Harmony

Suara pemuda tersebut, selalu terdengar merdu bagi sang gadis. Dan tentunya ia tidak akan pernah menyangka kalau dapat bernyanyi berdua di hari Sabtu malam itu.

Vil Schoenheit (Twisted Wondeland) x Hoshizora Yuuki (OC based on Yuu [Player] )

👑🌻

───────────

Sang gadis menghentingkan langkahnya, kemudian membuka pintu dengan papan bertuliskan 'Ruang Musik' di hadapannya, “Aku datang~ ...eh?”

Kedua kaki gadis tersebut membawanya masuk ke dalam ruangan yang kosong, manik sewarna laut dalamnya pun memperhatikan sekitar sebelum akhirnya tangannya meraih smartphone yang ia taruh di saku roknya.

“Ah... hari ini tidak ada kegiatan club rupanya...” Gumamnya sebelum duduk di salah satu bangku. Sang gadis tampak berpikir. Ia sudah terlanjur tiba, sang gadis menyempatkan diri untuk datang karna kebetulan memiliki waktu luang mengingat sang gadis terlalu sibuk karna hanya menghitung hari sebelum VDC diadakan- rasanya sayang sekali kalau langsung kembali 'kan?

Pikirannya kembali ke beberapa hari yang lalu saat shift kerjanya di Mostro Lounge berakhir, sang ketua asrama Octavinelle memanggilnya,


“Yuu-san!”

Merasa dipanggil, sang gadis yang saat itu sedang merapihkan beberapa peralatan yang telah ia cuci bersih menengok, “Ada apa Azul-san? Kalau mencari Jade-san, tadi ia pergi mencari Floyd-san karna sedang tidak mood mencuci piring”

Azul menghela nafas panjang, “Memang mereka itu... kuharap kau bisa memaafkan tindakan seenaknya yang mereka lakukan, karna aku sendiri tidak bisa mengontrol mereka. Tapi sayang sekali Yuu-san, bukan itu alasan aku memanggilmu”

Sang gadis tampak sedikit memiringkan kepalanya, “Lalu?”

Azul menampakkan senyuman yang menurut gadis bernama Yuuki tersebut terkadang terlihat menyebalkan, sang pemuda menaikkan kacamatanya sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya

“Yuu-san, bagaimana kalau Sabtu malam ini, Yuu-san tampil menyanyikan lagu yang berasal dari dunia Yuu-san?”

“Eh?”

“Fufu, sebenarnya aku juga tidak menyangka kalau Yuu-san memiliki suara yang cukup bagus. Namun melihat terdapat cukup banyak peningkatan dalam pemasukan kita setiap Yuu-san tampil bernyanyi, terutama saat Yuu-san tampil beberapa pekan lalu, rasanya ini ide yang cukup bagus. Ditambah lagi Yuu-san akan menyanyikan lagu yang asing di dunia ini.”

“T-tunggu sebentar! Aku tidak menyangka kalau pemasukan kita meningkat setiap aku tampil bernyanyi... Aku hanya melakukannya karna Azul-san menyarakankannya saja, sejujurnya aku bahkan mengira aku tidak akan tampil lagi karna suaraku tidak sebagus itu”

Azul menggeleng pelan, senyum ramah masih merekah di wajahnya, “Tidak, aku justru ingin agar Yuu-san bisa tampil setiap seminggu atau dua minggu sekali di setiap sabtu malam. Beberapa pekan lalu, saat Yuu-san untuk pertama kalinya tampil dengan seragam perempuan justru pemasukan Mostro Lounge meningkat cukup pesat. Jadi bagaimana Yuu-san? Ah, tentu saja Yuu-san juga akan mendapat biaya tambahan sebagai pengisi acara.”

Yuuki tampak berpikir, bukan tawaran buruk bukan? Ia akan mendapat biaya tambahan hanya dengan bernyanyi sekali. Sebenarnya sejak dipilih menjadi manager NRC Tribe oleh Vil, sang gadis mengurangi jam kerja sambilannya. Maka dari itu tawaran Azul terdengar sangat menggiurkan bagi sang gadis.

“Baiklah... aku akan tampil hari sabtu malam ini!”

Senyum puas merekah di wajah Azul, “Fufu, jawaban yang bagus. Ah iya, tentu saja ada kontrak yang harus Yuu-san tanda tangani. Dan hanya berisi mengenai tampil satu hari dan bayarannya. Untuk lagunya Yuu-san yang akan memilihnya, pastikan saja untuk memberikan chord dan lainnya agar aku bisa berlatih juga”

“Ah, apa Azul-san akan ikut tampil dengan bermain piano seperti biasanya?”

“Tentu saja. Live Music di hari sabtu malam terdengar bagus bukan? Dan lagi aku harus memastikan segala yang ada di Mostro Lounge sempurna”

Senyum cerah merekah di wajah sang gadis, “Terima kasih banyak Azul-san . Sebenarnya aku selalu lega karna Azul-san selalu ikut tampil dengan bermain piano, paling tidak aku tidak akan tampil sendirian”

Azul terdiam sejenak dengan wajah memerah tipis, pemuda tersebut berdehem sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya

“Ekhem... baiklah, kalau begitu bisa Yuu-san ikut aku sebentar?”


Lamunan sang gadis terhenti saat mendapati gitar akustik di sudut ruangan, kedua kakinya membawa sang gadis menghampiri gitar tersebut. Tangan kanan meraih, kemudian sang gadis pun memilih untuk duduk di salah satu bangku. Sang gadis tampak berpikir, kira-kira lagu apa yang sebaiknya sang gadis pilih?

Wajahnya memerah tipis saat sebuah lagu terlintas di benaknya. Sang gadis berdehem sejenak, berusaha menenangkan diri saat wajah seorang kakak kelas terlintas di benaknya begitu mengingat lirik lagu tersebut. Kedua maniknya kembali menyusuri ruangan- memastikan kalau benar-benar tidak ada seorangpun selain sang gadis.

“Kalau tidak salah...” Gumamnya sebelum mulai memetik gitar dan sedikit mengaturnya- mencari kunci yang tepat. Merasa sudah menemukannya, sang gadis berdehem sejenak sebelum kembali memetik pelan senar gitar

Tiba-tiba cinta datang kepadaku Saat kumulai mencari cinta Tiba-tiba cinta datang kepadaku Kuharap dia rasakan yang sama

“Ara, manis sekali. Apa itu lagu dari duniamu?”

Suara yang sangat familiar tersebut membuat sang gadis refleks berdiri karna terlalu terkejut. Wajahnya memerah padam, “S-s-sejak kapan senpai mendengarku bernyanyi?”

Sang pemuda tertawa kecil, “Fufu, kenapa sekaget itu? Aku datang kemari karna mencarimu untuk membahas beberapa hal, aku tetap mengetuk pelan walaupun pintu ruanmgan tidak tertutup, namun kau tidak mendengarnya dan mulai bernyanyi”

Ah gawat, bagaimana caranya agar sang gadis dapat berbicara tanpa gugup dengan jantung yang berdegup secepat ini?

“B-begitu rupanya... Um... jadi? Ada apa senpai mencariku?”

“Hanya untuk membahas beberapa hal, itu bisa dilakukan nanti...” Ucap sang senior menggantung. Pemuda tersebut segera duduk di hadapan sang gadis

“Ngomong-ngomong apa hari ini Light Music Club tidak ada kegiatan?”

“Ah iya, aku baru mengeceknya dan ternyata hari ini libur. Tapi karna sudah terlanjur kemari jadi aku sedikit... um... berlatih...”

“Hm... kalau begitu aku ingin mendengarkan nyanyianmu. Karna kebetulan saat ini aku juga akhirnya memiliki waktu senggang, biarkan aku sedikit mengajarimu”

“H-hee?? Ah, tidak apa apa. Lagipula aku berlatih hanya karna akan tampil sekali di Mostro Lounge. Waktu luang yang akhirnya senpai dapatkan setelah sekian lama sebaiknya senpai gunakan untuk istirahat saja. Lagipula setelah ini NRC Tribe masih ada latihan, bukan?”

“Hanya melatihmu sekali tidak akan menjadi masalah, aku tertarik saat mendengar nyanyianmu barusan. Anggap saja aku sedang membantu memekarkan sebuah bunga agar bisa lebih indah. Lagipula disaat kita melatih seseorang, itu juga akan membantu diri kita sendiri untuk mengingat. Jadi kapan kau akan tampil? Temanya?”

“Sabtu malam ini, Azul-san menyerahkan padaku mengenai pemilihan lagunya, dan kurasa aku akan memilih lagu yang tadi kunyanyikan”

“Kurasa itu akan menjadi pilihan bagus. Kalau begitu ayo kita segera mulai, waktu kita terlalu terbatas”

“Baiklah! Terima kasih banyak atas ajarannya, Vil-senpai!”

🌻

“Kalau begitu latihan hari ini selesai!”

Mendengar ucapan Vil tersebut, Yuuki segera mengambil beberapa botol air yang terletak di sudut ruangan, dan membagikannya kepada seluruh pemuda di dalam ruangan

“Hanya menghitung hari sebelum VDC! Rasanya aku semakin bersemangat saja!” Ucap Kalim yang dihadiahi tatapan horror Ace

“Haah... Kalim-senpai memiliki terlalu banyak energi. Padahal selama ini aku sudah merasa Yuu memiliki terlalu banyak energi, tapi saat melihat Kalim-senpai rasanya Yuu tidak ada apa-apanya”

“Itu bisa kuterima sebagai pujian atau justru hinaan?” Ucap Yuuki seraya melirik Ace

“Tapi Yuu akan menjadi tenang dan serius saat pelajaran. Ace, justru menurutku kau yang harus menggunakan energi yang berlebih untuk belajar”

Ace melirik tajam ke arah Deuce, “Haaahh? Aku tidak mau mendengar itu dari seseorang yang selalu berusaha belajar namun nilainya tidak jauh beda denganku”

“Ara? Masih memiliki energi untuk bertengkar rupanya. Bagaimana kalau latihannya kita lanjutkan sekali lagi?”

Mendengar hal tersebut Ace dan Deuce segera menggeleng kompak, “Tidak, maafkan kami” Ucap keduanya bersamaan yang mengundang tawa Yuuki

“Lucu sekali melihat kalian selalu kompak seperti itu hanya saat dimarahi” Ucap Yuuki seraya memberikan botol minuman terakhir kepada Vil

“Terima kasih banyak Yuu” Ucap Vil kemudian segera meminum sebotol air segar tersebut

“Bukan masalah, senpai! Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk memenuhi tugasku sebagai manager!”

“Fufu, aku senang sekali setiap melihat kau melakukan yang terbaik untuk memenuhi tanggung jawabmu. Kedepannya pun aku harap kau bisa selalu mempertahankan semangat itu”

“Tentu saja! Aku akan mendukung kalian 100% agar bisa memenangkan VDC!” Ucap sang gadis yang ditutup dengan senyum cerah

“Hei, Deuce...”

“Ya?”

“Tidakkah kau merasa kalau Vil-senpai terkadang terlihat lebih baik kepada Yuu? Dibanding ke orang lain”

Deuce mengangguk pelan sebagai balasan, “Tapi bukankah wajar saja? Yuu selalu melakukan hal yang diperintah dengan sempurna, terlebih lagi dia selalu bersemangat dan antusias melakukan sesuatu. Bukankah Vil-senpai selalu terlihat menyukai seseorang yang melakukan segala hal dengan sungguh-sungguh?”

“Hm... benar juga sih...” Gumam Ace mendengar jawaban Deuce.

“Ah, ngomong-ngomong. Yuu, besok kami pasti akan menonton penampilanmu di Mostro Lounge!” Ucap Deuce yang tentunya dibalas dengan senyuman antusias sang gadis

“Benarkah?!”

Ace ikut mengangguk pelan, “Kudengar hari itu kami dilarang membawa handphone atau kesana, ada apa sebenarnya?”

“Ah... itu... karena aku sudah memakai seragam perempuan, Azul-san takut kalau akan ada yang merekamnya dan tersebar luas. Bagaimanapun kepala sekolah bahkan masih memintaku memakai seragam laki-laki saat sekolah dibuka untuk umum”

“Wah, Yuu apa kau sudah pastikan berhati-hati? Aku bahkan masih trauma saat mengingat dulu bekerja paksa di sana...” Ucap Deuce

“Tentu! Sebenarnya bekerja di Mostro Lounge tidak seburuk itu. Ah, tentu awalnya sedikit sulit... Tapi sekarang sudah baik-baik saja!” Ucap Yuuki, sedikit tidak ingin mengingat bagaimana perlakuan para tamu padanya saat pertama kali ia bekerja

“Oh? Apa ini? Apa Yuu akan tampil di Mostro Lounge?”

“Kalim, bukankah aku sudah memberitahumu kemarin?” Ucap Jamil terlihat sedikit lelah dengan sifat pelupa milik teman masa kecilnya tersebut

“Benarkah? Kalau begitu aku dan Jamil pastikan akan datang? Kapan kau akan tampil?” Ucap Kalim terlihat antusias

“Biasanya aku akan memarahi Kalim saat seenaknya mengatakan akan mengikuti sesuatu tanpa persetujuanku, tapi kali ini aku setuju. Aku dan Kalim pastikan akan datang melihatmu tampil”

“Besok, pukul 7 malam. Mostro Lounge akan buka seperti biasa. Wah... kalau seperti ini rasanya aku bisa pingsan karena terlalu gugup...”

“Jangan gugup bawahanku! Kau harus tampil dengan baik, lalu jangan lupa belikan aku Tuna Can mahal setelahnya ya!” Ucap Grim

“Semangat Yuu-san! Aku juga akan ikut menonton!” Ucap Epel disertai anggukan antusias Rook

“Penampilan indah dari Mademoiselle Yuu, tentu saja aku tidak akan melewatkannya! Benar bukan, Vil?” Ucap Rook yang disertai anggukan pelan Vil

“Lagipula acaranya di malam hari, kita masih sempat latihan. Aku menantikan perkembanganmu, Yuu”

“Yosh! Kalau begitu aku akan berusaha tampil sebaik mungkin. Terima kasih semua, karna sudah mau menyempatkan diri untuk datang” Ucap Yuuki diakhiri dengan cengiran lebar

“Kalau begitu ayo kita makan malam~” Ucap Ace sebelum akhirnya semua mengikuti pemuda tersebut untuk pergi ke kantin sekolah

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Yuuki pun menutup pintu asrama. “Vil-senpai? Ada apa?” Tanyanya saat melihat hanya Vil masih berdiri di depan asrama

“Tidak, hanya saja aku ingin memberitahu kalau sepertinya besok aku tidak akan bisa menontonmu hingga selesai karena besok aku harus melakukan sesuatu”

“Eh? Ah... itu tentu saja tidak apa-apa! Senpai 'kan sangat sibuk, lagipula aku hanya akan tampil menyanyikan satu lagu, dan kurasa tidak ada yang spesial”

“Terima kasih karna sudah bisa mengerti” Ucap Vil dengan senyum di wajah

Senyum ikut merekah di wajah sang gadis. Entahlah, rasanya saat ini perasaan sang gadis tercampur aduk. Tentu, seperti yang sang gadis ucapkan sebelumnya. Ia dapat memahami bahwa pemuda tersebut sangat sibuk. Hanya menghitung hari sebelum VDC diadakan, para member NRC Tribe akan datang menonton saja sudah membuatnya sangat bersyukur. Dan lagi pada akhirnya ia hanya akan tampil sekali seperti yang biasa ia lakukan, tidak ada hal yang spesial juga dari suara yang ia miliki.

Jadi mengapa ia merasa kecewa saat mendengar kalau pemuda tersebut tidak dapat menontonnya hingga selesai?

đź‘‘

“Eh?! Azul-san tidak akan ikut tampil?!”

Azul mengangguk pelan, “Maafkan aku Yuu-san. Tapi aku bisa memastikan kalau rekaman permainan piano ku sudah sempurna. Masih ada waktu tiga jam sebelum penampilan dimulai, Yuu-san bisa berlatih selama satu jam setengah di ruang musik. Setelah itu baru Yuu-san akan mulai bersiap-siap”

“Ah, tentu tidak apa-apa. Tapi kalau aku boleh tau apa alasannya?”

“Sayang sekali, tapi karena satu dan hal lainnya aku tidak bisa memberitahukan Yuu-san alasannya”

“Kalau begitu tidak apa-apa, aku percaya kalau Azul-san tidak akan melakukannya tanpa alasan penting. Aku akan tetap berusaha sebaik mungkin!”

“Kalau begitu akan kukirimkan rekaman permainan pianoku, dan ini kunci ruang musik, kemarin aku sudah mendapat ijin untuk meminjamnya dari kepala sekolah. Aku harus tetap berada di Mostro Lounge “

Yuuki menerimanya dengan anggukan pelan, “Kalau begitu aku pergi dulu!”

Senyum kecut mengembang di wajah Azul melihat punggung sang gadis yang perlahan menghilang, “Benar-benar... sayang sekali...”

🌻

“Heee?! Kenapa ramai sekali...” Gumam Yuuki saat melihat betapa ramainya Mostro Lounge malam itu

“Tentu saja, Azul sudah dapat memperkirakan hal ini sejak pertama kali menawari Yuu-san untuk tampil beberapa bulan lalu” Ucap Jade yang berdiri di belakang sang gadis

“Benarkah? Padahal awalnya Azul-san hanya tidak sengaja mendengarkan aku bernyanyi saat melewati ruang musik. Aku hampir tidak pernah memiliki waktu untuk bernyanyi saat masih berada di duniaku dulu, bahkan aku tidak mengikuti club paduan suara ataupun club musik. Jadi sebenarnya aku tidak merasa suaraku sebagus itu...”

Floyd menaruh kedua lengannya di pundak Yuuki, menyandarkan berat tubuhnya di badan sang gadis, “Mou... Koebi-chan, kau harus berhenti merendahkan dirimu sendiri. Bagi orang yang tidak mengenalmu hal tersebut bisa terdengar menyebalkan loh”

“U-ukh... Floyd-san... b-berat...”

Floyd kembali berdiri tegap, yang membuat Yuuki menghela nafas lega. Kedua maniknya melihat ke arah bawah, memikirkan ucapan sang kakak kelas barusan, “... benarkah? Aku tidak pernah berniat seperti itu. Aku hanya benar-benar merasa kalau suaraku tidak sebagus itu, aku bahkan masih belum bisa melakukan teknik dalam bernyanyi atau sebagainya... jadi aku tidak tau apa aku pantas untuk tampil seperti ini...”

Sang gadis dapat melihat sepasang sepatu terhenti di hadapannya, detik kemudian ia dapat merasakan dagunya terangkat. Kedua manik sewarna langit malam milik Yuuki melebar, “Vil-senpai?!”

Pemuda tersebut tersenyum, kemudian memegang kedua pundak Yuuki dari belakang, sebelum mendorong lembut agar sang gadis melihat ke arah bangku Mostro Lounge yang dipenuhi pengunjung, “Kau lihat? Apa kau kira akan ada sebanyak ini orang yang menontonmu kalau suaramu tidak sebagus itu?”

Sang gadis terdiam, menarik nafas perlahan sebelum akhirnya senyum merekah di wajahnya. “Apa kau kira, aku akan mau mengajari seseorang yang tidak memiliki potensi?” Tanya Vil sekali lagi kepada sang gadis

Yuuki membalikkan badannya, menatap ke arah kedua manik sang pemuda, “Kurasa tidak? Jadi seseorang seperti aku pun juga memilikinya ya...”

Sang pemuda mengangguk pelan, “Bahkan lebih banyak dari yang kau kira. Apa kau ingat bagaimana keadaan saat kau pertama kali bekerja sambilan disini?”

Yuuki mengangguk pelan, “Para pengunjung banyak yang berbisik, terkadang ada beberapa yang sengaja menumpahkan sesuatu”

“Bagaimana dengan beberapa pekan lalu? Saat kau pertama kali tampil bernyanyi dengan seragam perempuan?”

“Saat itu sudah tidak ada lagi yang sengaja mengacaukan pekerjaanku. Pelanggan pun bertambah banyak, sebagian besar selalu bertepuk tangan. Bahkan ada yang selalu tersenyum sebelum pergi”

Senyum merekah di wajah sang gadis, “Sungguh, terkadang aku berpikir bahwa Vil-senpai adalah orang yang benar-benar baik. Terima kasih banyak karena selalu menghiburku”

“Seperti yang kukatakan sebelumnya, anggap saja aku hanya membantu memekarkan sebuah bunga agar terlihat lebih indah. Kalau kepercayaan dirimu sudah kembali, ayo kemari, aku akan mendandanimu. Kau ingin tampil sempurna di depan orang sebanyak itu bukan?”

đź‘‘

Sang gadis melangkah kakinya ke arah standee mic yang telah diletakkan di harapan piano yang terletak di Mostro Lounge. “Terima kasih banyak kepada yang telah datang malam ini. Terima kasih banyak juga kepada teman-teman yang selalu mendukungku. Semoga penampilanku dapat menghibur kalian” Ucap Yuuki seraya melirik ke arah para member NRC Tribe yang duduk satu meja, di meja lain ia juga melihat Trey, Cater, dan Riddle. Lalu Silver, Sebek, Lilia serta Malleus di pojok ruangan. Tentu saja sang gadis tidak lupa mengundang Malleus beberapa hari sebelumnya.

Dentingan piano mulai terdengar, Yuuki menarik nafas perlahan sebelum mulai melantunkan nyanyian,

Ada sesuatu saat kumelihat dia Ada getaran membuatku rindu Senang hatiku saat kudengar suaranya Ingin selalu ada di dekatnya

Saat ku sendiri kubayangkan dia Datang padaku dengan cinta Di keramaian kumerasa sepi Saat tak ada dirinya

Reff pertama hampir tiba, dan Yuuki dapat melihat Vil berdiri dari bangkunya. Rasa kecewa sedikit mengisi dadanya saat tau kalau sang senior pergi secepat itu. Namun penampilan harus tetap berjalan. Yuuki akan memastikan kalau ia tampil sempurna malam ini.

Hingga di pertengahan lagu, Yuuki mendengar suara dari arah belakang. Kedua maniknya melebar saat melihat Vil ikut bernyanyi seraya melangkah ke arah sampingnya. Degupan di dadanya yang sudah mulai teratur, kini kembali bertambah kencang. Walaupun sejak awal sang gadis memang memakai blush on, tapi ia yakin kalau saat ini wajahnya terlihat bertambah memerah. Dalam hati Yuuki bersyukur karna penonton terdengar antusias begitu Vil bernyanyi, sehingga detak jantungnya yang begitu kencang tidak akan terdengar pemuda tersebut.

Suara sang pemuda selalu terdengar merdu, ditambah lagi kini sang pemuda menyanyikannya dengan menatap lembut sang gadis. Gawat, padahal ia memilih lagu ini awalnya karna memikirkan pemuda tersebut. Tapi bila harus menyanyikannya berdua seperti ini, rasanya bisa membuat jantungnya lepas karna berdegup terlalu cepat. Namun Yuuki tetap berusaha tampil dengan sempurna.

Senyum masih merekah di wajah sang pemuda, merasa senang dengan reaksi sang gadis yang berusaha tampil sempurna meskipun ia yakin kalau saat ini sang gadis merasa sangat gugup.

Malam itu harmoni keduanya tersengar lembut, bersatu padu dengan iringan suara piano sebagai latarnya. Membuat siapapun yang mendengarnya ikut merasa bahagia.

👑🌻

“Ada apa Azul? Wajahmu tidak terlihat senang”

Azul hanya terdiam, memandangi Yuuki dan Vil kini kembali mengucapkan terima kasih kepada para penonton. Helaan nafasnya terdengar kemudian, “Itu perasaanmu saja”

“Sayang sekali kalau kau tidak menikmati malam ini, peningkatan kita meningkat drastis. Bahkan Vil-san mempromosikan menu baru Mostro Lounge di akun Magicam nya yang memiliki followers 5 juta itu sebagai ganti kita izinkan untuk tampil malam ini”

Azul menghela nafas panjang, ia masih ingat bagaimana beberapa hari lalu Vil mendatanginya hanya untuk mengatakan, “Aku akan tampil juga di Mostro Lounge hari Sabtu malam, sebagai gantinya akan kupromosikan menu baru kalian di magicamku. Tawaran bagus bukan? Bahkan kalian hanya perlu membayarku sama seperti kalian membayar Yuu, sebuah tawaran yang tidak akan mungkin kalian dapatkan lagi bukan? Harusnya kau berterima kasih padaku”

“Padahal dia yang ingin tampil, jadi kenapa aku yang harus berterima kasih?” Gerutu pemuda tersebut

“Oya? Aku masih sedikit penasaran kenapa mood mu tidak terlihat bagus meski dengan keuntungan yang kita dapatkan. Apakah karna kau gagal tampil bersama gadis tersebut?”

“Diam Jade, dan seperti yang sudah kubilang, itu hanya perasaanmu saja” Ucapnya kemudian pergi memasuki ruang VIPnya

“Fufu, malam ini sunggu menarik sekali”