DIZZINESS (Park Yuri & Baek Jin)

⚠️ NSFW🔞 Plot? What Plot? (PWP) Explicit content Blow Job Sexual Intercourse

You've been warned! Proceed at your own risk


by: kurasio MTLed by: betweennightshift

original post: https://archiveofourown.org/works/19371301


Saat mereka bertemu untuk ketiga kalinya, ia telah melihat setiap jengkal dari kulit pada tubuh Park Yuri. Semua bagian tanpa terkecuali, baik yang tertutupi pakaian ataupun yang terbuka saat shooting.

Ia meraih dan menyentuh tekstur kulit lengan pria itu, tiap-tiap ototnya tampak penuh dengan kekuatan. Yuri bekerja keras untuk mendapatkan hasil tersebut. Saat pria itu berbalik, ia dapat menggunakan tubuhnya untuk mengurung tubuh Baek Jin dari atas.

Saat ia tersenyum, matanya akan menyipit membentuk dua garis. Baek Jin merasa ia sangat mempesona. Senyumnya selalu membuat Baek Jin kesulitan berkonsentrasi. Ia mengedipkan mata dengan keras dan mencoba untuk fokus pada tanda yang ada di pipi kiri Yuri, dalam lamunannya Baek Jin merasa titik hitam itu terlalu dekat. Ia dapat merasakan hembusan nafas di kulitnya satu detik sebelum sebuah ciuman menguasainya.

Baek Jin memanggilnya dengan suara yang berasal dari pangkal tenggorokan “Hyung,”

Kalimatnya terpotong sebelum ia sempat melanjutkan, ia terjerat oleh lidah yang lembab dan panas milik Yuri.

Park Yuri adalah seorang pencium yang ulung. Ia membimbing Baek Jin bagaimana membiasakan diri dengan satu sama lain, seakan hanya itulah satu-satunya hal bermakna untuk mereka saat ini.

Baek Jin memiringkan kepalanya untuk menerima keaktifan yang timbul dari perbedaan ukuran tubuh mereka. Yuri terlihat seperti singa yang terlatih dengan baik, dan hanya setelah ia mendapat persetujuan, ia mulai menekan tonjolan di dada Baek Jin.

Dibandingkan bentuk tubuh Yuri yang ramping dan padat, Baek Jin merasa tubuhnya dapat dengan mudah dikuasai oleh pria itu.

Baek Jin sendiri tidak menyangka ia akan menyerahkan dirinya pada Yuri. Hal ini membuatnya sedikit bingung, tetapi saat ia melihat Yuri lagi, ia merasa tidak ada pilihan yang lebih baik daripada pria di hadapannya.

Park Yuri membungkuk dan menggigit tulang selangkanya, menyusuri garis tengah dadanya hingga ke ujung putingnya. Rasa yang timbul akibat gigitannya adalah perpaduan dari rasa nyeri dan sensasi yang tidak biasa. Ia menempelkan tangannya pada bahu dan punggung Yuri.

“Apakah kau menyukainya?” Tanya pria itu.

Mata Yuri yang jelas menunjukkan percampuran darah asing itu terlihat tajam, tetapi suaranya yang dapat membuat Baek Jin merasa telinganya berdengung terdengar amat halus.

Baek Jin tahu ia akan ditikam dan dibuka dengan cara yang lembut. Aroma sabun mandi yang asing dan lapisan tipis keringat membuatnya merasa semuanya akan baik-baik saja.

Ia mendekatkan badannya pada pria itu dan membisikkan, “Itu terasa menyenangkan.”


Hubungannya dengan Yuri seharusnya hanya untuk kenikmatan dan tanpa beban, untuk mengimbangi harga diri yang ia relakan sedari awal sebagai pihak yang 'diserang'. Baek Jin mendorong bahu Yuri, menyuruhnya untuk menyingkir setelah mereka selesai bersenggama.

“Aku ingin mandi.” Ujar Baek Jin dengan suaranya yang parau.

Tetapi Yuri hanya melingkarkan lengan panjangnya ke belakang pinggang Baek Jin.

Hyung, huh?” Yuri merendahkan kepalanya dan menekan bibirnya pada leher dan bahu Baek Jin. Ia bergumam dengan samar, “Kau seharusnya memanggil namaku.”

Baek Jin berteriak dengan ragu. “Yuri!” Sebelum ia sempat membalikkan badan, Yuri menahan leher Baek Jin dan menciumnya.

Saat mereka berciuman, ia dengan mudah dapat merasakan tubuh Yuri yang masih dalam keadaan bergairah, sedangkan tubuhnya sendiri telah mengalami pendinginan.

Hyung, aku ingin mandi.” Baek Jin mengatakannya lagi. Kalimat itu terdengar seakan ia sedang memohon belas kasihan.

Yuri melepaskannya dan berkata, “Ayo mandi bersama.”


Kamar mandi apartemen itu terlalu sempit untuk digunakan oleh dua pria dewasa secara bersamaan, Baek Jin merasa canggung karena jarak diantara mereka yang dapat dengan mudah hilang jika ia berbalik badan.

Park Yuri merentangkan tangannya melewati bahu Baek Jin dan mengambil sabun mandi beraroma teh yang baru saja dibuka minggu lalu. Gerakan Yuri selalu terlihat anggun, bahkan di dalam kubik shower yang sempit, ia tidak terlihat terbatasi.

Baek Jin mencuci rambutnya dengan posisi menyamping. Rambut pirang yang jatuh di depan mata tidak menghalanginya untuk memperhatikan Yuri diam-diam. Ia melihat pria itu menggosokkan sabun hingga menghasilkan busa, mengangkat lengannya dan meratakan busa tersebut pada lengan hingga punggungnya. Tekstur dari perut bagian bawah dan penisnya belum melemah.

Tulang tangan Yuri terlihat menonjol. Baek Jin memperhatikannya meraih penisnya sendiri yang tebal dan menggosoknya. Yuri menyadari arah pandangan Baek Jin dan melemparkan senyum malu kepadanya.

Baek Jin segera memalingkan wajahnya, membilas sabun pada tubuhnya dengan cepat dan bergegas ingin keluar dari kamar mandi.

Tetapi Yuri menangkapnya lagi.

“Aku belum selesai.” Bibir tipisnya menempel pada telinga Baek Jin, dan hembusan nafasnya membuat Baek Jin merasa terbakar.

Yuri mengambil tangan Baek Jin dan meletakkannya pada tempat yang panas di selangkangannya. Ia memanggil nama Baek Jin dan berkata, “Tolong aku.”

Baek Jin berlutut diantara kedua kaki panjang Yuri. Butiran air menetes turun dari rambut di dahinya. Yuri meraih rambut di Baek Jin dan merapihkannya ke belakang telinga, agar perhatiannya tidak teralihkan. Rambut pirangnya mengalami cukup kerusakan, dan jari Yuri hampir saja tersangkut di dalamnya.

Baek Jin menggenggam organ seks Yuri dan menggosoknya beberapa kali. Ia mendengar suara rendah Yuri disertai getaran kepuasan.

Yuri tidak tampak seperti pria korea selatan untuk hal ini. Melihat dari penampilan, ia jelas terlihat seperti orang korea umumnya. Tetapi Baek Jin dapat melihat lebih banyak ekspresi pada matanya, yang membuat Baek Jin menjadi ragu akan penilaian awalnya.

Ia membuka rahang bawahnya dan menjilat bagian atas kemaluan Yuri dengan ujung lidahnya, sebelum menarik nafas dalam dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Dalam seketika, jari Yuri yang setengah terbenam pada rambut Baek Jin yang basah bergetar secara tidak terkendali. Yuri hampir menarik rambutnya dari kulit kepalanya dan membuatnya kesakitan. Ia melepaskan jarinya dari rambut Baek Jin dengan perlahan, lalu meletakkan tangannya pada wajah Baek Jin. Ia membelai kelopak mata Baek Jin yang setengah terpejam dengan ibu jarinya, usapannya mengisyaratkan pada pria yang tengah berlutut itu untuk meneruskan gerakannya.

Baek Jin menengadahkan kepalanya dan berusaha mencari cara yang benar dalam melakukan oral seks yang tidak familiar ini. Yuri akan bereaksi terhadap rasa nyaman yang ditimbulkan dari gerakannya, dengan cara menarik nafas tajam dan menahannya. Saat Yuri menatapnya, Baek Jin merasa ia akan tenggelam ke dalam lautan di matanya.

Ia memberikan Park Yuri oral seks, menghisap tanpa keahlian, membiarkan glans Yuri meluncur dari langit-langit mulutnya yang tidak rata hingga pangkal tenggorokannya yang lembut, lagi dan lagi.

Pria menyukainya, setidaknya pria yang berdiri di hadapannya menyukai itu. Baek Jin tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Yuri yang masih dalam keadaan basah juga. Yuri menggosokkan bagian belakang leher Baek Jin dengan telapak tangannya yang panas dan menghela nafas penuh kepuasaan saat ujung lidah Baek Jin melewati bagian pangkalnya.

Baek Jin tidak tahu mengapa ia melakukan ini dan mengapa ia bersedia memasukkan penis pria lain ke dalam mulutnya untuk menyenangkan pria tersebut. Mungkin ia hanya memerlukan seseorang yang bersedia memberikan cinta padanya, dan tidak menjadi masalah siapa orang tersebut.


Baek Jin menyadari Park Yuri tidak pernah ragu dalam menunjukkan cinta padanya, mungkin melebihi kedekatannya dengan yang lainnya, atau mungkin itu hanyalah bagaimana orang Rusia menunjukkan pertemanan mereka.

Mereka tengah berjalan berdampingan di pasar malam Hongdae, Yuri mencondongkan separuh badannya dan mengambil gelas kopi americano dari tangan Baek Jin.

Jarak diantara mereka terlalu dekat. Saat itu, Baek Jin berpikir ia ingin mengecup kelopak mata pria itu.

Hyung, apakah kau akan pulang?” Ia bertanya dengan ekspresi muka yang dingin dan kaku, Yuri tersenyum melihatnya.

“Ke tempatmu? Atau tempatku?” Tanyanya.

Baek Jin menjawab, “Yang mana saja.” Tanpa ia sadari, tersirat ketidaksabaran dalam nada bicaranya.

Belakangan Yuri berkata padanya, 'Kau sangat mirip dengan kucing yang pemarah.'

Baek Jin sangat ingin membalasnya, 'Hyung yang lebih mirip kucing.'


Singa jantan itu, dengan aura agresi yang membara, tidak pernah mengeluarkan cakarnya untuk melukai Baek Jin.

Saat Yuri menikamnya dari belakang, telapak tangannya menekan bagian bawah perut Baek Jin. Pinggiran dari telapaknya menstimulasi kulit Baek Jin yang lembut dan sensitif, tetapi untuk saat itu ia tidak punya waktu untuk memperdulikannya.

Baek Jin membuka mulutnya, mencoba bernafas. Ia sendiri tidak yakin apakah ia sudah menghirup oksigen sampai ketika Yuri mencium bulu halus dibelakang lehernya. Senjata Yuri yang terkubur di dalam badannya terasa amat panas, hingga menimbulkan ilusi seolah akan meleleh.

Baek Jin merasa 'kehausan'. Ia meraih tangan Yuri yang berdiam di tulang pubisnya dan mengarahkannya untuk menyentuh kelaminnya. Ia menolehkan kepalanya, membiarkan bibirnya yang lembut menyentuh pipi dan telinga pria dibelakangnya.

Park Yuri menggenggamnya dan menggosoknya dengan lembut. Saat kelemahannya dikuasai sepenuhnya, Baek Jin merasa ia bahkan tidak bisa membenci permukaan jari tangan Yuri yang kasar.

Yuri menggenggamnya tiap kali ia melengkungkan tulang belakangnya, dan itu membuatnya menahan nafas. Yuri tidak melanjutkan gerakannya hingga Baek Jin menggerakkan pinggul dan bokongnya sendiri dengan tidak sabar.

“Yuri.. Yuri..” Ia bahkan tidak mengetahui mengapa dirinya memanggil nama itu, dan Yuri tidak memperdulikan alasan dibaliknya.

Park Yuri mencengkram pinggul Baek Jin dan menghunjamkan ke dalam dengan cara yang liar. Baek Jin menegangkan otot pahanya dan mengeluarkan erangan tiap kali Yuri mendorong ke tempatnya yang terdalam.

Pria itu sedang bekerja keras dibelakang, tetapi ia masih bisa mengangkat Baek Jin mendekat dengan tangannya yang ramping.

“Aku menyukaimu.” Kata Park Yuri padanya.

-fin.