Chanthusiast

perjalanan

#Perjalanan


Pukul enam sore, jeongin lirik jam yang melingkar di pergelangan tangan sebelah kiri. Satu tangan mengetuk-ngetuk paha kerasnya yang berbalut jeans sambil menunggu hyunjin di depan halaman rumah.

Entah karena tidak tega atau memang murni dia ingin membantu pemuda tersebut, sejujurnya hati jeongin berat seiring dengan pedal gas yang diinjak hingga sampai kepada kediaman hyunjin.

Padahal ia sudah bersumpah kepada dirinya sendiri untuk menarik kembali perasaan yang selama ini ia titipkan di ruang hati milik hyunjin.

Berat, bingung, namun tak tau harus berbuat apa

Tok! Tok!

Jeongin terperanjat saat melihat hyunjin yang mengetuk kaca hitam mobilnya dan menggumam “bukain pintunya”

Jeongin pun membuka kunci mobilnya dan hyunjin masuk sambil membawa tas dan ponsel dengan griptok lucu yang sangat ia inginkan sejak lama, “yuk?” Ajaknya dengan senyuman lebar

Yang lebih muda tarik persneling untuk kemudian jalankan mobilnya. Membelah jalanan yang mulai gelap akibat cahaya matahari yang perlahan hilang

“Jeje mau kerumah felix?”

“Hm”

“Ngapain?” Tanya hyunjin lagi. Namun sudah ia tunggu beberapa detik sampai jeongin membuka mulutnya, lelaki itu tak kunjung menjawab, “maaf, kayaknya jeje lagi badmood”

Pandangannya teralih ke depan, ditemani dengan suara radio. Isi kepala jeongin bergemuruhㅡberadu, lebih baik mengabaikan hyunjin demi kepentingan hatinya atau meladeni hyunjin namun beresiko hatinya kembali nyeri akibat teringat bahwa hyunjin tidak akan menatapnya penuh cinta sampai kapan pun.

Bodohnya jeongin memilih opsi kedua.

“Lo sekalian nginep kan? Kalo seungmin aneh-aneh bilang ke gue”

Cukup membuat kaget hyunjin, spontan ia menatap jeongin dengan mata kucingnya, “je-”

“Kita teman dekat kan?” Jeongin tersenyum lebar, lirik hyunjin dari sudut matanya, “gue selalu ada disisi lo”

hiks, kirain jeje marah”

“Udah ah, jangan nangis. Jelek.”

“Kalo jelek, jeje mana mau temenan!”

Sebenarnya yang jeje takutkan bukanlah untuk melepas hyunjin, melainkan ia takut kalau ia tidak akan menemukan orang lain seperti hyunjin

Namun dengan melihat senyuman lelaki yang lebih tua setahun darinya itu cukup membuktikan, kalau bahagia memang tidak selalu berakhir dengan memiliki