— Pembunuh Harum

Sekarat di padang mawar yang terhampar semerbak harumnya menyesak napas durinya menghalau butuh genggaman

Lalu kugenggam

darah ini kuremas dari tangan sendiri ia menangis sebab harus terpaksa kuusir

Tangkai mawar yang tuan curi kemarin malam kini durinya menembus lapis kulit yang telah kurawat payah agar secantik porselen seperti harapanmu

Di hadapanku, tuan ada lautan merah warnanya dialirkan dari genggaman ini

Aku tersenyum puas dan mati rasa sekali lagi

Tubuh minim daya ini kubuang tenggelam kedalam palung sejuta amarah

Bau amisnya sengit!

Bersama gelap, ada dendam Bersama dingin, ada kecewa Bersama hanyir, kubawa mawar pembunuh ini.

AZK, 2020.