Malam hari waktunya jutaan manusia bahkan miliran mahluk rehat dari segala aktivitasnya, tak terkecuali bagi seorang pria yang sedari tadi merapal doanya yang senantiasa mencoba bersyukur sudah mampu melawati hari yang penuh akan kisah didalamnya; luka, bahagia dan ketidakpastian pada hadiah—entah hadiah atau kesengsaran, pria itu tak bisa memastikannya, karena garis tipis diantara dua kata itu terlampau dekat dari semesta yang kian hari kian menyesakan baginya untuk melewati hari-hari peluhnya.

Pria itu Apo Nattawin. Hanya mahluk bumi biasa yang bahkan tidak ada spesial-spesialnya di mata mahluk lain—bahkan kucing pun enggan berada dalam naungannya

Panggil saja dia Natta. 

Rembulan renjana yang terus meninggi di langit mulai masuk  bergelung diantara padatnya bintang dan dinginnya malam itu menjadi saksi jika Natta tak rehat malam ini, melainkan dia memaksa tubuhnya untuk meraih asa demi hari-hari ke depan dia tak perlu mengeluh akan aturan dunia—semua mahluk harus mencari makan untuk hidupnya. Baik itu manusia, hewan atau mahluk yang tak pernah kita jumpai di semesta yang luas ini.  Natta mengharapkan asa itu pada seorang tuan dengan aura tegas kentara dan perawakan sempurna—yang terhormat King of Talaswera, Mile Phakphum.

Raja yang memimpin negara ini, negara yang berdiri sejak 500 tahun lalu, Talaswera. Negara yang luas, dengan kempimpinan tegas monarki di era modern, sang raja; Mile Phakphum yang sudah memimpin 10 tahun menganggantikan raja terdahulu—atau bisa juga disebut menganggantikan tahta ayahnya Phakhum Romsaithong VI.

Don't worry, i'm not gonna hurt you. Natta.” Suara dalam dengan aura yang tenang namun tegas itu keluar dari mulut sang raja. Tangannya menyapa bagian dari diri Apo, tatapnya meneduh, dan—god damn it, Apo terbuai akan kelembutan yang diberikan sang tuan padanya.

Apo Nattawin, terus merapal doa rengkuh aku, ajak aku, gunakan aku, dengan langit yang menyaksikan, aku berdoa dalam dosaku mengharap dia, dia yang kusebut matahari di musim semi Mile Phakphum. dalam ketergesaannya mencapai afeksi yang biasanya dimainkan oleh dua orang tanpa balutan sehelai benang pun—what they called? Having sex?

Apo pikir itu benar. A having sex with the king of Talaswera.

Keduanya menabur panas, seperti bara yang siap menghujam dalam meriam perang, bersiteru dengan keadaan yang gila, mustahil dan kubangan dosa, keduanya runtuh dihadapan sang dewa cinta. Raja jatuh hati pads pria biasa—bahkan nama Apo tak ada dalam susunan kemewahan manapun, dia benar-benar Apo Nattawin yang biasa. 

Apo Nattawin, juga jatuh hati. Jika dulu ia ingkar, maka malam ini, dia tulus mengatakam, dia mencintai pimpinan negeri ini, tak main-main, Apo jatuh hati pada sang raja — yang terhormat your majesty Mile Phakphum.

Tongue! don't do that.

But i want this do that. C'mon. I wait you inside me, cigarates are bored, Mile.

Mile smirked and take his precious at a hug from king. Dia Apo Nattawin, nyaman dalam pelukan Mile tanpa sehelai benang apapun, rapal doanya telah usai, ia menyerah, ia kalah. 

Touches me, i'm yours king.

Sure, Natta.”

They're kisses inch by inch, skin by skin, the sexual tension are high level when Mile—mencumbu permatanya, kesayangannya. Tepat di leher, bibir, bahkan dada Apo sudah mengembung, tangan Mile terus menggoda tanpa henti dan Apo pun runtuh.

I swear to god, i love you Nattawin.”

Everyone loves you king, so do i

“Huh what?” Tanya sang raja dengan mata tegasnya namun teduh, tangannya tak henti meraba lembut pipi Apo.

It means, i love you too Mile.”

Diakhir asa seorang Apo Nattawin, dia mendapat lebih. Bukan hanya bisa makan apapun, dia berangkat dari warga biasa dan kini menjadi—his lover of king Talaswera.  Sejarah hanya ditulis oleh pemenang dan itu Apo Nattawin. Kekasih dan permatanya raja. 

Yes he is. He did it.

Keduanya melebur dengan dengan garis hidup yang mereka buat, rapal doa Apo telah usai sejak tadi, sudah mengaku kalah dan berdosa.

Dalam ketidaksucian hamba, tolong sampaikan pada Nirwana— bahwa aku tak menyesal mencintai seseorang yang kusebut tuanku dan matahari musim semi ku.

Nattawin my precious, sapa sanjungku untukmu yang terkasih dan mengisi hati tuanmu ini. Bawalah aku, kekasihku. Aku berdosa bersamamu. Itu asa ku.**

— tamat..