6 Alasan Mengapa Saya Beralih ke Menstrual Cup

Saya pertama kali tahu tentang menstrual cup atau cangkir menstruasi (?) saat melihat kampanye Loon Cup di Kickstarter. Kira-kira seperti inilah reaksi saya saat melihatnya,

Shocked What? Corong kaya gini dimasukin ke vagina? Masokis macam apa yang menemukan benda kaya gini?

Setelah membaca semua keterangan tentang Loon Cup di laman tersebut serta membaca laman Wikipedia tentang menstrual cup, saya baru tahu kalau ternyata menstrual cup terbuat dari silikon medical grade yang lentur, yang dapat dilipat sebelum dimasukkan ke vagina untuk menampung darah menstruasi.

Cara melipat _menstrual cup_ Cara melipat menstrual cup

Menstrual cup ternyata sudah ditemukan pada tahun 1930-an. Pada tahun 1932, menstrual cup yang berbentuk seperti corong dipatenkan dengan sebutan vaginal receptacle. Pada tahun 1970-an, Tassaway meluncurkan menstrual cup untuk pasar Amerika Serikat, sayangnya produk ini gagal di pasaran. Awalnya, menstrual cup dibuat dari latex dan baru pada tahun 2001 menstrual cup silikon pertama kali diperkenalkan oleh Mooncup.

Tassaway Iklan menstrual cup Tassaway

Alasan saya beralih ke menstrual cup

Menstruasi selalu menjadi momok mengerikan bagi saya; pangkal paha dan bokong saya lecet dan perih, kram perut, sakit pinggang, jerawat, emosi susah dikendalikan dan nafsu makan yang, hhh, udah kaya babi – apa saja dimakan. Di antara yang lain, lecet-lecet lah yang membuat saya hampir tidak fungsional lagi karena duduk pun jadi nggak enak :( Sampai pada cycle menstruasi saya yang lalu, saya akhirnya berpikir “Bodo amat lah, pokoknya aku mau pakai cup aja.”

1. Nyaman

Awalnya saya tidak percaya bahwa memakai menstrual cup akan terasa nyaman apalagi saat memakainya. Ternyata setelah membuktikannya sendiri, saya jadi tahu kalau memakai menstrual cup itu seperti enggak pakai apa-apa. Vulva juga enggak terasa lembab-lembab gimana gitu. Bahkan, kadang saya lupa kalau saya sedang mens.

2. Aman dan Tidak Menimbulkan Iritasi

Menstrual cup terbuat dari silikon medical grade dan tidak mengandung pemutih (klorin) yang pada jumlah tertentu, pada sebagian orang akan menimbulkan iritasi dan gatal-gatal. Selain itu, bagi pemilik kulit sensitif seperti saya, tidak akan lagi muncul lecet-lecet akibat gesekan pembalut.

3. Irit

Harga sebuah menstrual cup di Indonesia adalah Rp 75.000 – Rp. 800.000. Kok mahal? Eits, tunggu dulu, jika dirawat dengan benar, menstrual cup dapat bertahan selama 5-10 tahun.

4. Anti bocor (tembus)

Saat menstrual cup sudah dimasukkan ke vagina and sits safely up there, lipatan akan terbuka dan mulai menampung darah menstruasi. Menstrual cup juga tidak akan bergeser atau terlepas. Bahkan saya tetap bisa berolahraga HIIT tanpa khawatir tembus.

5. Tidak repot

Karena menstrual cup bisa menampung darah hingga 10-12 jam (untuk flow normal), berbeda dengan pembalut, saya tidak harus terlalu sering mengosongkannya. Saat mengosongkannya pun saya hanya perlu mengambilnya, membilas dengan air bersih atau wipes yang tidak mengandung alkohol dan pewangi atau mencucinya dengan sabun yang mild serta juga tidak mengandung alkohol dan pewangi.

6. Ramah lingkungan

Karena menstrual cup bisa digunakan kembali berkali-kali, bahkan untuk 5-10 tahun, saya tidak perlu membeli banyak pembalut atau tampon sekali pakai yang sampahnya susah banget untuk diurai oleh alam.

“Saya juga mau dong beralih ke menstrual cup

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum kamu membeli menstrual cup.

1. Ukuran

Biasanya, ukuran menstrual cup ada 2, yaitu S dan L. Beberapa merk menyarankan memilih ukuran berdasarkan umur dan apakah pernah melahirkan per vaginam atau secara cesar. Ada juga merk yang bilang bahwa kedua hal tersebut tidak penting karena kekuatan otot pelvis tiap wanita berbeda. Untuk saya pribadi, saya memilih dengan mengisi kuis ini.

2. Harga

Karena harganya juga tidak murah, sebaiknya sesuaikan dengan budget kamu. Akan tetapi, tetap pilih dengan bijak karena cup ini akan kamu gunakan di genitalia kamu. Jika kamu kerasa menstrual cup branded seperti Ruby cup, Lena cup, Yuuki, Moon cup, Diva cup, dll harganya terlalu mahal setelah masuk ke Indonesia, kamu bisa membelinya melalui jasa titip di situs seperti Airfrov.

3. Untuk kamu yang menggunakan IUD

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter obsgyn dulu. Pastikan letak IUD kamu tidak bermasalah dan pastikan benang IUD kamu tidak terlalu panjang. Walaupun sangat jarang terjadi, saya pernah baca di forum online, ada wanita yang IUD-nya ikut terlepas saat dia melepaskan menstrual cup-nya.

:: end ::