write.as

The Koral Minjeong nervous banget malam ini. Mukanya pucat, tangannya dingin, pikiran agak linglung (hampir salah naik mobil, untung karina narik kerah bajunya). Sepanjang perjalanan dari resort menuju ke tempat dinner, matanya ga bisa lepas dari sticky notes yang berisi contekan (hasil begadang nyusun kata-kata manis & romantis). Kebalikan dari minjeong, karina justru super excited. Sepanjang perjalanan bawel banget, ngajak ngobrol driver ngalor-ngidul (karena dianggurin minjeong), pokoknya semua hal yang dia lihat di jalan dikomenin. Begitu sampai di the koral, nervousnya minjeong bukannya berkurang malah makin menjadi-jadi (hampir aja nabrak pintu kaca karena ga fokus) "Selamat malam, reservasi atas nama siapa ka?" Sapa mba resepsionis dengan senyum ramah "K..kim" "Boleh diinfo nama lengkapnya ka?" Tanya mba recepsionis lagi ((Bengong 30 detik)) "...Minseong" Karina buru-buru ngoreksi "kim minjeong, ka" "Oh, baik. Reservasi atas nama kim minjeong untuk dua orang, table 12, bisa ikut saya ya" Karina & minjeong pun langsung mengikuti si mba resepsionis ke dalam resto dan mereka pun dibuat takjub dengan suasana resto, rasanya seperti masuk ke dalam akuarium besar yang mewah. "Appetizer akan disajikan sebentar lagi, selamat menikmati makan malam di the koral" ucap mba resepsionis sebelum meninggalkan mereka berdua. "Itu notesnya gamau disimpen dulu?" Tanya karina "emang kamu lagi baca apa sih?" "O-oh?" Minjeong buru-buru nyimpen contekannya ke dalam saku "bukan apa-apa kok hehe" "Jadi?" "Jadi apa?" Tanya minjeong balik "Boleh kan aku jawab sekarang?" "NO!" ucap minjeong panik "m...maksud aku nanti aja, kita makan dulu" "Katanya aku boleh jawab di the koral, nah ini kan kita udah disini. Nunggu apa lagi sih?" Karina sebenernya sudah ga sabar banget, ini sudah hampir sebulan sejak minjeong nembak dia dan mereka belum juga jadian. Dia sudah coba mancing-mancing tapi minjeong tetep kekeh, harus jawab di the koral, jadi mau gamau karina ngikutin kemauan minjeong. Kurang sabar apa lagi coba? "Aku nyiapin sesuatu buat kamu" ucap minjeong dengan tatapan paling memelas "please ya, setelah dinner" "Ok tapi aku gamau kamu liatin notes mulu, masa dari tadi aku dianggurin" "Sorry..." kata minjeong ngerasa agak bersalah "abisnya aku nervous banget" "Why? Ini kan dinnernya sama aku doang" "Justru karena sama kamu, aku mau semuanya perfect" "Ini udah perfect buat aku minjeong" "Hehe aku seneng dengernya" Minjeong tersenyum lega, lalu melirik ke arah waitress dan mengangguk. Waitress pun berjalan ke arah mereka sambil membawa bouquet bunga yang sudah disiapkan minjeong. "Tapi aku ngerasa malam ini belum perfect tanpa bunga kesukaan kamu" minjeong senyum ke waitress sebelum menyodorkan bouquet bunganya ke karina "aku udah sering ngasi kamu mawar putih tapi kali ini spesial, hari ini tanggal 18 jadi mawarnya juga 18" "Umm...wow cantik banget" karina ga nyangka minjeong bisa se-detail ini dan inget beli mawar padahal anaknya pelupa (dia gatau aja, dibalik bouquet cantik itu ada kerja keras yeri) Jujur, karina sama sekali ga ada ekspektasi malam ini selain datang ke resto, makan & kasi jawaban. Appetizer pun disajikan lalu lanjut ke main course. Keduanya makan dengan lahap (maklum laper) dan terlihat sangat menikmati (kapan lagi kan bisa makan makanan mewah). Lalu tibalah saatnya dessert. Si minjeong pun mulai nervous lagi. Dia melirik ke arah waitress yang sedang menunggu kode darinya. "Yoo Karina" "Ya Kim Minjeong?" "Kamu...umm kamu..." kata minjeong terbata-bata "Ya?" "Ada cabe di gigi kamu" "Oh" karina langsung mengambil cermin dari dalam tasnya Minjeong menarik napas sambil ngebatin, kenapa malah ngomongin cabe sih?! "Udah bersih kan?" Tanya karina "Iya...umm. Waitress?!" Minjeong langsung ngangkat tangannya "Kamu mau nambah makanan lagi, jeong?" Tanya karina bingung Waitress yang dipanggil langsung sigap membawa cake + teddy bear ke meja mereka. "Ini..." "No! Sebelum kamu jawab" minjeong mulai frustrasi dengan dirinya sendiri "sebenernya ada banyak hal yang mau aku sampaikan ke kamu tapi aku lupa semuanya" T_T "Jadi...umm, karina yoo, aku suka sama kamu dari SD tapi aku tau om Kris ga ngijinin kamu pacaran sampai kamu tamat SMA makanya aku ga pernah nembak. Selama bertahun-tahun aku cuma bisa ngebayangain momen ini. Momen dimana akhirnya aku bisa ngungkapin perasaan aku, meskipun ini sebenernya ngga sesuai rencana awal karena aku keceplosan" "Minjeong aku..." "Wait! wait belum selesai...Karina, aku janji bakal jadi pacar terbaik kamu dan sebisa mungkin ga bikin kamu khawatir sama aku. Jadi umm...." minjeong nunjuk ke dessert yang ada di depan karina "will...will you be my girlfriend?" "Ye..." "No no! Aku belum selesai!" "Apalagi sih minjeong??" Lagi-lagi dengan tampang super melas "itu teddy bearnya, kalau jawaban kamu yes, cium teddy-nya 3x tapi kalau no, umm tampar aja" Karina cuma bisa bengong mendengarkan permintaan absurd minjeong. "Ini ga bisa aku jawab aja ya? Like a normal person would do?" "Please?" Karina narik napas dalem-dalem, sabar karina, sabar. "Harus banget ya aku cium ini boneka?" "Kalau kamu ga mau cium berarti jawaban kamu no?" tanya minjeong sedih "ini berarti aku ditolak ya?" "Minjeong, kalau aku mau nolak kamu aku pasti langsung bilang 3 minggu lalu, di hari kamu 'keceplosan' tapi aku kan disini sama kamu. Artinya apa? Masa kamu ga paham sih?" "..." "Dan please, kenapa juga aku harus cium boneka ini kalau aku bisa cium kamu?" "umm...iya juga sih" jujur, minjeong ga kepikiran "Tapi oke, aku hargai semua usaha kamu so i'll do it" Tanpa ragu-ragu lagi, Karina langsung cium bonekanya... "Yes" cium pipi kiri "Yes" cium pipi kanan "And yes" cium bibir (boneka) "yes minjeong, yes i will" "Karin...karin huweee" Dan seperti biasa, si minjeong nangis ditempat. Kali ini nangis bahagia sih.