Masih di dalam selimut, dua manusia itu bergelung. Tidak, mereka bukan habis melakukan having sex atau semacemnya, tapi mereka sedang malu satu sama lain.

Sayang

6 huruf 1 kata itu mampu membuat mereka malu bukan kepalang.

“Tay, kita beneran gamau keluar dari selimut?” New menoleh mengarah ke Tay.

“Malu banget ya New ternyata haha.”

“Sayang ayo keluar.” Sial, New malah menggoda Tay. Sesudahnya dia juga ikut senyum geli.

“New astaga. Jangan panggil itu.”

Akhh

Bukan desahan, jangan kotor kalian. Itu teriak New karena Tay tanpa aba-aba mencubit pipi gembil New. “Nanti gue makan lo lama-lama. Nih juga senyumnya biasa aja. Gue gigit nanti pipi lo.”

“Jahat banget, masa gue mau di makan.”

Sreeek

Selimut Tay sibakan dan melepas kain tebal itu dari badan mereka, Tay duduk dan New juga mengikut.

“New sini deh. Agak majuan.”

“Jangan dimakan tapi pipi gue.”

“Iya engga.”

New mencondongkan wajahnya, Tay menangkup pipi New.

“ARGGGG TAY JWANGAN DIGWIWIT IH.” Ucap New susah karena Tay sudah mengigit gemas pipi gembul New.

Kenyal seperti mochi

“Hahahaha Tay uwdahh aswtagha pipi guee.”

Tay pun melepaskan. “Gemes banget. Jangan gitu lagi.”

“Ish iya-iya.”

“Tayy mau bobo, ngantuk.” New sudah mengucek matanya dan menguap sedikit. Tangan Tay pun menyematkan telunjuknya menutupi mulut New, seperti bayi yang tak boleh kemasukan lalat.

“Iya ayo tidur. Mau di peluk?”

“Mauuu hehe.” Ucap sumringah New.

“Iya ayo sayang. Tidur.”

Sial, kata itu keluar lagi.

“Tayyyyyy”