Hari Jadi Puisi

Terseok-seok langkahnya nyaris muntah darat, hiasan pesta tadi malam berubah mencekam ruang. Tubruk-menubruk badannya setipis kayu/meracau kasar/meronggoh celana/pemantik api untuk sigaretnya/mengepul aksara delima lewat asapnya. Satu dua, ia hirup udara penggerogot dada, menghembus payah rentan sukmanya. Sampai hitungan keseribu, selamat atas waras yang terselamatkan!