Iwaizumi Hajime: Skin Hunger

warning: nsfw, explicit sexual scene.


kamu sebenarnya bukan penggemar berat olahraga.

kalau waktu dimundur empat tahun lalu dan televisi menayangkan pertandingan olahraga, apapun itu, kamu gak akan mikir dua kali untuk menekan tombol next dan mencari tontonan lain.

pagi ini, walau dengan kepala kosong, kamu membiarkan siaran ulang pertandingan sepak bola menyala-nyala di depanmu.

minat iwaizumi hajime ternyata menular padamu.

pacarmu itu memang sejak SMA sudah punya ketertarikan dengan dunia olahraga. kamu masih ingat bagaimana kakak kelas kamu di masa SMA itu rajin mengharumkan nama baik sekolah lewat prestasinya di bidang olahraga lewat ekstrakulikuler yang digelutinya.

awalnya iwaizumi hanya cakap di bidang voli, tapi iwaizumi muda banyak penasaran dengan bidang yang lain. basket, sepak bola, sampai renang; iwaizumi tidak asing dengan hal-hal yang berhubungan dengan fisiknya.

bukan kejutan kalau pacarmu direkomendasikan dan akhirnya menjadi pelatih kesehatan atlet junior tingkat kota walau baru lulus dari universitas.

waktunya banyak tersita untuk adaptasi di lingkungan baru. iwaizumi sering pulang dengan otot yang tegang dan lelah yang tertera jelas di wajah.

jadi wajar, sesi malam mesra berdua kalian makin berkurang tiap minggunya.

“ini selai kacangnya abis, gak apa-apa kalau coklat?”

kamu mendengung, iwaizumi terkekeh serak di tenggorokan saat kamu dengan malas menubruk tubuhnya dari belakang. rambutmu menggesek di punggungnya yang telanjang.

“kenapa, sih?” tanyanya lalu lanjut mengoles selai di atas roti. kepalanya mengangguk dengar empty places-nya justice der yang mengalun di ruangan. playlist milikmu. sebab dia agak payah soal musik.

lebih dari seminggu kekasihmu itu gak berinisiatif melakukan sentuhan intim. ada pertandingan penting di bulan maret yang memaksa perhatian malam iwaizumi penuh pada tabel porsi latihan untuk anak didiknya.

memang terdengar egois, tapi kamu juga punya kebutuhan jasmani.

iwaizumi bisa bergantung pada kunjungan gym mingguan, sedangkan kamu bergantung pada kunjungan iwaizumi di ranjang.

alasan. tubuhmu cuma haus belainya.

kamu sudah berusaha kok untuk menjadi pacar yang pengertian. yang tak mau pacarmu overwork hanya karena nafsu seksualmu.

tapi, lihat pacarmu di minggu pagi berdiri dekat konter dapur tanpa kaos di tubuh bagian atasnya buat usahamu menjadi pacar yang pengertian terbuang sia-sia.

sekarang maunya kamu bukan roti dengan selai di atasnya, tapi mungkin iwaizumi dengan selai di atasnya.

kamu menggeram di pundaknya. tanganmu dengan gemas memeluk tubuh lelaki kesayangan di depanmu.

“masih ngantuk?”

bagian mana aku masih ngantuk? celamu dalam hati. kesal dengan iwaizumi dan ketidakpekaannya. juga kebiasaannya yang tidur dengan piyama lengkap tapi bangun dengan atasan yang hilang.

kamu yang tak mau peduli lagi melonggarkan erat di perutnya. dua telapak tanganmu bermain di atas perut iwaizumi.

iwaizumi memang bukan atlet aktif, tapi konsistensinya teguh untuk selalu menjaga bentuk tubuhnya. iwaizumi tak pernah puas dengan tinggi tubuhnya, tapi massa otot di bagian-bagian tubuhnya menutupinya sedemikian rupa sampai tinggi tubuhnya tak berarti.

dan iwaizumi hajime tahu betul hal itu.

jarimu mengusap di bagian datar perutnya sampai naik ke lekukan bukit. sesekali ujung jarimu mencubit disana.

iwaizumi agak berjengit, tapi tangannya pindah ke lembar roti berikutnya.

sampai jarimu menarik karet celananya untuk kemudian melepaskannya.

ctak

karet celananya menjerit bertemu dengan kulit pinggangnya.

“oh,”

sampai bibirmu mengecup pundaknya yang telanjang dan iwaizumi meletakkan rotinya.

“feeling needy? hm?”

kamu mendesah kesal, “took you long enough.”

iwaizumi tertawa mengejek. mencuci tangan masih dengan kamu yang menempel di belakangnya.

“aku mau olahraga.”

iwaizumi mengangguk, “mau main sepak bola? di lapangan depan atau—” iwaizumi berbalik dengan senyum mengejek, “ranjang?”

kamu dengan kesal mencubit bokong lelaki menyebalkan di depanmu.

“stop playing around.”

“alright, princess.” tanpa aba, iwaizumi mengangkatmu naik ke atas konter dapur. beratmu tak ada apa-apanya dengan massa beban yang biasa diangkat oleh lengan coklat iwaizumi.

“aku lapar. buka kaki kamu.”

ya tuhan. apa iwaizumi pikir dengan dua lengan keras mengukungmu dan perut telanjang yang berlekuk-lekuk akan membuatmu tunduk?

dengan senang hati.

kakimu melebar tak tahu malu setelah iwaizumi dengan kurang ajar melorotkan celana pendekmu.

jarinya bermain di bagian depan celana depanmu. menggesek titik paling sensitif dengan dua jari keras yang kasar. kain celana dalam terasa tak ada gunanya, malah buatmu makin terbakar rasa tak sabar.

“kamu mikir apa?” suaranya samar di kerongkongan, iwaizumi mengecup pipimu, “sampai udah basah begini?”

“kamu,” mendengus dengan letup nafsu di dada, kamu menyambar bibir iwaizumi di depanmu, “cuma mikirin kamu.”

iwaizumi pergi setelah meninggalkan satu gigitan di bibirmu. ia menemui tubuh bagian bawahmu yang kini tersaji di depannya.

tangannya masih nakal memijat kamu dengan jempolnya.

“boleh aku tambah selai, gak?”

kamu menarik nafas keras sebelum menapakkan kaki di atas pundak iwaizumi untuk membawanya lebih dekat ke tempat yang paling rindu sentuhan.

“dan bikin aku tiap makan roti selai ingat kamu eating me out? gak, iwa.”

iwaizumi tersenyum lalu bergegas menyapa bagian tengah kakimu dengan lidahnya. jarinya kasar menarik minggir kain yang menutupi vaginamu untuk dilahapnya tanpa gangguan.

“hmmh— iwa—”

suara kain yang terobek buatmu menarik hitam rambutnya untuk makin mendekat dan terus mendekat. kamu mengerang keras kala ujung tumpul yang basah menerobos lembaran dindingmu, menjilat disana dengan suara yang nyaring di telinga.

garukan liarmu di kulit kepala iwaizumi malah makin membakar semangatnya. lelaki itu malah melebarkan kakimu yang mengatup-ngatup dengan rasa tak bersalah. sifatnya yang pantang menyerah begitu menyusahkanmu di saat-saat seperti ini.

“i-iwa— god iwa— udah—”

ia mengecupmu pamit sebelum berdiri kembali, tangannya dengan perhatian mengusap di kakimu yang gemetar untuk kemudian menarikmu mendekat dengan kakinya; piyamanya yang menggunung di bagian tengah.

“maaf soal celana dalamnya.”

matamu bergulir tak peduli. ada urusan lebih penting daripada mengurusi celana dalam yang robek.

“make it up to me.”

“iya, nanti sore kita ke victoria secret. mau?”

“maksudnya bukan itu.”

“hm? apa kalau gitu?”

bibirmu mengecupnya asal, “main bolanya, cepet.”

iwaizumi mendengus kemudian tertawa dengan kilatan mata yang menggelap.

“baru tau ada gawang yang gak sabar dimasuki bola.”

dengar itu, kamu menarik pipinya jengkel, “berisik. ayo?”

iwaizumi meloloskan celananya. gulungan kulit yang tau akan bawamu capai kabut ekstasi terpampang jelas di depan matamu.

iwaizumi berukuran besar. bukan besar yang menakutkanmu. iwaizumi berporsi besar sesuai yang bisa kamu bawa ke dalam tubuhmu. besar yang memenuhimu dan merenggangmu tak berlebihan. besar yang bisa senggol titik-titik sensitifmu dengan mudah sampai kamu menangis puas.

pacarmu memutari pintu dengan kuncupnya sampai menemukan celah untuk masuk.

“good— hhh you are so good for me.” gumamnya buat desah puas lepas dari mulutmu seiring iwaizumi yang memaju. lelaki di depanmu mengecup bibirmu dengan bunyi ceplak yang keras.

iwaizumi bergerak dengan pola bundar. memasukimu begitu dalam untuk kemudian menyeret dirinya keluar lalu menghunus kembali kamu di dalam.

“hn— ahm— iwa— hmmh—”

“hm?” iwaizumi merapatkan dirinya, mencecap di lehermu yang naik tinggi ke angkasa, “feeling good?”

anggukanmu berantakan, begitu juga jarimu di punggungnya.

“tau gak?” iwaizumi tertawa ditengah desaunya, “lupa kondom.”

kamu mana peduli. gak peduli. sadar akan iwaizumi yang telanjang tanpa kondom di dalam buatmu tanpa sadar mengeratkan dinding. iwaizumi menggeram nikmat, jarinya erat-erat berpegangan pada konter.

“aku gak bisa tahan lama— hhh you are amazing down there.”

dipuji begitu terasa digelitik di ujung perut. kamu menendang-nendang pinggul iwaizumi sampai akhirnya orgasme membasahi vaginamu.

iwaizumi mengerang dan bawa penuh keluar dirinya.

bibirnya ada di telingamu saat kekasihmu itu memutuskan untuk membasahi celana dalammu yang sobek dan masih menggantung di kakimu dengan laharnya.

matanya terpejam karena pelepasan. paras tampannya digenangi titik keringat dan kamu dengan tak sabar menciumi rahangnya.

“satu lusin celana dalam victoria secret, gak mau tau.”

.

fin

.