write.as

Sesuai permintaan joohyun (dengan sedikit memaksa), akhirnya mereka berdua menyewa kamar di sebuah hotel sekitaran kota yogya. Malam itu, hujan turun sangat deras dan sialnya, seungwan lupa menaruh payung di mobil. "Hyun, sorry, payung aku ketinggalan. Aku pinjam dulu di lobby ya. Kamu tunggu disini," ucap Wan, namun Joohyun dengan cepat memegang tangannya. "Kita lari aja." "Yakin? Deras loh ini," tanya wan sambil mengedarkan pandangan ke luar jendela mobil. Joohyun mengangguk sebelum mengambil ranselnya dari jok belakang. "Pakai jaket aku buat tutupin kepala kamu," Wan segera memberikan jaket jin kesayangannya kepada joohyun. "Hitungan ketiga ya, 1, 2, 3!" Mereka segera keluar dari mobil dan berlari ke arah lobby yang berjarak sekitar 20 meter dari parkiran. Hujan yang sangat deras, membuat keduanya basah kuyup. Seungwan pun segera menuju meja resepsionis dan meminta dua buah handuk kering. "Pakai dulu," ucap wan, "Aku yang urus check in." Joohyun menaruh handuk di kepalanya dan berusaha mengeringkan rambutnya sembari menatap Wan dengan senyum di wajahnya. Siapa yang mengira hubungan mereka bisa kembali hangat bahkan lebih hangat dari sebelumnya? Bahkan semalam, joohyun sudah memasrahkan diri seandainya Wan tidak ingin melanjutkan hubungan mereka lagi. Tapi, lihat dimana mereka sekarang? Pikiran joohyun melayang jauh. Bagaimana seandainya dia tidak pernah bertemu Wan? Bagaimana kalau saat itu dia memilih untuk kuliah di Bandung? Apakah dia akan melajang selamanya? Joohyun menggelengkan kepalanya, tidak bisa membayangkan dirinya mencintai orang lain seperti ia mencintai Wan. Tanpa ia sadari, Wan sudah berdiri di hadapannya. "Yuk, kamar kita sudah siap. Kamu harus segera mandi ya, pakai air hangat," ujar Wan, "Kamar kita nomor 329." ** Kamar 329. Mereka segera menaiki lift dan berdiri berhimpitan, seolah-olah lift itu sempit, padahal kapasitasnya adalah 10 orang. Seungwan meraih tangan joohyun, "Dingin?" Joohyun menggeleng pelan, "Hangat setelah kamu pegang." "Dasar gombal," balas Wan sambil tertawa pelan. "Iya dong, aku kan belajar dari ahlinya," ucap Hyun sambil mengeratkan pegangan tangannya. Sesampainya di depan pintu kamar, Seungwan segera membuka pintu dengan room card yang ia dapatkan sebelumnya. Segera ia masuk untuk menaruh tas mereka, menyalakan lampu serta AC. Joohyun berdiri di sampingnya, pandangannya tidak pernah lepas dari Wan. "Hyun, cepat man... " belum selesai ia berkata-kata, joohyun menarik lengannya sehingga membuat tubuhnya hampir jatuh menabrak joohyun. "Apa yang... " Joohyun mengatupkan kedua tangannya di pipi wan, menariknya pelan dan mencium bibirnya dengan lembut. Sejenak wan merasa kaget, namun sebelum ia bisa membalas ciuman pacarnya, joohyun menarik dirinya dan memberi sedikit jarak diantara mereka. "355 jam," ucap joohyun. Ia masih menutup matanya seraya berusaha menenangkan detak jantungnya yang memburu cepat setiap kali ia mencium Wan. Seungwan tampak bingung, "Ya?" "355 jam sejak terakhir aku menciummu," jelas joohyun dan perlahan ia membuka matanya, menatap Wan. Mereka berpandangan dalam diam. Ada begitu banyak hal yang joohyun ingin ungkapkan kepada pacarnya itu, namun saat ia melihat Wan berdiri di sampingnya, dia hanya ingin melakukan satu hal yaitu menyampaikan rasa rindunya melalui ciuman. "Aku janji, akan memikirkan yang terbaik untuk kamu, untuk hubungan kita," tegas joohyun, matanya berbinar saat ia mengucapkan hal itu, "Nanti, saat kamu kembali ke yogya, siap-siap untuk jatuh cinta lagi." "Jatuh cinta lagi?" Joohyun mengangguk mantap, "Lagi dan lagi." Seungwan terkekeh sebelum menyandarkan kedua tangannya di pinggang joohyun dan menarik tubuhnya agar semakin mendekat satu sama lain. "Oke," ucap Wan sembari tersenyum, "Tapi malam ini, biar aku yang membuat kamu jatuh cinta lebih dulu." Tanpa menunggu jawaban dari Joohyun, Seungwan menyatukan kembali bibir mereka dengan ciuman yang lebih dalam, lebih hangat dari sebelumnya. ***