Harapan Kecil yang Diaminkan

Aku tidak masalah dan tak peduli disebut “si aneh” oleh manusia-manusia lain karena tingkahku yang konyol.

Hanya karena aku rindu akan suasana saat bersamamu.

“Lebay,” dengan nada sinis mereka. Aku bahkan tidak marah.

Tidak apa, kalau dengan begini rasaku tersalurkan tanpa mengganggumu secara langsung.

Kamu cukup memandangiku lewat gawaimu saja: tentang lagu apa yang aku dengarkan, dengan siapa saja aku menghidupi hari ini, kata-kata apa yang aku curahkan, kearah mana makna dari lukisan yang aku perlihatkan.

Sampai pada akhirnya ...

Kau mau kembali bertegur sapa denganku. Aku baik-baik saja meski kehadiranmu dalam hitungan menit, sebab jika meminta, kupastikan tidak akan ada ujungnya. Niscaya hal itu mengganggu ketenteraman hidupmu.

Cukup dengan sunyi malamku hanya semesta yang tahu aku begini.

Mengucap doa agar diri senantiasa bisa tenang untuk tidak melakukan aksi-aksi yang lebih aneh lagi.