Memikirkan Bunga dan Laut

Aku berpikir aku ini bunga Lalu aku menyirami diriku bahwa; mekar adalah bukti tumbuh tinggi adalah prosesnya namun semakin dipikir-pikir; aku kian mendekati layu, bahkan sebelum menyentuh mekar.

Aku berpikir aku ini nakhoda Lalu aku bercita melayar kapal sendiri; telah mahfhum kubaca bintang-gemintang mempelajari ombak dan sifat anginnya namun semakin dipikir-pikir; aku takut tenggelam, bahkan sebelum menginjak pesisirnya.


Atas segala cita lagi-lagi aku berpikir akan menjadi sosok yang hebat; bunga yang cantik harum dan nakhoda yang piawai menantang samudera.

Namun, nyaliku telah ciut bahkan semakin bertambah usia, aku semakin pengecut.

takut akan kemungkinan yang tidak saintifik dan logis, aku semakin gila.

Perkara bunga, cukuplah bunga. Nakhoda dan kapalnya, cukup diangan.

Aku tertunduk dan tersungkur ketika nyatanya laut kehidupan menawarkan air garamnya yang semakin asin.