

❤ “Ssst diam dulu Deuce, adegan seperti ini harus kita rekam baik-baik. Sayang sekali karna di kelas kita tidak bisa menggunakan handphone. Padahal akhirnya aku punya bahan untuk kembali menjahili Yuu”

Vil Schoenheit (Twisted Wondeland) x Hoshizora Yuuki (OC based on Yuu [Player] )

👑🌻

───────────

“Ayo lebih cepat lagi!”

“Ah sial! Bel sudah berbunyi”

Suara langkah kaki ketiga murid tersebut mengisi lorong yang perlahan mulai terlihat sepi. “Ini semua salah Ace yang lupa mengerjakan tugas” Ucap sang pemuda bersurai sewarna langit malam.

Pemuda lain yang bernama lengkap Ace Trappola tersebut tampak tidak terima, “Hah?! Apa maksudmu Deuce? Tugasku sudah selesai sejak tadi, bukankah kita terlambat karna kau sendiri tadi makan siang terlalu lama?”

Sang gadis segera menghela nafas panjang, “Sudahlah, kalau kalian punya tenaga untuk bertengkar, sebaiknya kalian pakai untuk berlari”

“Lagipula bukankah kita sebenarnya tidak terlambat? Lihat, bahkan ruang kelas hanya berjarak sedikit lagi” Ucap Grim yang saat ini berada dalam gendongan gadis bernama lengkap Yuuki Hoshizora

“Kau lupa? Minggu kemarin Crewel-sensei menyuruh kita datang lebih cepat karna hari ini kita akan belajar bersama tahun ketiga” Ucap Ace

Yuuki refleks menghentikan langkahnya, “BERSAMA TAHUN KETIGA? Tunggu- kukira kita akan belajar bersama murid tahun kedua atau murid kelas lain. Bukankah kita tidak pernah belajar bersama tahun ketiga? Tidak-tidak, bukankah minggu lalu Crewel-sensei juga hanya mengatakan kalau kita akan belajar bersama kelas lain?”

“Wah, tenanglah Yuu. Kenapa kau sepanik itu?” Tanya Deuce kepada sang gadis yang terlihat langsung merapihkan pakaiannya tersebut

Sebuah senyum- yang menurut Yuuki sangat menyebalkan tersebut merekah di wajah Ace, “Tentu saja karna dia berharap bisa belajar bersama Vil-senpai kesayangannya tersebut bukan?”

Wajah Yuuki memerah tipis, “A-apa?! Tentu saja bukan!”

“Kalau begitu kenapa kau segera merapihkan bajumu?”

Keheningan mengisi keempatnya sementara, yang membuat tawa puas terdengar dari sang pemuda bersurai oranye, “Ukh... itu... Ekhem. Itu benar, tapi aku hanya merapihkannya karna kalau Vil-senpai tau aku datang ke kelas dengan pakaian berantakan, aku pasti akan dimarahi. Hanya sebatas itu saja”

“Benarkah? Hm... tapi aku setuju dengan Vil-senpai. Memang seorang pelajar harus datang ke kelas dengan pakaian rapih, ditambah lagi kita habis berlari dan makan siang. Sebaiknya aku merapihkan pakaianku juga”

“Benar 'kan! Sudah, lebih baik kita segera masuk ke kelas. Dan Ace, kau belum menjawab pertanyaanku tadi!”

Ketiganya segera melangkah memasuki kelas yang sudah dipenuhi murid kelas mereka tersebut. Memang, masih sekitar setengah bagian kelas yang masih kosong.

“Aku tau dari Trey-senpai dan Cater-senpai. Mereka bilang terkadang tahun ketiga akan belajar bersama tahun pertama untuk sekalian mengulas ulang materi. Tapi tentu saja kesempatan seperti itu jarang terjadi, kalau bukan karna jadwal yang kebetulan bertepatan. Lagipula tahun ketiga itu memiliki banyak kelas” Jelas Ace begitu mereka mendapat tempat duduk

“Begitu rupanya...”

“Ace, kau tidak ikut merapihkan pakaianmu?”

Ace hanya menghela nafas panjang kepada Deuce, “Ha... merepotkan sekali. Hei Yuu, apa kau terkadang kesal atau kerepotan saat Vil-senpai menyuruhmu mengikuti banyak aturannya? Dia kurang lebihnya mirip dengan Riddle-ryouchou bukan? Aku masih ingat betapa ketatnya dia saat latihan VDC waktu itu. Lagipula kau 'kan bukan murid Pomefiore”

Yuuki tampak sedikit memiringkan kepalanya- tampak berpikir, “Entahlah...? Tentunya terkadang aku sedikit merasa sebal saat dimarahi kalau lupa akan sesuatu. Tapi sepertinya aku tidak pernah merasa benar-benar marah atau kerepotan. Lagipula Vil-senpai berbeda dengan Riddle-san. Aturan yang dibuatnya berdasarkan untuk perkembangan diri setiap orangnya, dan terasa masih masuk akal”

Sang gadis tersenyum tipis, “Sebenarnya aku malah merasa sebaliknya, terkadang aku berterima kasih kepadanya karna mau mengajarkanku banyak hal walaupun aku bukan murid asramanya”

Ace tampak tidak puas dengan jawaban sang gadis, berbeda dengan Deuce yang tampak mengangguk setuju. “Aku setuju dengan Yuu. Walaupun hanya baru mengenal Vil-senpai sejak VDC, tapi aku rasa Vil-senpai memiliki sifat ketat untuk membangun seseorang, dia juga memperlakukan kita dengan baik di luar jam latihan bukan?”

“Huuh... apa kau tidak ingat dengan kejadian kita sakit perut saat itu? Hanya Yuu saja yang malah dibolehkan kembali” Timpal Grim tampak tidak setuju dengan ucapan Deuce

“Benar! BAHKAN AKU MELIHATNYA! Vil-senpai saat itu tersenyum kepada Yuu sebelum menyuruh Yuu kembali ke kamar untuk istirahat” Tambah Ace

Wajah sang gadis kembali memerah tipis “I-itu 'kan salah kalian karna diam-diam makan camilan walaupun sudah dilarang. Lagipula setelah itu 'kan aku membawakan kalian selimut dan bantal!”

“Huuh, baiklah. Kumaafkan kau karna paling tidak, kau tidak membiarkan kami tidur dengan kedinginan”

“Ngomong-ngomong sebenarnya aku sedikit penasaran...” Ucap Deuce terdengar menggantung, membuat ketiganya menatap pemuda tersebut dengan tanda tanya

“Sebenarnya bagaimana awalnya kau bisa menyukai Vil-senpai? Kau pernah mengatakan kalau kau pernah bertemu dengannya dulu, apa sejak itu kau sudah suka dengannya? Padahal aku bahkan tidak pernah melihat kalian bertemu”

Pertanyaan Deuce membuat Ace tertawa terbahak-bahak, “Bagus sekali Deuce! Ternyata sesekali kau bisa menanyakan hal yang seru seperti ini”

“H-hah?! Apa maksud ucapanmu itu?! Lagipula aku hanya bertanya karna penasaran”

“Kalau dipikir-pikir benar juga. Aku bahkan tidak mengenal ketua dorm Pomefiore itu, tapi bawahanku ini malah menyukainya” Tambah Grim yang membuat Yuuki rasanya ingin segera kabur saat ini juga

“U-ukh... e-entahlah? Kurasa karna aku sejak saat itu sudah merasa nyaman setiap bersamanya? Walau awalnya tentu saja aku tidak yakin karna tidak pernah merasa seperti ini. Tapi begitu sadar, aku sudah-” Yuuki menjeda kalimatnya- rasanya lidahnya begitu kelu untuk melanjutkan kata selanjutnya

“Sudah?” Ucap ketiganya bersamaan

Dalam hati Yuuki sedikit mengumpat, bagaimana bisa ketiganya sangat kompak hanya disaat seperti ini. Namun atensi keempatnya segera teralihkan saat mendengar suara pintu terbuka, “Sudah, kita lanjutkan nanti”

“Huh, sayang sekali” Ucap Ace tampak kecewa

Yuuki memangku tangannya, berusaha berpura-pura tenang walaupun dadanya masih terasa berdegup kencang. Kedua maniknya menatap ke arah Crewel dan beberapa murid yang mulai memasuki ruangan, namun benaknya memikirkan hal yang tadi mereka bahas.

Ucapan Grim dan Deuce benar, sebenarnya sejak pertemuan pertamanya dengan Vil dulu, keduanya tidak pernah berbicara satu sama lain lagi. Namun sebenarnya Yuuki selalu melirik ke arah sang ketua asrama Pomefiore tersebut setiap sang gadis kebetulan melihatnya. Dalam hatinya sedikit berharap- apa kira-kira bisa mengobrol lagi?

Kebetulan saja hal tersebut dapat terwujud, ia menjadi lebih dekat dengan Vil karna menjadi manager di acara VDC kemarin. Entahlah, Yuuki hanya selalu merasa nyaman setiap bersama sang pemuda. Tanpa sadar dadanya selalu berdegup kencang saat akan bertemu dengannya. Dan pikirannya benar-benar kalut saat Vil pingsan pasca Overblot kemarin. Air mata yang tidak pernah ia perlihatkan kepada siapapun selain Vil tersebut bahkan tumpah begitu saja begitu Vil siuman.

Ia masih ingat, bagaimana perasaan lega yang dirasakannya saat pemuda tersebut membuka matanya- memperlihatkan kedua manik amethyst indah yang selalu disukai Yuuki tersebut.

Rasanya benar-benar sesuai perkataannya barusan-

“Wah benar saja” Ucap Ace yang menyikut Yuuki, yang tentunya membuat sang gadis tersadar dari lamunannya

“Hm?”

“Ah, kau tidak memperhatikan ya? Lihat ke arah sana” Telunjuk Ace mengarah ke bangku panjang yang tampak jauh dari tempat mereka duduk saat ini

Disana sang gadis melihatnya. Vil yang sedang terduduk dan fokus dengan buku yang baru saja sang pemuda letakkan di meja tersebut.

“Tapi begitu sadar-”

Merasa diperhatikan, sang pemuda mengalihkan pandangannya, manik amethyst miliknya bertemu dengan kedua manik sewarna langit malam milik sang gadis.

Senyum merekah di wajahnya, gestur bibirnya seolah mengatakan, “Hm? Ada apa? Sampai memperhatikanku seperti itu?”

“– Sepertinya aku sudah jatuh cinta terlalu dalam kepadanya”

Yuuki dapat merasakan wajahnya perlahan memanas. Dadanya berdegup lebih kencang daripada tadi. Ah gawat, wajahnya saat ini pasti sudah seperti kepiting rebus. Setelah ini Ace pasti akan menggodanya habis-habisan.

Padahal baru minggu kemarin ia melakukan study date untuk menghabiskan waktu bersama sang pemuda karna berpikir kalau mereka pasti tidak akan pernah mendapat kebetulan untuk sekelas seperti ini.

“Heh? Yuu?! Wajahmu merah sekali! Sepertinya kau demam” Ucap Deuce terlihat panik, belum sampai tangan pemuda tersebut sampai ke pundak sang gadis, Ace sudah menahannya.

“Ssst diam dulu Deuce, adegan seperti ini harus kita rekam baik-baik. Sayang sekali karna di kelas kita tidak bisa menggunakan handphone. Padahal akhirnya aku punya bahan untuk kembali menjahili Yuu” Ucap pemuda bersurai oranye tersebut disertai tawa tertahan yang membuat Yuuki refleks menengok

“Sebaiknya kau diam Ace kalau kau masih ingin kuajari!”

Ace tampak tidak terima, “Hei, ancaman macam apa itu?! Kau sendiri bukannya juga sering menertawaiku saat aku dihukum Riddle-ryouchou?!” Ucapnya sedikit berbisik mengingat sang guru sudah mulai menerangkan pelajaran sejarah.

Di sisi lain sang pemuda bersurai pirang dengan akhiran ungu tersebut tampak tertawa kecil. Ia selalu puas saat melihat reaksi Yuuki yang menurutnya selalu menggemaskan tersebut. Vil memangku tangannya, memperhatikan Yuuki yang saat ini masih bertengkar dengan berbisik tentunya dengan Ace. Senyum masih merekah di wajahnya- merasa bersyukur karna sang gadis memiliki sahabat yang selalu berada di sisinya seperti itu.

Sebenarnya ia mengetahuinya, kalau hari ini kelasnya akan belajar bersama Yuuki. Namun ia sengaja tidak memberitahu sang gadis, sedikit penasaran dengan reaksi sang gadis saat tahu mereka akan berada di kelas yang sama untuk beberapa jam kedepan.

Namun melihat pakaian sang gadis yang sangat rapih membuatnya mengira sang gadis telah mengetahui hal tersebut. Maka dari itu saat sang gadis memperhatikannya tadi, ia hanya melemparkan senyum dan bertanya kenapa sang gadis memperhatikannya. Akan tetapi melihat reaksi sang gadis selanjutnya membuatnya sadar bahwa Yuuki tidak tau kalau akan tiba hari dimana mereka bisa belajar di kelas yang sama.

Ingatannya kembali ke pasca hari dimana mereka melakukan study date, saat dimana ia tanpa sadar mencium pipi sang gadis. Senyum tipis merekah, dan dadanya perlahan berdegup lebih cepat.

Sang pemuda berusaha menarik nafas dalam-dalam, berusaha kembali mengontrol dirinya. Helaan nafasnya terdengar, selalu seperti ini. Setiap ia memikirkan sang gadis, rasanya ia selalu kehilangan sikap tenang yang biasanya selalu bisa ia pertahankan.

Sejujurnya ia juga tidak tahu kalau akan jatuh sedalam ini kepada sang gadis. Awalnya ia hanya tertarik, hanya sebatas itu. Layaknya ia tertarik kepada Epel untuk memoles sang adik kelas agar terlihat lebih indah.

Awalnya perasaannya kepada sang gadis juga hanya seperti itu walaupun sebenarnya ia sudah mengetahui kalau sang gadis adalah seorang perempuan. Sejak awal ia bahkan sudah berniat membuatkan sang gadis seragam perempuan apabila sang gadis suatu saat nanti akan mengungkapkan identitasnya. Sebab ia terkadang merasa tidak tahan melihat potensi sang gadis yang sangat besar untuk menjadi lebih indah, harus tertutup pakaian kebesaran yang sangat tidak cocok untuk badan kecil milik sang gadis.

Namun entah sejak kapan, kedua manik amethyst nya selalu mencari keberadaan sang gadis saat ia berada di kantin. Entah sejak kapan, ia selalu tertawa gemas saat melihat sang gadis tampak begitu ceria bersama para sahabatnya. Entah sejak kapan, wajahnya terasa sedikit memanas dan dadanya berdegup lebih kencang saat melihat senyuman sang gadis.

Ia tahu bukan hanya dirinya yang menaruh perasaan kepada sang gadis. Maka dari itu sang pemuda benar-benar bersyukur Yuuki mau menerima dirinya. Bahkan setelah ia menunjukkan sisi buruknya yang ingin memenangkan VDC walaupun harus dengan cara meracuni sang rival, Yuuki tetap berada di sisinya.

Walaupun selalu ada perasaan khawatir mengisi relungnya setiap mengingat fakta bahwa sang gadis harus kembali ke dunianya suatu saat nanti. Pada akhirnya ia tetap memilih untuk bersama sang gadis, begitu pun sang gadis yang memilih untuk tetap bersama dirinya walaupun tau bahwa ada kemungkinan mereka tidak bisa tetap bersama di akhir cerita.

Kedua maniknya kembali melirik ke arah sang gadis yang kini tampak serius mendengarkan pelajaran.

Senyum kembali merekah di wajahnya. Saat ini ia hanya mengharapkan kebahagiaan sang gadis yang sangat dicintainya tersebut. Apapun yang akan dipilih sang gadis nanti, biarlah saat ini ia menghabiskan waktu dengan kebahagiaan yang ia selalu ia rasakan saat bersama sang gadis.

Dalam hatinya hanya berharap, bahwa takdir akan memihak mereka.