Allah Is Awesome

Menulislah agar kau ingat apa yang telah kau lalui hingga hari ini

Ceritanya, kemarin saya ada keperluan untuk mengurus paspor. Sudah beberapa hari saya habiskan untuk mempersiapkan segala kelengkapannya. Dan, menjelang hari H ternyata ada satu dokumen yang belum saya siapkan, surat pengantar dari perusahaan.

Bukan saya tidak tahu kalau dokumen itu perlu, melainkan lebih karena saya tidak menganggapnya penting.

Kenapa? Karena saya mendapat masukan kalau dokumen itu nggak diperlukan dari seorang kawan yang pernah mengurus paspor. Dan, lebih parahnya lagi...betul memang teman saya mengatakan kalau dokumen itu tidak diperlukan, tapi sebagai gantinya bawalah ID card.

Nah, bagian ID card ini yang saya nggak baca dengan teliti.

Alhasil, saya benar-benar tidak mempersiapkan dokumen ini. Baik surat keterangan bekerja maupun ID card.

Di sini saya masih saja mencoba mencari pembenaran bahwa dari pengalaman blogger lain, mereka tidak memerlukan dokumen ini.

Cemas dan khawatir plus nggak ada yang bisa saya lakukan karena 'baru nyadar' malam hari sebelum mengurus paspor. Saya memutuskan menyerahkan segalanya kepada-Nya yang Maha Kuasa.

Doa saya hanya satu, saya berharap proses pengurusan paspor ini bisa berjalan lancar walaupun ada kekurangan satu dokumen tersebut.

Jawaban Dari Doa

Allah punya cara-Nya sendiri dalam mengabulkan doa hamba-Nya.

Jujur, ketika saya berdoa agar proses pengurusan paspor berjalan lancar. Skenario bayangan saya adalah petugas imigrasi tidak akan menanyakan dokumen itu.

Namun, Allah punya cara yang lebih baik.

Lepas santap sahur bersama istri saya, istri saya yang sangat well organized mengajak saya untuk memeriksa ulang kelengkapan dokumen dan persiapan lainnya.

Dan di sinilah akhirnya 'ketahuan' kalau saya belum punya surat keterangan bekerja.

Saya berdalih kalau di aplikasi resmi badan imigrasi tidak mencantumkan perlunya dokumen itu. Namun, pertanyaannya, “Kalau ditanya gimana? Apa back up plan-nya?”

Pakai ID card.

Cilakanya, ID card saya tinggal di kantor. Alasannya biar nggak hilang.

Praktis rencana pun berubah.

Saya harus berangkat lebih pagi, berhenti di kantor dulu untuk mengambil ID card saya.

ID Card bukan satu-satunya

Selain ID card, dari proses pemeriksaan itu ternyata ada dokumen lain yang belum saya lengkapi.

Minor sih, hanya copy beberapa dokumen. Tapi tetap saja, artinya belum siap tuh.

Dibantu istri saya, kami pun mempersiapkan ulang semua kelengkapan dokumen yang diperlukan. Kami tata dengan sedemikian rupa untuk kemudahan ketika diminta petugas imigrasi.

Proses pun berjalan lancar

Alhamdulillah, proses pengurusan paspor pun berjalan dengan lancar. Semua dokumen yang diminta saya bisa tunjukkan dan proses wawancara dan foto pun sukses kami lalui.

Dalam hati saya berbisik Allah is absolutely awesome.

Kalau bukan karena-Nya, mungkin nggak tahu deh gimana jadinya proses pengurusan paspor saya. Terlebih, kalau skenario yang saya minta dikabulkan, mungkin saya juga nggak akan belajar bahwa persiapan itu penting.

Apalagi ketika saya harus absen kerja untuk pengurusan paspor ini. Kalau sampai prosesnya berulang artinya saya harus absen lagi dong. Terus kerjaan saya gimana.

Semoga pengalaman ini membuat saya benar-benar memperhatikan detil dari setiap rencana yang saya buat.

Pelajaran penting dalam membuat sebuah rencana adalah :

Expecting the best, prepare for the worst

Kalau membuat persiapan tanpa memikirkan skenario terburuk dan bagaimana langkah antisipatifnya, maka rencana itu belumlah matang.

Keep improving ya.