write.as

🌼🌼🌼🌼 "Ta lo kenapa?" tanya Ben melihat perubahan ekspresi muka Tanaya yang tadi nya ceria dan mengobrol aktif tiba-tiba diam sehabis dia memainkan ponselnya. "Eh gak papa kok hehe..." sangkal Tanaya sambil buru-buru mengembalikan ekspresi cerianya. "Kamu kenapa Nalesha?" Jeffrey yang duduk di samping Tanaya bertanya karena mendengar teguran Ben terhadap Tanaya tadi. "Lo jawab gak papa gue sodok kening lo pake tongkat ya Ta" ancam Ben sambil mengarahkan tongkat jalannya kearah Tanaya. Posisi Ben yang duduk ditempat tidurnya sedangkan Tanaya dan yang lain duduk di sofa yang letaknya tak jauh dari ranjang tempat tidur Ben. "Kenapa Tana? Cerita aja gak papa kalo ada yang ganggu" Abbiyu ikut berbicara karena insting nya yang sangat peka terhadap keadaan sekitarnya dapat merasakan jika Tanaya terusik akan sesuatu. Tanaya tidak berkata apa-apa dan menyodorkan ponselnya kepada Ben terlebih dahulu untuk dilihat. "Baca aja tapi jangan merasa bersalah lo" ucap Tanaya setelah Ben menerima uluran ponselnya yang sedang menampilan ruang obrolan tersebut. "Ta lo serius?" tanya Ben setelah membaca pesan tersebut sampai selesai lalu beralih menyodorkan ponsel itu kepada Abbiyu yang terlihat penasaran sejak tadi. Tanaya masih diam menunggu reaksi dari tiga orang lainnya. "Dek? Jangan bilang kamu yang merasa bersalah sekarang ini?" tanya Abbiyu. "Ta lo sadarkan lo juga selalu kayak gini sebelumnya dan gak ada yang permasalahin hal ini". "Makanya itu Ben apa sebenernya sebelum-sebelum ini juga mereka semua ngerasa kayak gini ya? Tapi mereka gak bilang, gue jahat banget berarti kalo kayak gini". Ben menghela napasnya, Tanaya dengan overthinking nya adalah hal yang sangat sulit untuk ditangani. "Ya itu hak lo kali Ta, lo gak suka mereka karena mereka deketin lo dengan maksud bahwa mereka naksir lo dan lo berhak buat jaga jarak supaya mereka gak masuk di kehidupan lo". " Hey yang di bilang Ben bener loh Nalesha, kamu punya hak ya terserah mereka mau gimana nanggapinnya justru kamu jahat kalo kamu pura-pura baik sama mereka" Jeffrey membenarkan sambil memegang lembut bahu Tanaya. "Ya lo kalo mau nemuin dia ya temuin aja tapi tetap konsisten kalo lo gak suka jangan kasih celah, ni cewek gue yakin gak mungkin kalo cuma mau temenan sama lo" jawab Barra menimpali. "Nah iya tuh atau lo mau gue temenin?" tawar Ben yang langsung mendapat tatapan protes dari Tanaya. "Udah gila ya lo? Keadaan lo kayak gini ya kali mau nemenin gue, gak papa gue sendirian aja dia cuma minta temenin doang kan ya? Gak bakal ada masalah kan?" ucap Tanaya dan di angguki setuju oleh semuanya. "Kalo butuh apa-apa telpon kakak ya, atau kalo kamu udah gak tahan lagi hubungi kakak nanti kakak jemput kamu" kata Jeffrey menenangkan Tanaya. "Ah kenapa sih gue pake jatoh segala kan gue bisa nemenin lo kalo gak kayak gini- ANJIR...." semua nya kaget ketika tiba-tiba Ben berteriak. "Kenapa sih Ben?" tegur Abbiyu. "Astaga kenapa gue bisa lupa" seru Ben sambil menepuk keningnya sendiri. "Kenapa sih lo?" tanya Tanaya melihat tingkah aneh Ben. "Gue baru inget kalo ada yang dorong gue waktu gue ditangga tuh" ucap Ben. "Hah? Siapa? Berani banget kayak gitu diarea kampus" tanya Abbiyu. "Gak tau kak aku gak liat orangnya soalnya dia dorong aku dari belakang kak". " Oh iya gue inget pas gue nyamperin lo yang udah pingsan, gue sempet nengok kearah atas tuh nah gue liat sekelebat kayak ada orang diatas tangga tapi gue gak liat mukanya" tambah Tanaya yang mengingat kejadian dihari itu. "Lo inget ciri-ciri nya gak?" tanya Barra. "Gak sempet soal nya dia udah keburu ngilang tapi yang pasti dia cewek deh" jawab Tanaya mencoba mengingat apa ada yang lain yang dia lihat. "Lo tau dia cewek?" Ben bertanya tapi dia ingat samar-samar bunyi gemerincing gelang ketika tangan itu mendorongnya. "Gue cuma liat rambutnya sih panjang se punggung gini deh kalo gak salah" tambah Tanaya sambil menunjuk punggungnya sendiri untuk menunjukkan detail. "Ada CCTV kah di daerah sana atau yang mengarah kesana?" tanya Jeffrey ikut menanggapi. "Se tau aku sih gak ada kak fakultas psikologi emang jarang ada CCTV" jawab Tanaya. "Sayang banget, ini udah kejahatan sih" Abbiyu menimpali. "Iya kak kita juga gak bisa nuduh siapapun" jawab Ben menundukkan wajahnya. "Udah lo tenang aja gue bakal jagain lo terus biar tu orang yang nyelakain lo gak berani lagi" kata Tanaya bersemangat mengundang kekehan dari semua yang ada disana. Mereka kembali mengobrol hal-hal random hingga malam dan Tanaya, Jeffrey, Abbiyu serta Barra akhirnya pamit pulang. Tanpa disadari Ben melewatkan sesuatu. Atau sengaja dia lewatkan? 🌼🌼🌼🌼