Rooftop, 11.00 PM.

Tay dan New terlihat sedang berbincang dan di temani dengan 2 botol Vodka. ya, alkohol. hari ini, terlalu penat bagi keduanya. dimulai dari masalah kerjaan hingga masalah percintaan sampah ini. tidak, mereka bukan yang seperti kalian pikirkan. mereka hanya teman, iya teman seranjang, teman semandi, teman sepercembuan. intinya teman dan tidak ada hubungan khusus.

New menghela napas dan mengundang tay menolehkan kepalanya singkat lalu meminum Vodka nya, manis rasanya.

“Tay, capek. gue ga mau kaya gini lagi. gue capek Tay.” New melamun menatap langit indah malam ini, ia iri.

“Gue mau lepas.... gue ga mau gini lagi g-” Tay mencium bibir teman nya itu, New mengikuti alurnya.

Ciuman semakin menutut, tangan Tay mengusap tengkuk New pelan, ia perdalam ciuman itu. nikmat, rasanya nikmat. namun new tersadar lalu menjauh dari kegiatan laknat itu.

“Stop Tay, gue lagi ga pengen.....” New bohong. ia jelas mau dan selalu mau jika bercinta dengan Tay. tapi takdir sialan tak mau berpihak padanya. ia benci.

Tay memegang tangan New dan ia usap,

“Tapi gue lagi mau New, gue sange sekarang” Tay berbohong. ia hanya tidak ingin obrolan ini berakhir seperti yang sudah sudah. ia tak mau memikirkan itu untuk sekarang.

New menoleh dan menatap mata Tay Tawan, teman nya. New tak menangkap Tay ingin itu, yang ia tangkap hanyalah rasa kekhawtiran. New tersenyum pelan. setidaknya Tay tidak selalu menggangapnya teman tidur.

New meminum Vodka nya kembali, ia ingin mabuk malam ini. bila perlu ia ingin menghilang dari bumi ini. New capek, New lelah dengan semuanya.

Tay menahan gelas Vodka New,

“New, berhenti. lo udah mulai mabuk.” New mengambil gelasnya kembali.

“NEW! GUE BILANG BERHENTI! gue sayang lo New. jangan gini.” Tay membuang kasar gelas Vodka New hingga pecah.

“Tapi lo yang buat gue gini Tay. gara-gara lo. semuanya. bajingan! kenapa lo harus laki? udah gila gue kayaknya suka sama calon suami orang. gue benci lo. *GUE BENCI LO.” New mabuk dalam pelukan Tay.

Tay mengusap punggung New pelan, guna memberi kehangatan. ia tau teman nya menyukai nya lebih dari seorang teman. ia tau. tapi Tay belum siap dengan konsekuensinya, Tay terlalu takut untuk memulai semuanya.

1 jam berlalu dan Tay berinsiatif membawa New ke kamar. udara sudah terlampaui dingin malam ini.

“Tay lo jahat, lo brengsek, tapi gue cinta sama lo Tay Tawan. gue sayang lo gue mau lo nemenin gue di hari tua. kenapa dunia kejam? kenapa Tay? gue salah apa sama semesta? gue ga rela lo nikah bulan depan Tay....” New merancau tak jelas, ia terus mengeluarkan keluh kesahnya, yang ia tahan selama ini atau tak berani bicara langsung pada Tay tentang perasaaan nya.

“Gue harus gimana Tay? udah berbagai cara gue lakuin, dari mulai gue pura-pura punya pacar. ia lo memang cemburu tapi lo terlalu pengecut buat nyuruh gue sama dia putus. lo kenapa setakut itu Tay? arti gue buat lo apa selama 7 tahun ini? apa BRENGSEK? APAA?? JAWAB TE!” Tay hanya mendengarkannya seraya membersihkan tubuh New.

Tay menyeka keringat New, memberikan nya piyama dan melepaskan sepatu New. Tay dengan telaten merapikan semuanya.

Tay mendengar semua keluhan New dalam rancauannya. Tay sendiri juga bingung ia harus bagaimana. akhirnya ia mendinginkan kepalanya dengan mandi air dingin.

New mulai tersadar dari mabuknya. ia pusing dan meraih air putih di samping nakas. tak lama terdengar pintu kamar mandi terbuka. terpampang Tay dengan handuk putih di pinggangnya. gagah batin new.

“Sudah sadar? pusing ga? mau gue buatin teh lemonade New?” Tay dengan mengusapkan handuknya ke kepalanya. New tidak menjawab. ia fokus melihat gerak gerik Tay yang terlihat menawan dan seksi dalam waktu bersamaan.

New berdiri dan memeluk tay dari belakang. Tay sudah biasa dengan hal itu dan membiarkan New melakukan apa saja padanya. New mengendus wangi alami maskulin dari kulit tubuh Tay Tawan. harum.

“Mau?” tay berbalik dan menghadap new.

New mengganguk lucu, Tay mengusap rambut New pelan dan memeluk New sebentar, “maaf untuk semuanya, jangan menyerah sama gue New. gue ga mau kehilangan lo.” New menangis pelan, ia erat peluk Tay nya sebelum ia tak bisa lagi memeluknya. New menangis semakin kencang. tay mengusap punggung New pelan.

“Hey, kok malah kencang nangisnya sayang? gue disini New. jangan nangis sayang” Tay tersenyum melihat beruangnya tak melepaskan pelukannya.

New melepas pelukan nya dan memangut bibir tipis Tay. ia kecup pelan. ia masih menangis disela ciumannya. Tay mengambil alih ciuman itu dan melumat bibir New agresif. lumatan demi lumatan mereka lalui. saliva siapa yang turun pun, mereka sudah tak tau lagi. baik New atau Tay kini sudah panas. semua masalah entah kemana, mereka sekarang hanya ingin bercinta. tak ada yang lain.

“A-ah Tay, pelan.. ssshh ARGGH! Tay... Shit! Lebih keras sayang.” New sudah tak konsisten dengan pilihannya, ia menyerah dan takluk di bawah permainan Tay Tawan. Panas!

Tangan New sudah kemana mana, ia melepaskan handuk putih Tay di pinggang. yang sedari tadi itu sangat menganggunya. Tay lebih seksi tanpa balutan. OH SHIT NEWWIEE! terkutuklah pikirannya saat ini, liar sekali.

Tay menyeringai dengan tangan nakal New, New terlihat sedang mengusap penisnya. binal.

Leher New Tay hisap, tekan dan jilat hingga meninggalkan bekas cantik merah di kulit putih New. Tay membawa tangannya untuk melepaskan piyama New. Sekali hentak kancing piyama sudah lepas. ganas. Tay terlalu buas untuk beruang putih ini.

Tay mengecup puting New, New mengadahkan lehernya. Nikmat! sialan Tay semakin terangsang dengan usapan tangan New di penisnya dan melihat New mendongak seperti itu.

“Ssshh Te.... yes yes i want more... ARRRRGGGGHH! Te kenapa di gigit? perih, Oh DAMN, BAJINGAN NIKMAT! akh yeah disitu Te...” New merasa lemas dengan permainan Tay. kaki nya seperti jelly bila tak ditahan Tay.

Baby, you look so sexy. moan for me anak nakal. ssshhh NEW THITIPOOM. got it, akhh yeah, shit sebentar New....” Tay mengambil vibrator pink lucu itu untuk New kenakan.

New menurut dan mengenakannya tanpa bantahan. lalu Tay menyuruh New menghisap penisnya.

“Ah menungguku ya dear junior? sebentar ya sayang, kakak pijat dulu” New menaik turunkan tangannnya pada dear j Tawan. Tay hanya tersenyum melihatnya. lucu dan nakal. New Thitipoom.

New mendongak ke Tay dan bertanya polos sembari menaik turunkan tangannya.

“Kenapa? apa yang salah kenapa tertawa Te eum? aku salahkah....?” Tay gemas, ia mendirikan New dan mencium pipi gembulnya singkat. astaga Tay bisa gila bila menghadapai New seperti ini. Tuhan tolong.

“Loh loh kok malah aku yang dicium? ishh aku maunya nyium lolipop dibawah Tayyyyy, ihhh udahan nyiumnya. aku mau mimik itu.... shhhh argh vibratornya gerak ih nakal AKHH e-enakk...”

“Tay OH MY GOD astaga kencang sekali.” Tay tidak tahan dan lalu men-skip kegiatan blow job. sudah, Tay bisa mengunakan lubricant nanti. Tay tidak kuat melhat kegemasan New saat ini.

New dilempar Tay diatas kasur dan langsung merayap di badan New. semua sudut badan new telah di cicip Tay. lidah Tay dari leher kini ke puting New. ia gigit gemas dan jawil satunya. New tertawa dan mendesah bersamaan.

“Hahahaha Tay geli arghh yeah yeah disitu, ayo disedot lagi Tay... astaga bisa gila aku kalo ditinggal kamu nikah...” dark moan itu mampu menghentikan Tay sebentar.

“Persetan dengan pernikahan 1 bulan lagi. gue, Tay Tawan ga akan lepasin New Thitipoom. lo habis malam ini sama gue New. siap siap” setan dalam diri Tay keluar dan langsung memakan new kembali.

“Shit shit shit New lo enak banget, anjing fuck! damn it! gue masuk sekarang ya?”

New mengangkuk, mau menolak pun ia tak sanggup. Tay terlalu buas untuk ia lawan saat ini.

“*TAY ASTAGA, PELAN-PELAN ANJING...& akh sebentar, sebentar.... fyuh.” New menghela napas pelan dan menahan bahu Tay sebentar.

“Ok, masukin”

Tay tancap gas. awalnya pelan, namun Tay semakin mempercepat temponya!

“New please, jangan diketatin AKH BRENGSEK ENAKKK. akhh sh—hh ARGH!”

New sudah pasrah dan merem melek sedari tadi hanya mendesah tak karuan.

“Akh Te shit! shh ahhh damn damn it! LEBIH CEPAT SAYANG ha hh enak.. shh akhhh ARGH YEAH DISITU” Tay makin memperdalam dan Tay merasakan ia akan keluar. lebih cepat dan akhirnya keluar semuanya.

New capek dan terlihat lemas. pelepasannya bersamaan dengan pelepasan Tay, sungguh luar biasa. Tay ambruk di sebelah New.

Mereka berpelukan sebentar dan tertidur dengan nyaman.


Esok harinya, 08.00 AM.

Mereka sarapan bersama dengan sebuah nasi goreng dan susu hangat. sederhana, namun berarti. jadwal mereka hari ini kosong. ia New adalah aktor dan Tay adalah pemilik perusahaan maskapai komersial.

Setelah sarapan, mereka menonto berita pagi hari ini. disofa berdua. dengan Tay menyandarkan kepalanya di paha New. dan New mengusap kepala lembut Tay serta tangan satunya memegang cemilan buah strawberry kesukaannya.

“New, gue sayang lo. gue udah pikirin ini baik-baik. gue mau lo. gue ga mau nikah sama Mild. Mild juga sudah punya pacar. New menikahlah dengan ku.... New Thitipoom, I love you.” Tay yang tiba-tba duduk dengan mengucapkan kata sakral itu membuat New terdiam.

“Te.... lo serius? perusahaan lo gimana? Tay pikirkan baik-baik Tay. gue ga apa-apa kalo lo nikah dengan Mild. Mild baik Tay.” New mengengam tangan Tay.

“Ga apa-apa, New. gue yakin gue bisa kontrol perusahaan gue. menurut lo gimana? karir lo gimana sebagai aktor? bisa lo kontrol ga?” Tay berharap-harap cemas respon dari New.

New terharu dan mengangguk sebagai balasan. mereka spontan berdiri dan Tay mengendong koala New girang. ia senang. ia bahagia dengan pilihannya sekarang, yaitu New Thitipoom. akhirnya rasa gunda rasa ketidakyakinannnya sirna.

I love you. Mr Vihokratana”

Too. Mr Techaapaikhun soon to be vhokratana. gue sayang lo New. hiduplah menua dengan gue selamanya.”

Tay mencium koala didepannya dengan gemas dan New menerimanya dengan senang hati.

^happy ending^ HEHE