3 Ajakan

benar-benar sulit dipercaya. Minho merutuk dalam hati. Bisa-bisanya ia lupa kalau Chris pernah memberitahunya jika ia bekerja di restoran yang tidak jauh dari sekolah mereka, dan tentunya restoran itu adalah restoran ayam yang sedang di kunjunginya.

Minho seketika menurunkan tangannya dan berusaha meraih tisu untuk segera mengelap tangannya yang tampak kotor. Dapat dilihatnya Chris juga mengelapkan tangannya ke celemek yang dikenakan, berjalan mendekat. Sepertinya orang itu sangat menikmati perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba timbul dalam diri Minho.

well,” katanya “kayanya belakangan ini kita gampang banget ketemu tatap muka gini ya, selain di kelas biologi?”

“Wah, kalo gitu gue minta maaf atas kejadian yang sial ini.”

Chris duduk di kursi Jungwoo. ketika dia menjulurkan tangannya, ternyata tangannya sangat panjang. ia meraih gelas minuman Minho dan memain-mainkannya.

“Bukannya lo harusnya kerja? kok malah gangguin pelanggan gini?” Minho merebut gelas dari Chris dan meminumnya terburu-buru yang membuatnya sempat tersedak

Chris tersenyum. “lo ada acara pas malem minggu?”

“kenapa? mau ngajakin gue ngedate?”

“Ternyata lo suka nyombong gini, gue suka. Angel.”

“apa deh, gapenting mau lo suka atau enggak. Lagian mana sudi gue mau jalan sama orang kaya lo.” Minho rasanya ingin menjedugkan kepalanya sendiri saat tiba-tiba saja bayangan dirinya yang tengah berjalan berdua dengan Chris melintas di kepalanya. Dan hal itu tentu saja tidak akan terjadi. “Dan sekali lo panggil gue dengan sebutan Angel gue gak akan mikir dua kali buat ngancurin muka ganteng lo itu.”

“kenapa? Lo gak suka?” Minho tak berniat untuk menjawabnya, jadi Chris melanjutkan “Gue suka, dan gabakal niat buat ngubah. Angel.”

Minho meggertakan giginya pelan, rasanya sebelah tangan yang ada di samping pahanya sudah bersiap untuk melayangkan pukulan kalau saja sosok dihadapannya tidak mencondongkan tubuhnya ke meja, mengangkat tangan ke wajah Minho dan menyapukan jempolnya ke sudut mulutnya. Minho menarik diri, tapi dia terlambat.

“Ada bekas saos.”

Minho berusaha mengingat apa yang sedang dibicarakan. Tapi usahanya tidak terlalu keras membuatnya tidak bisa menghindari ekspresi kalau sentuhan Chris barusan tidak berarti apa-apa baginya. Ia tiba-tiba menyugar rambutnya, berusaha melanjutkan pembicaraan. “Lagian, ada tugas literatur yang gak bisa gue tinggalin gitu aja.”

“Sayang banget. Ada pesta di deket taman bermain yang gak jauh dari pesisir. gue mikirnya kita bisa pergi.” Katanya terdengar tulus.

Entah mengapa, tapi desiran hangat yang terjadi akibat perlakuan Chris masih terasa mengaliri darah. Minho menghisap sedotan dalam-dalam, mencoba menyejukan diri dengan minuman dinginnya.

menghabiskan waktu berdua dengan Chris pasti akan penuh dengan sesuatu yang berbahaya. tak tahu kenapa pikirannya berpikir seperti itu, tapi Minho menjamin nalurinya yang selalu terasa benar.

“Lagian kenapa lo tiba-tiba ngajakin gue ginideh?”

Sebelum melontarkan pertanyaan tanpa aba-aba itu, Minho berusaha berkata pada diri sendiri kalau dia samasekali tidak peduli tentang pandangan Chris padanya. Tapi tentu pikirannya itu terdengar bohong. hal itu mungkin benar-benar akan menghantui. perasaan bagaimana rasanya pergi dengan sosok di hadapannya ke suatu tempat.

“Gue cuman pengen berduaan sama lo. itu aja.”

Minho mendengus, berusaha untuk menghindari dengan meraih ponselnya yang ia letakan di atas meja. Namun telat, Chris telah menariknya menjauh.

“Lo ngapain sih? balikin gak sini hape gue.”

“Lo segitu gasukanya ya sama gue? gue ngebuat lo gak nyaman?”

“Menurut lo aja gimana. Sini balikin hape gue.” dicondongkan tubuhnya untuk mengambil ponselnya yang ada di ujung meja dekat Chris, tapi Chris mengambilnya dan menyembunyikan tangannya di bawah meja.

“Sebenernya apasih yang lagi kita omongin sekarang ini?”

“Lo.”

“Gue?”

“Ya. Kehidupan pribadi lo.”

Minho tertawa. “Kalo ini soal gue, soal pasangan gue gimana... Jungwoo udah sempet ceramah ke gue. Bahkan sebelum-sebelumnya juga, jadi jangan lo sok buat ikut-ikutan.”

“Jadi temen lo yang bijak itu ngomong gimana?”

“Kenapa lo jadi kaya penasaran gitu? gak ada hubungannya kan sama lo.”

Chris menggelengkan kepalanya pelan, menatapnya dengan senyuman kelewat menakjubkan dari yang biasanya. bukan senyuman mengejek yang sering ia tunjukan. “Jelas aja ada hubungannya Minho. ini tentang lo, gimana bisa gue gak penasaran? Gue jelas-jelas terpesona.”

Tak bisa dipungkiri kalau saat ini jantung Minho rasanya sudah berdetak lebih dari yang seharusnya, rasa-rasanya jantungnya akan segera jatuh keperut.

“Kayaknya lebih baik lo balik kerja deh.” Kata Minho dengan suara tertahan. “Dan. siniin. hape. gue. Sekarang. Juga.”