vhasuna: panas warning: slight somnophilia (but not really)

-

suna melepas kaosnya, dalam hati ngedumel karena cuaca hari ini.

surabaya lagi panas-panasnya di siang begini. tengok ponsel, temperatur sentuh angka 38. pendingin ruangan biasanya bisa jadi andalan, tapi sialannya, benda itu lagi ngambek. rusak di tengah panas begini. kipas angin dari ibu kos pacarnya jadi pengganti di ujung kamar.

iya, hari ini suna main di kosan pacarnya. biasa, rutinitas seminggu berkali-kali setelah jemput pacarnya dari kampus. tapi, kalau tau begini, pacarnya aja yang diajak ke rumahnya, bukan dia yang kesini. masalahnya, di rumah ada adiknya, kalau tiba-tiba ada mood mesra-mesra sama pacarnya, ya gawat?

suna terkekeh. mata masih fokus sama film romance yang tadi ditonton bareng sama pacarnya. tadi. sekarang si pacar tidur pulas di atas ranjangnya, guling mesra dipeluk si cantik. tinggalkan dirinya sendiri.

suna menyedot es teh yang dibuatnya tadi. adegan romansa pria dan wanita di depannya makin intense.

si penonton solo mendecih. ya elah, pasaran banget? bentar lagi juga ngewe. begitu dalam hati dengan kurang ajar. bungkus permen yupi manis punya si pacar dibuka dan dikunyah. wajahnya santai perhatikan adegan di depan yang makin ketebak arahnya.

nah, kan. mulai panas.

awalnya suna biasa aja, santai meneguk teh dan yupi bergantian. tapi ketika suara desah makin berisik di telinga dan kulit yang makin terekspos makin banyak, insting lelakinya bereaksi; celana suna menggunung, menghimpit jeans yang dipakai.

suna menghela nafas. gila kali. bisa-bisanya nafsu melejit karena nonton semi-porno.

ya mau gimana? perempuan yang jadi aktor punya dada yang lumayan berisi. nyaring bunyi pipi pantat yang ditampar berkali-kali oleh aktor lelaki buat kaki suna resah di lantai.

mata lelaki itu terlihat malas cuma fokusnya meradang, ingatannya memedar ke pacarnya, ke waktu-waktu ia sama pacar bercumbu.

ah, kayanya punya vha lebih gede? kalau vha dicubit begitu mau gak ya. gila ceweknya berisik.

kurang ajar.

suna menengok ke pacarnya yang masih tidur di atas ranjang, rambutnya berurai di bantal.

si lelaki mengedip, tangan buru-buru matikan laptop, kemudian hampir meloncat ke pacar. niatnya mau ajak pacarnya mesra-mesraan. urusan dimarahin nanti belakangan, yang penting urusan selangkangan selesai.

vha ini agak galak kalau soal tidur. gak suka banget kalau tidurnya diganggu.

si pacar diam sebentar, putar otak ingat-ingat kembali apa si cantik punya tugas yang buatnya bergadang dari kemarin.

...dan kayanya enggak? tadi moodnya juga lagi bagus. dia bahkan ditraktir makan. gombalannya gak dihadiahi gebukan di paha. pasti si pacar hari ini lagi gak punya alasan marahi dia.

“s-sayang?”

panggil suna, suaranya kecil, beda sama keinginan kuat pelepasannya yang besar.

vha gak bergeming, kepala masih menghadap tembok dengan guling dipelukan.

suna iri. gila kali. iri sama guling.

matanya matai si pacar. kaki jenjang yang cuma dibalut celana pendek. tanktop hijau pastel yang tutupi tubuh atasnya. vha sudah biasa dengan baju begini jalan-jalan di depan mata suna. tapi, siang ini rasanya vha seksi banget.

rambut vha dibelai sayang. sayang banget sama si pacar. tapi selangkangannya makin sakit. ini gimana?

suna bergerak, tiduran di belakang si pacar yang gak tahu ada apa di belakangnya.

sialan. wangi banget dia.

si lelaki mendesah kepalanya menyender di tengkuk si pacar. matanya ke bawah, tak sengaja jumpai bokong seksi si pacar.

mampus. bagus banget. bagus.

instingnya bawanya mendekat, suna makin menempel, buat jaraknya menyempit dengan vha. karena reflek, selangkangan yang menggunung itu menyenggol bokong si pacar.

“mhhh-”

suna mengepalkan tangannya. sialan, sialan, sialan.

matanya tertutup. tunggu si pacar bergerak dan temukannya dengan niat bandel, tapi, yang ditunggu tak datang-datang.

vha masih tak bergerak.

suna mengedip, tangannya bergerak peluk pinggang si pacar, percobaan lagi.

dan tetap gak bergerak.

suna menggigit bibirnya, hidungnya membaui rambut pacar yang wangi manjai hidung. takut sama perbuatannya sendiri. takut pas vha bangun, dia bakal marah karena tidurnya diganggu.

oh? diingat-ingat, dulu ia pernah terbangun dari tidurnya dengan si cantik di pahanya, mengulum serius penisnya. suna suka sih, tangannya malah ikut bantu si pacar. jadi, dia gak apa-apa 'kan kalau balas dendam?

tangan suna naik, naik, naik. meremas bulat di dada vha.

suna mendesah. makin memeluk vha di dekapannya. kan. betul apa ingatannya. vha lebih besar dari yang di film tadi.

kabut nafsu mengepul makin pekat, suna memejam mata, menggesek apa sumber siksaannya ke tubuh si pacar.

“hnnng- vh- vha-”

suna membuka celana jeansnya, celana dalamnya mulai basah di pusatnya. ia menggesek lagi, nafasnya berat. tangan masih sibuk meremas di depan dan di bokong pacarnya.

“vha-”

tiba-tiba kekehan tawa mengaung, vha menengok ke arahnya, wajahnya segar bagai tak ada jejak tidur.

“enak?”

suna diam, tangan berpindah karena vha yang bergerak.

“v-vha-”

si cantik maju, kecup suna di bibir, “bandel banget? orang tidur digrepe?”

“sejak k-kapan?”

“daritadi? gue kan gampang bangun? lo gimana?”

suna memerah malu, tangannya peluk leher si pacar, menciumi leher vha sampai tulang selangkanya.

“lagi manja ya? kenapa?”

“film tadi... semi porno anjir.”

vha tertawa. tangannya turun, remas suna di tempat yang paling butuh perhatian. kaki suna menggeliat, tangan si cantik bagai alat kejut listrik di tubuhnya.

“ini keras banget?” jari lentiknya meremas-remas dengan telaten. sesekali turun ke bagian bola yang tercetak jelas di celana dalam hitam si lelaki.

suna mendesah, jarinya menggeret kulit pacarnya.

“vha, m-mau...”

tawa manis mengalun rendah. penuh licik, kemenangan, tapi gairah yang sama.

“mau apa, sayang?”

“apa aja, kamu mau kasih aku apa aku mau?”

vha tertawa lagi, lihat suna begitu di bawah kuasanya.

“okay, i will get my hands here.”

vha mengukung suna, tubuh atasnya dibuat polos, tinggalkan bra yang menggantung longgar di tubuhnya, buat payudaranya bebas menjadi pemandangan suna. si lelaki menarik nafas, tangannya naik raba vha di tubuhnya.

“you can suck on my tits.”

suna mengangguk dengan mata tak lepas dari payudara pacarnya. kepalanya mendekat pada vha, menciumi si pacar di payudaranya.

vha mengerang, bibir suna menyesap begitu keras.

tangan vha bergerak, turunkan celana dalam pacarnya. penis suna sukses lolos berdiri di udara.

vha meneguk ludahnya. pacarnya memang favoritenya. ukurannya begitu sesuai dengan idealnya, dengan urat yang menonjol kala si pacar dalam mode butuh begini.

tangan cantiknya menggengam suna kuat, ingin lihat betapa suna tak muat dilingkari jarinya. yang sedang memakan payudaranya mendesah, mendengung bawa vha ikut meremang di kulit.

vha mengocok tangannya, turun-naik di kulit sang pacar yang basah karena terlalu banyak precum yang turun basahi tongkatnya itu.

sesekali jarinya memutar di ujungnya, menekan lubang kecil di tengahnya. vha menggaruk disana, buat suna puas ditekan disana. kakinya bergerak ribut di ranjang, bibirnya yang mencumbu payudaranya makin beringas. tangannya bergerak mencubit di payudara yang satunya.

vha mendesah, tangannya cepat di bawah, “t-there you go honey,” “sucking on me so eager.”

dipuji begitu, tangan suna makin giat, meremas-remas begitu kuat, menggoyang-goyangkannya bagai mainan pribadinya. yang dimulutnya dimakan lebih keras, lidah terjulur liar, menjilat-jilat tepat di puting.

bibirnya tiba-tiba terbuka, mengecup vha sebelum mendesah keras, “v-vha, mhhm mau- mau keluar-”

vha yang merasakan penis di tangannya bergetar langsung dengan cepat menurunkan kepalanya, mendekati pacarnya di selangkangan.

bibirnya terbuka lebar, melahap suna sampai setengah dari penisnya. mau bagaimana? suna berukuran besar. vha gak bisa masuki semuanya. pipinya menyekung, menyedot suna habis-habisan.

tangan suna berjalan, dekati bokong si pacar yang ada di samping tubuhnya. meremasnya bagai pegangan.

“hhhn- vha- vha-” erangan suna makin besar, berisik di kuping vha. tapi suna tak berinya ampun, terus menjilati suna di bawah.

“mmhhhh-”

suna melepas spermanya, belepotan di mulut vha, keluar sampai lewati bibirnya.

si cantik menjilat puas bibirnya, lidahnya bermain di pucuk si pemuda, buatnya bersih tanpa sisa.

suna mengatur nafasnya, kepalanya lemas menyender di dinding. matanya agak kabur karena ekstasi yang diberi si kesayangan-

-yang tangannya masih setia di penisnya.

si lelaki menegun kala tangan si pacar makin intense bermain pada penisnya yang masih sensitif, lemas di tangan cantik si pacar.

“v-vha, udah. jangan dipegang- hhh vha-”

“belum, na. sekali lagi, ya?”

suna menarik nafas, vha menopang tubuhnya di lutut. duduk di depan penisnya, “sini tangan kamu.”

tangan suna di bawa ke tengah celana pendek si cantik, jari-jarinya dituntun untuk menggelitik di bawah.

vha bergerak tak nyaman, tunggangi jari suna yang keras di vaginanya yang tertutup kain.

suna akhirnya paham maksud vha. jarinya menggaruki vagina yang basah di kulitnya.

“ahh- su- suna-”

suna makin semangat dengan desah manis vha, tangannya menusuk-nusuk si pacar. tak mau kalah, vha juga ikut percepat tangannya di penis si lelaki.

vha mendesah resah, “v- vha, aku baru keluar-”

“sekali lagi, bareng aku?”

vha mengocok lebih keras, bawa penis suna tinggi-tinggi dekati selangkangannya yang kini dilecehi jari suna.

“f-fuck hhh- vha, basah banget.”

vha mengangguk, ciumi suna di pipi untuk kemudian dijilatnya.

“vh- vhaa- vha, s-sakit-”

“mau keluar?”

suna menggangguk, penisnya yang sudah keras gemetar di tangan vha.

“s-suna-”

di tengah ributnya, suna memasuki tangannya, menyelip di celana pendek. kini tangannya tepat di kulit vha yang berlipat-lipat.

jarinya masuki vha pelan-pelan. vha begitu basah, suna bergerak dengan mudah.

vha mendesah keras, tangannya memompa frustasi suna di bawahnya, buatnya layaknya penis suna yang masuk terobos vaginanya.

“v-vha-”

“keluar- ss- suna- keluar-”

suna mengangguk, ciumi payudara yang sempat dilupakan, kemudian menyedotnya dengan kasar.

keduanya mengerang, keduanya keluar.

vha keluar, basahnya sampai telapak tangan suna, mengalir terus sampai basahi ranjangnya. suna gak beda dari vha, cairan spermanya lebih bening dari yang tadi, kotori paha sekal si cantik dan ranjangnya.

suna mencium pacarnya di leher, kulit yang paling dekat dengan bibirnya.

“maaf, capek ya?”

vha tertawa, menggeleng, “gak apa-apa. udah puas? apa masih mau?”

suna menggigit bibirnya, pilihan sulit. masih mau, tapi kakinya masih meremang karena ejakulasi kedua.

“istirahat dulu? nanti lagi?”

si pemuda tersenyum, mengangguk, bawa si cantik di pelukannya, “tidur siang dulu?”

“hm.”

-