Senyum itu menabur jutaan keindahan.

Pipi itu menyembul dengan lucunya tatkala ia tersenyum. Sangat manis. Teramat manis.

Dia, Newwiee ku. Ah tidak, itu hanya angan ku saja. Tapi, semoga saja angan ku suatu saat nanti bisa menjadi nyata.

Sudah 2 tahun, aku Tay Tawan menggaguminya. Aku tidak berani mendekati si cantik dan pemilik senyum manis itu. Raga ku terpatri melihatnya dari kejauhan, jiwa ku seakan terdiam menghadapi jutaan pesonanya.

Newwiee suka manis, dan aku setiap hari memberinya berbagai kudapan lezat, lalu kutaruh di lokernya yang bergambar Marvel itu. Dia suka Iron Man ternyata.

Jika kalian kira aku pengagum rahasia? Tentu salah. Aku bahkan tak berani menaruh tanda kehadiranku saat Newwiee membuka loker itu.

“Hai, boleh aku duduk disini?” Kalimat itu adalah kalimat pertama yang ia ucapkan padaku. Setelah 2 tahun aku mengaguminya.

Iya. Pada ku yang terkenal seantero sekolah kalo aku, pria aneh dan culun.

“Ka Tawan kan? Aku Newwiee ka.”

Bagaimana dia bisa mengenal ku?

Aku bukanlah Jof dan Rey yang terkenal di sekolah ini? Aku hanya pria culun yang tak pandai bergaul.

“Ka.. kenapa melamun? Ada yang salah di wajah ku?”

Seperti sihir, aku terdiam dan tak berkedip. Mata itu indah sekali, menyiratkan beribu bahkan berjuta refleksi keindahan semesta.

“Iya. Salam kenal Newwiee.”

Sial. Aku bahkan tak berani menatapnya.

“Terimakasih ka berbagai makanan lezatnya. Aku suka.”

Tuhan, dia tau aku. Dia tau aku sering menaruh berbagai makanan di lokernya. Newwiee ku tau aku. Haruskah ku lanjutkan kisah sederhana ini? Tapi aku takut membuatnya tak nyaman.


EPILOG

New melihat dengan jelas seorang pria tidak terlalu tinggi sering menaruh makanan di lokernya. Selama dua tahun ini dia tau. Jika pria itu Tay Tawan. Kakak tingkatnya. Tidak bisa di bilang kakak juga sih, karena New masuk kecepatan dan juga hal itu membuat Newwiee sekelas dengan Tay.

“Dari siapa New? Minta dong kek enak nih.”

New hanya senyum dan menepis semua tangan nakal yang mau menjarah makanannya.

“Dari calon pacar. Jangan sentuh makanan gue.”

“Siapa? Siapa? Ih penasaran.”

1 tahun telah berlalu, kini baik New dan Tay naik kelas. Kelas 3 SMA.

“Dari calon pacar?” Gun bertanya.

“Iya.”

Hari berikutnya

“Busett enak bener jadi lo ya, tiap hari di kasih gituan terus.”

“Calon pacar gue gemes kan ya? Ih ada strawberry nya lagi.”

Hari hari selanjutnya

“Kapan jadian New? Siapa sih orangnya?” Kali ini Gun mendesak. Karena sudah 2 tahun, tapi kata 'calon' itu masih belum hilang.

“Orangnya lagi malu nemui gue Gun haha.”

“Siapa? Lo tau?”

“Ketua kelas kita ; Tay Tawan.”

“DEMI APA ANJING?! YANG BENER LO.”

Sewaktu berjalan kearah kantin, New melihat Tay.

“Eh udah yaa, mau nyamperin calon pacar dulu.”

Jof dan Gun di buat melongo. Mereka kira si culun itu tak bisa jatuh cinta, tapi ternyata jatuh terlalu dalam.