Unexpected

Aubree menekan tombol bel beberapa kali namun tetap tidak ada respons. Sepertinya memang dia sedang bermain guitar di kamarnya. Gadis itu membuka pintu pelan-pelan, setelah itu tidak lupa ditutup kembali. Aubree berjalan dengan langkah yang hati-hati, takut.

Sepertinya belum banyak barang yang ditata, masih terbungkus rapi didalam kardus. Setelah menaiki anak tangga, Aubree melihat ada dua ruangan dilantai atas.

Mendengar suara guitar, dia rasa kamarnya ada dipojok ruangan. Aubree mendekat, mengetuk pintu.

“Permisi, gue tetangga sebelah, mau ngasih bingkisan. Kata bapak lo suruh langsung masuk,” jelasnya.

Suara gitarnya terdengar berhenti, sepertinya dia mendekati pintu. Aubree menunggu sembari melihat video-video tiktok yang sedang viral.

Dia membuka pintu, “Ada apa?”

“Nih, bingkisan dari emak gue.” jawabnya dengan mata yang tetap fokus pada ponselnya.

Aubree hendak menoleh, tapi dia dibuat tertawa dengan boxer minions yang dia pakai.

“HAHAHA, lo udah gede kok masih pake boxer kartun sih.” gelak tawa Aubree memenuhi sudut ruangan yang sepi.

Dia hanya diam. Memandang Aubree yang tengah tertawa.

“Aneh,” batinnya.

Aubree berhenti tertawa lalu beralih melihat wajahnya, jujur, dia sangat penasaran.

“LOH?” ucap mereka bersamaan.

Keduanya sama-sama terkejut, tidak menyangka akan bertemu lagi di situasi yang memalukan seperti ini. Aubree dengan celana pendeknya, dan dia dengan boxer kartunnya.

“Lo ngapain disini?” tanya Kael dengan wajahnya yang super serius.

Yap, dia Kael! Laki-laki yang membuat Aubree dihukum tadi pagi. Siapa yang menyangka mereka akan tinggal bersebelahan, dan yang lebih mengejutkan adalah fakta bahwa Kael masih mengenakan boxer kartun, lucu bukan?

“Gue mau ngasih bingkisan buat keluarga lo, Kael.” jawab Aubree sedikit awkward.

“Makasih,” Kael mengambil paper bag dari tangan Aubree kemudian kembali menutup pintu, malu.

Gadis cantik itu terlihat shock, antara percaya dan tidak percaya. Sepertinya tidak mungkin orang dengan kepribadian seperti Kael ternyata berbeda 180° ketika di rumah.

“Kael, tunggu dulu.” Aubree membuka pintu kamarnya dan langsung menyelonong masuk.

Dia meneliti seluruh badannya, siapa tahu dia bukan Kael yang ia kenal.

Kael menutupi matanya, merasa tidak nyaman.

“Eh, kenapa?” bingung Aubree.

“Lo ngga sopan,” jawabnya singkat.

Aubree melepas tangan Kael, “Ini beneran lo? Atau hantu?”

“Iya gue hantu.”

Plaakk!

Aubree menampar pipi Kael dengan keras, spontan, lelaki itu meringis kesakitan.

“Beneran lo? Kok lo bisa kayak gini?” lagi-lagi Aubree dibuat heran.

“Diem. Banyak omong lo,”

“Gimana klo seisi sekolah tau kalo penampilan lo dirumah kayak gini? Seru ngga sih?” Dia membayang kan betapa memalukannya wajah Kael saat seluruh penjuru sekolah mengetahuinya.

Don't you dare, Aubree.” tegas Kael seraya menatapnya tajam, siap untuk menembak target.

“AAAAAA!” Aubree berteriak kencang lalu berlari keluar dari kamar Kael.

“Sial,” decak Kael.

To be Continued...