kediamanan Off dan New

Off gelisah menunggu New, suaminya pulang sehabis berkencan dengan Arm, sahabatnya.

Off melihat jam berkali-kali, melihat jendela berulang kali pula, tapi sampai tengah malam ini New belum pulang. Pasalnya New tidak mengabarinya sedikitpun dan itu membuatnya khawatir. Hp New dan Arm mati, bertambahlah kecemasan Off.

Off membuka hordeng jendela, “New, kamu dimana? Aku khawatir...”

Di cuaca yang sedang hujan dan malam pula, keesokannya membuat Off sakit, ia menunggu semalaman berharap New akan pulang, tapi nyatanya new tidak pulang.

Off terbaring lemas di sofa dengan keadaan demam dan mengigil.

🥀🥀🥀 Apartemen Arm

New menginap di apart kekasihnya untuk malam ini, mereka baru saja berbaikan dan ingin melepas rindu secepatnya.

“Bang, dingin... diluar hujan” kata New

Arm menoleh dan menutup laptopnya, “kenapa, mau peluk?” New hanya mengangguk lucu dan memeluk arm kencang.

“Dasar”

“Biarian wlee, kan pacar gue ini hehe”

New menongak ke Arm, “bang...” tak lupa tangannya dimainkan ke dada bidang Arm, gerakan memutar New lakukan.

“Hm?”

“Mau itu bang, boleh?” New menatap Arm dengan polos dan Arm menahan tangan New yang bermain di dadanya, “kamu mau apa?”

New gelagapan, langsung menundukan wajah merahnya, “ga jadi bang”

Arm mengangkat dagu New, “kenapa malu? Ayo sayang”

“Abang jangan deket-deket mukanya”

“Kenapa emangnya?”

“Ga apa-apa, nanti gue kelepasan”

New memelintir piama Arm di ujung bawah. Arm tau New sedang nervous

Arm angkat tubuh Berisi New itu ke kamar, dan kejadian itu pula membuat New merah semerah-merahnya. Di tangga menunju kamar, Arm menciumi New tak henti-henti dan itu membuat New tertawa keras.

“Abangggggg, jangan diciumin gitu astaga. Ih ampun bang, ampun.. hahaha”

“Disini punya abang, disini juga, disini pun. Semua punya Arm Weerayut.” Ia menciumi bagian wajah New seluruhnya dan memberi tanda kepemilikan.

Sampai dikamar, Arm membaringkan New diatas ranjang dan kini Arm mengukung kekasihnya, ia singkap rambut yang menutupi dahinya, sapu pelan.

“Manis, New Thitipoom sangat manis.” Arm kecup dahi New lama dan New pun menghangat.

Perlahan Arm menciumi kelopak mata, hidung dan pipi New.

New gelisah saat Arm hendak mencium bibirnya

Tangan New pun tidak tinggal diam, ia bawa tangannya keleher Arm. Mereka pun berciuman sangat pelan, tidak ada nafsu didalamnya.

Saat ciuman terlepas, Arm mengusap wajah New pelan, “New jangan tinggalin aku, aku tidak bisa hidup tanpamu sayang. Aku merindukan mu, sungguh”

New menangis pelan, “aku disini, aku janji. Aku ga akan kemana-mana. Aku juga merindukanmu. Berjanjilah jangan meninggalkan ku Arm.”

Arm mengangguk dan mengecup bibir itu lama, ciuman itu sarat akan semuanya. Ia semua rasa bercampur jadi satu. Mereka berharap Tuhan tidak marah dengan perbuatan ini.

Malam itu, mereka bercinta. Melepaskan rindu dan melontarkan kata cinta tak henti-hentinya.

🥀🥀🥀

Pagi hari,

New pulang dengan diantar Arm. New tersenyum sepanjang masuk ke dalam rumah. Mengingat malam manis mereka semalam.

New membuka pintu dan betapa kagetnya ia melihat Off terbaring di sofa dengan keadaan seperti orang demam.

New melepas tasnya lalu memegang dahi Off dan benar saja Off demam seperti dugaan New.

“Lo demam, sebentar gue ambil kompres dulu” belum sempat New beranjak, Off sudah menahan New dengan tangan lemasnya, “jangan pergi, kumohon Mild jangan tinggalkan aku...”

“Mild... hey Off Jumpol, gue New bangsat” New beranjak ingin pergi mengambil kompres

“Mild... jangan pergi” dengan mata yang masih terpejam, Off masih menyebut nama itu. Nama mantannya yang meninggal karena kecelakaan belasan tahun silam. Ia merindukannya.

New akhirnya pasrah dan diam terduduk disitu melihat Off melantur terus menerus tentang Mild.

New mengecek dahi Off dan malah bertambah panas.

“Sebentar Off, lepaskan tangan lo sebentar aja. Gue mau ambil kompres bentaran. Setelahnya lo boleh pegang semau lo. Demam lo tambah tinggi anjing

Akhirnya terlepas dan New bergegas menyiapkan kompresnya, “Mild katanya? Cih, merepotkan.”

New telah selesai menyiapkan semuanya dan berjalan ke Off.

New memeras kain nya lalu menempelkan pada dahi Off. New mengambil selimut di kamar atas, kamar Off Jumpol. Pasalnya New tidak pernah suka selimut jadi ia tak pernah memakainya. Kini ia memasuki kamar Off untuk pertama kalinya. Bersih dan aura lelaki terlihat sekali karena dominan hitam dan abu.

New berjalan mengambil selimut, tapi ada yang menarik perhatian New. Ia berjalan ke bingkai foto disamping nakas, “ah ini yang namanya mild itu? Cantik dan baik kelihatan dari wajah cerianya. Apa dia meninggal? Atau Off ditinggalkan? Ah pantas Off mengigau nama ini” ucap New saat melihat foto pria dan wanita itu saling berpelukan.

New turun dan membawakan selimut tebal Off.

New kaget, Off sudah terduduk di sofa. “Lo udah bangun? Gue baru mau nyelimutin lo Off.

Off menoleh dan melihat New disana. 'Jadi New yang merawatnya tadi dan bukan Mild? Off cukup, Mild sudah meninggal'

“Terima kasih New, maaf aku merepotkan mu.” Off hendak berdiri dan ditahan New.

“Hey, lo masih sakit, mau kemana lo? Ke kamar? Jangan aneh-aneh Off Jumpol. Rumah ini luas dan kamar lo jauh dari sini. Berbaringlah disini. Ini selimut lo”

“Tapi aku tidak nyaman disofa New, tidak apa aku ke kamar ku saja.

New pun berpikir, “yasudah, gini aja. Lo boleh ke kamar gue Off. Kamar gue kan di lantai 1. Untuk hari ini lo boleh ke kamar gue.”

“Hah?”

“Lo budeg ya? Lo boleh ke kamar gue Off Jumpol.”

“Ah begitu, terima kasih New. Kalau begitu aku ke kamar mu ya” New hanya berdehem mengiyakan.

Off pun berjalan ke arah kamar New.

🥀🥀🥀

New berniat membuatkan bubur untuk Off

“Untung lo sakit Off, kalo engga mana mau gua ke dapur. Malesin banget”

Setelah berkutat di dapur, kini bubur telah selesai dimasak lalu New mengambil nampan dan meletakan bubur kerang itu berserta dengan obat-obatan dan minum air putih hangat.

New berjalan membawa nampan menuju kamarnya.

New membangunkan Off untuk makan dan meminum obatnya.

Off merasa takjub dengan apa yang ia lihat, seketika hati Off pun menghangat dan menyantap semuanya.

“New, terima kasih. Buburnya enak.”

“Hm, cepat habiskan. Gue tunggu disini. Gue harus mastiin lo nelen itu obat. ” Off hanya mengangguk.

“Lo kenapa bisa sakit gini?”

“Tidak tau, mungkin cuaca semalam dan aku tidak menghidupkan penghangat ruangan”

New hanya mengangguk mengerti

“Lalu kamu semalam kemana? Kok ga pulang?”

“Bukan urusan lo, cepet habisin buburnya. Terus minum obat lalu tidur.”

Off hanya mengangguk.

Dan Off selesai menyantap bubur, meminum obat dan terakhir, New melepas kompres dan mengompresnya kembali.