BERTENGKAR

Semua berkumpul di blok 12, tepat rumah Off Jumpol dan Kritt. Ada sesuatu yang mau mereka bahas. Urgent, katanya mah.

“Gunsmile, Gun, Mild, Namtan, Mew, Gulf, Harit, kek ada yang kurang siapa dah 6 orang sisanya? TayNewArm kan udah kesisih, siapa lagi 3 nya?”

Gulf nyeletuk, “emang di komplek yang muda mudi ada berapaan tadinya?”

“14 ye ga sih om?” Kritt, Nyenggol Gunsmile sekenanya.

“KRIT. GUE GAMPAR YA LO.” Yang sesudahnya di pukul Off reflek karena mengagetinya.

“ADUH ANJING KO, PALA GUE WOI, BENJOL DAH.”

“Meneng. Aku sek ngitung iki.”

Gunsmile melihat Kritt memeletkan lidah —Wlee Kapok hahaha.

Mild menengahi Kritt dan Gunsmile yang seperti kucing sama anjing jika di jejerkan, dia duduk pindah diantara mereka.

“Wes meneng sek, ojok keakehan ngulah. Nurut ambek mbak yu mu sek. Paham ra cah bagus?” Mereka hanya ngangguk lucu.

Ditengah keributan Off, ““Namtan udah... Mew Mild Harit udah juga... sopo neh yo? Oh, Gun Gulf Guns—” Melihat suasana sudah kondusif, Mew nyenggol Off yang tampak bodoh mengitung jarinya siapa saja yang kurang.

Off menoleh spontan. “CIKKK MEW OJOK NGANGETIN AKU.” Dan melirik suasan sudah kondusif.

“Eh wes meneng ta, maaf-maaf, oke lanjut ya.”

“Sisanya si Krist Singto, tadi keluar mereka, terus dua lagi itu ko Jumpol sama Kritt.” Sahut Namtan.

Off menimpali dengan anggukan singkat.

“Lo ngumpulin bujangan sama gadis dimari mau ngapain sih ko?” Gun nyeletuk sembari memakan kuaci yang di berika Kritt di sampingnya.

“Jadi rek ngene iku si gendeng Tay....”

Off menceritakan perihal Tay yang meminta bantuan sama mereka anak muda di komplek gayungsari untuk membuatkan kejutan untuk sang pacar, New yang di duga Tay ngambek.

Ribet emang si bucin ini.

“Piro bagi jatah komisi ne ko?” Itu Kritt yang menyaut dengan masih mengunyah cimol.

“ASU CIMOL KU MBOK PEK, JANCIKK KRITT.” Itu suara Gunsmile, ya mereka bertengkar lagi.

Semuanya memutarkan bola mata, dan sang jagoan Harit berdiri menampol ubun-ubun mereka satu-satu.

“MENENG KRITT GUNSMILE. KAT MAU BENGA BENGO AE, MUMET NDAS KU.”

Krittt dan Gunsmile ciut dan langsung diam. Memang si jagoan ini sering jadi penegah ketika keduanya bertengkar. Usia yang sama dan kampus yang sama membuat merekanya saling mengenal sifat satu sama lain.

“Ok ok. Sante.” Sahut Gunsmile dan Kritt membawa Harit kembali duduk dengan menarik tangan Harit.

Off yang jengah, “udah ya ini jangan ada interupsi lagi.”

“Lanjut Off, tak jagakno cah loro iku nek ngulah neh.” Mew menimpali dan pindah duduk di samping Gunsmile.

“Bang elah, badan lo gede ngapain pindah sih please.” Tidak ada sautan tapi lirikan tajam Mew mampu membuat Gunsmile nyengir bodoh ssmbari menautkan sign peace.

“Tadi gue di transfer 10 juta sama Tay, nah kita bikin caranya si New ga ngambek lagi sama Tay.”

“Bisa berantem mereka? Kaget.”

“Aku yo mboh, maksud Tay piye, tapi dia cuman cerita Tay di blokir New. Jadi yaudah gue tarik kesimpulan mereka berantem ajalah.”

Semua mengangguk, antara males debat lagi dan berujung Gunsmile ribut dengan Kritt, atau hanya males mikir lagi.

“Ada ide kalian?”

“Mau yang konyol atau yang sweet?” Ujar Gun tengil.

“Ka Gun, liat aja mereka aneh, kasih aja yang konyol. Ga cocok yang sweet gabisa bayangin Kritt sumpah.”

Gun melihat semuanya mengangguk pasti mendengar pernyataan Kritt.

“Ok. Jadi gini.....”

Gun memberikan ide konyol yang membuat semua bergidik ngeri, lebih ke malu sih tepatnya.

“Lo yakin ka?” Harit menimpali, Gun hanya mengangguk pasti.

“Yang lain sepakat? Masalah komisi kita bagi ratà aja lumayan buat jajan gue seminggu.”

“Ok.”

“Sip.”

“Sepakat.”

“Yaudah iya nurut aja kita.”

Setelah diskusi selesai, semua bersiap kesana kemari mencari barang yang di perlukan.

Off, Mew, dan Gunsmile mencari proyektor dan sound system.

Namtan, Mild dan Gun merakit bucket yang isinya sangat menggiurkan bagi New.

Kritt dan Harit yang men-set tempat.

Gulf bertugas mengabari hal ini ke Tay, biar rundown—katanya mah rundown bisa Tay pahamin alurnya. Ya walau Gulf tau Tay tìdak bisa membalas juga karena sedang menyupir pesawat. Dia hanya mau tugas yang ringan, keahlian mengarang Gulf adalah yang terbaik se komplek gayungsari.

Gasih, emang mereka semua mudah ditipu Gulf Kanawut aja.

“WOI KA GULF, BANTUIN KITA NAPA NYUSUN SI PUTIH LEBAR INI—layar tancep kalo kata orang kampung mah—” Teriakan Gunsmile menggelegar dan di sambut keahlian menggarang Gulf. “Duh gabisa bro, ini loh bang Tay ga jawab-jawab. Nanti dia gatau rundownnya gimana? Hayo.”

See? dan hanya dianggukin sama Gunsmile. Bukan Gulf yang pintar, tapi mereka yang kurang pintar. Bodoh kalo kata mbah google.

3 jam mempersiapkan sampai hampir mau gelap langit, selesai juga.

Kejutannya sudah siap. Dan Tay juga 30 menit lagi transit di dubai. 30 menit mereka habiskan untuk istirahat.


30 menit kemudian, Tay datang dengan video call dari bandara dubai.

“BANG TAYYYYY KEDENGER GA SUARA GUE?” Tereak Gulf mengeleggar mengagetkan semuanya.

Untuk sebentar, Tay ngebug. Bukan, bukan jaringannya melainkan dirinya tercengang melihat yang di depan matanya lihat.

“TARAAA BAGUS KAN BANG? COCOK SAMA GAYA PACARAN LO SAMA KA NEW HEHE.” Suara itu berasal dari Kritt yang tak kalah heboh.

1 menit Tay tercengang. Kini ia tarik napas, inhale.

“Jumpol mana?” Tanya Tay tenang,

Tenangnya Tay adalah hal yang mengerikan yang pernah orang-orang disana tau. Terakhir Tay bersikap tenang adalah saat New di culik 5 tahun lalu, dan penculik itu habis babak belur lalu mendekam di penjara 15 tahun.

Kata pepatah mah, jangan mancing amarah orang konyol.

“Kenapa Tay?” Off agaknya mengecilkan suaranya.

Tay terlihat di layar besar bernama proyektor apa ya namanya, ya intinya itulah, seperti layar tancap.

“Jumpol, nyebut gue liat apa yang gue liat saat ini.”

“Bucket Mcdonals? Proyektor dan gelar tikar di depan jalan? Jum, orang yang lewat bakal nyangka pemakaman memoriam juga gue ga heran. Lo semua, gendeng. Gue mau marah duit 10 juta dibuat kayak gini. Cuman karena gue lagi capek banget, yaudah gapapa.”

“Makasih banyak semua. Tolong bantu gue sekali lagi.” Sambungnya.

Yang tadi tegang, kini jadi riuh kembali. Segala sound system juga menyala kencang. Lagu dangdut lagu galau lagu keroncong semua keputer sembari nunggu New balik.

Ini lebih layak di sebut pesta di banding permintaan maaf.

Tergelar tikar, adanya proyektor, sound system, meja makan yang penuh marimas, tea jus, boba, kue dan berbagai bucket mcdonals tersaji disana.

Permintaan macam apa ini


Saat bersenang-senang karaoke dangdut koplo, ada mobil yang datang. Lampu mobil itu membuat semuanya menoleh.

Mereka mengulah kembali saat tau itu Krist dan Singto. Krist dan Singto tampak menganga dengan yang terjadi saat ini.

“Lo pada lagi gelar hajatan, pesta penganten, atau apaan bangsat.” Singto bertanya dengan panik.

Off menepuk bahu Singto, “lo pada sih ga baca grup dan pergi seharian, jadi gatau ada ginian.”

Gun dan Namtan menarik Krist Singto yang masih kaget dengan ini, sedangkan Tay dari layar Video Call? Ia tampak tak perduli malah asyik mengupil sesekali mengunting kuku menunggu New.

Arm? Oh dia tidak sanggup melihat hal memalukan ini dan memutuskan kembali ke kamar hotel, 5 jam lagi mereka take off dari dubai.

Singto dan Krist berjalan mendekat kearah bonbon dan siti yang juga di ada disana. Singa dan kura-kura itu malah asyik mengemil daging dan sayuran tanpa perduli manusia bodoh disana. Mereka anteng, malah manusianya bertingkah.

“To, kalau New liat ini apa ga mengkel nanti?” Tanya Krist yang memangku bonbon sesekali mengelus tempurung hewan hijau itu. “Kata gue mah, di pingsan sih.” Singto berkata sambil memandang hal gila disini dan sesekali mengelus siti.

“Bon, lo jangan bego kayak mereka ya. Udah lo begaul sama siti aja.”

“Lo juga ya sit, begaul sama bonbon aja. Mereka semua ga waras.”


Tak lama mobil Fortuner New pun tiba. Semua yang tadi sibuk kini mulai menjalankan aksinya.

Kritt dan Harit membentangkan karpet mewah dari pintu mobil New.

Off, Gunsmile dan Gulf sudah siap dengan petasan pesta di tangan mereka.

Namtan dan Mild, menurunkan banner 'NEW THITIPOOM MAAFIN TAY TAWAN YA GANTENG, NANTI DAPET KIKO DEH SEKULKAS'

Mew yang sedikit waras itu memberitau Tay untuk siap-siap.

Gun yang punya ide itu hanya mengomando semuanya lewat HT.

Semua siap, Tay siap. Hanya Singto, Krist, bonbon dan siti yang diam melihat ini. Mereka tak sanggup melihatnya. Sangat memalukan.

Reaksi New?

Dia turun dari mobil dan mendapatkan serangan shock pertama

“Kalian lagi ngadain apaan?” New mengangga dan tak percaya dengan yang ia lihat. Terpampang nyata muka Tay disana lewat proyektor, ada banner juga, ada hal-hal aneh lainnya yang New tak sanggup sebutkan.

Kaki New melemas, tatkala Tay berbicara.

“Ayang marah ya sama gue? Maaf gue ya yang kalo ada salah. Tadi di blokir gue kalang kabut asli yang. AYANGGGGGG MAU MAAFIN TAY TAWAN GA?”

New mendapatkan serangan shock kedua dan hampir terjatuh jika tak di tahan Kritt.

“Wan, jangan bilang lo ngelakuin hal gila ini karena gue blokir? Jangan please...”

New sudah memohon berharap tebakannya salah.

“iya. Lucu kan ya yang? Iya dong, 10 juta nih gue keluarin haha.”

New mengedarkan pandangannya melihat orang-orang disana tampak bangga. Beda halnya ketika melihat Singto Krist bersama bonbon dan siti, mereka boro-boro bangga, sekarang malah mereka mengepalkan tangan ke New sebagai pertanda SEMANGAT.

“Wan..”

“Iya ayang? Suka ya?”

“Wan, gue blokir lo dan ga nge unblokir lagi karena....'

“Karena? Gue banyak salah kan ya? Maaf.”

New menggeleng.

“Karena hape gue abis batre Wan...”

Brak

New pingsan, seperti dugaan Singto. Berteman dengan New sedari 7 bulan, ia sangat tau respon sahabatnya.

“NEWWWWWWWWWW”

“AYANGGGGGGG EH ASTAGA TOLONGIN COWO GUE WOI KASIH APA KEK.”

“FRESHCARE MANA ANJING KRITT CARIIN BURU.”

'PAKE MINYAK TELON, DIA GABISA PAKE SELAIN ITU.” Singto berteriak kencang.

“Kan kan kan gue kata apa.” Ujar Singto.

“Kasihan... 10 juta raib.” Sambat Krist.

— bersambung.